Sunday, August 19, 2018

Pseudomonas flourescens Dalam Dunia Pertanian







Jual Culture Pseudomonas flourescens
087875885444



Pseudomonas flourescens adalah mikroba dari gologan bakteri yang merupakan salah satu genus dari Famili Pseudomonadaceae. Pseudomonas flourescens yang memiliki karakteristik aerob (memanfaatkan oksigen sebagai penerima electron), namun sebagian spesies bersifat anaerobic yaitu menggunakan nitrat sebagai alternative penerima electron dalam respirasi. Bakteri ini berbentuk batang lurus atau lengkung, ukuran tiap sel bakteri 0,5 x 1-4μm. Ciri-cirinya yaitu menghasilkan pigmen fluorescent yang larut dalam air, yaitu pigmen hijau kuning disebut pyocyanin dan pyoverdin yang menyebar ke media dan fluorescent di bawah sinar ultraviolet.
Pyocyanin sadalah phenazine berwarna biru (Nonphotosynthetic Protobacteria). P. Fluorescens mengeluarkan pigmen hijau, merah hijau, merah jambu, dan kuning terutama pada medium yang kekurangan unsure besi. P. Fluorescens membentuk pigmen berpendar yang dikenal dengan nama fluorescein. Akan tetapi, sekarang lebih banyak digunakan istilah pyoverdin untuk menghilangkan kebingungan dengan fluorescein yang disintesisse cara kimia, yakni resorcinolphthalein. Pyoverdin terdiri atas peptide 5-8 asam amino dan kromofor turunan kuinolin yang memiliki berat molekul sekitar 1.000. Pyoverdin mempunyai kemampuan sebagai senyawa pengikat besi dan pengangkut besi. Termasuk ke dalam bakteri yang dapat ditemukan dimana saja (ubiquitous), seringkali ditemukan pada bagian tanaman (permukaan daun dan akar) dan sisa tanaman yang membusuk, tanah dan air. Dengan kemampuan untuk melindungi akar dari infeksipatogen tanah dengan cara mengkolonisasi permukaan akar, menghasilkan senyawa kimia seperti anti jamur dan antibiotic serta kompetisi dalam penyerapankation Fe.
Bakteri ini juga menghasilkan fitohormon dalam jumlah yang besar khususnya IAA untuk merangsang pertumbuhan dan pemanjangan batang pada tanaman. Adapun mekanisme pelarutan fosfat oleh bakteri pelarut fosfat diawali dari sekresi asam-asam organic diantaranya asam formiat, asetat, propionat, laktat, glikolat, glioksilat, fumarat, tartat, ketobutirat, suksinat dan sitrat, dengan meningkatnya asam-asam organic tersebut akan diikuti dengan penurunan nilai pH sehingga mengakibatkan terjadinya pelarutan P yang terikat oleh Ca. Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa Pseudomonas flourescens dapat mengendalikan : penyakit layu fusarium pada tanaman pisang, penyakit virus kuning pada tanaman cabai penyakit layu bakteri (Ralstonia solanacearum) pada tanaman kacang tanah. Istilah rizosfer pertama sekali diperkenalkan oleh Hiltner pada tahun 1904, yang didefenisikan tanah yang mengelilingi akar yang dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme.
Karena Pseudomonas flourescens yang hidupdi daerah perakaran tanaman dapat berperan sebagai jasad renik pelarut fosfat, mengikat nitrogen dan menghasilkan zat pengatur tumbuh bagi tanaman sehingga dengan kemampuan tersebut Pseudomonas flourescens dapat dimanfaatkan sebagai pupuk biologis yang dapat menyediakan hara untuk pertumbuhan tanaman.
DaftarPustaka
Rao NSS. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman. Jakarta: UI-Press. 1994
ArdianaKartika B.2012.  Teknik Eksplorasidan Pengembangan Bakteri Pseudomonas
flourescens. www.laboratoriumphpbanyumas.com/isiwebsite/AGENSIA HAYATI/eksplorasi Pseudomonas Flourescens.pdf. diakestanggal 26 Desember 2013 pukul 21.00
Supriadi., 2006. Analisis Resiko Agens Hayati Untuk Pengendalian Patogen Pada Tanaman. Dalam Jurnal Litbang Pertanian 25 (3), 2006.
Suryadi, Y., 2009. Efektifitas Pseudomonas flourescens Terhadap Layu Bakteri (Ralstonia solanacearum) Pada Tanaman Kacang Tanah. DalamJurnal HPT Tropika.ISSN 1411-7525. Vol. 9 No. 2 ; 174 – 180, September ,2009.

No comments:

Post a Comment