Agrotekno Lab
087875885444
Jual Kapang Aspergillus oryzae, Rhyzopus oryzae
Kedelai
merupakan bahan pangan sumber protein nabati yang sangat baik. Dari susunan
asam amino pembentuk proteinnya, kedelai memiliki asam amino dengan mutu yang
mendekati protein hewan. Kandungan asam lemaknya didominasi oleh asam lemak
tidak jenuh yang baik untuk kesehatan. Karena itu, kandungan gizi produk
fermentasi olahan kedelai pun sangat baik. Bahkan, berkat proses fermentasi
yang terjadi, zat gizi kacang kedelai setelah menjadi tauco pun jadi lebih mudah
dicerna, sama seperti produk fermentasi lainnya.
Fermentasi
merupakan aktivitas mikroorganisme untuk memperoleh energi yang diperlukan
untuk proses metabolisme dan pertumbuhannya melalui pemecahan atau katabolisme
terhadap senyawa-senyawa organik secara anaerobik. Dari segi mikrobiologi
industri fermentasi yaitu proses untuk menghasilkan berbagai produk dengan
perantara mikroorganisme yang merupakan pendayagunaan sifat baik produk-produk
katabolisme atau anabolisme. Fermentasi bahan pangan adalah sebagai hasil kegiatan
beberapa jenis mikroorganisme diantara beribu-ribu jenis bakteri. Khamir dan
kapang yang telah di kenal.
Tauco
merupakan salah satu jenis produk fermentasi yang telah lama dikenal dan
disukai oleh sebagian masyarakat Indonesia. Tauco memiliki rasa dan aroma yang
khas maka tauco sering digunakan pula sebagai flavouring agent. Jenis tauco ada dua macam yaitu bentuk kering dan
bentuk basah, sedangkan dari rasanya dibedakan atas yang asin dan yang manis.
Perbedaannya terletak dari jumlah air dan banyaknya gula yang ditambahkan.
Bahan
baku yang umum digunakan untuk membuat tauco adalah kedelai hitam atau kedelai
kuning. Bahan tambahan untuk pembuatan tauco adalah berbagai jenis tepung
seperti tepung terigu, tapung beras atau tepung beras ketan. Pada prinsipnya
proses pembuatan tauco melalui dua tahapan fermentasi yaitu: fermentasi kapang
dan fermentasi garam. Secara tradisional, kedua tahapan fermentasi tersebut
dilakukan secara spontan dimana mikroba yang berperan selama fermentasi berasal
dari udara sekitarnya atau dari sisa-sisa spora kapang yang tertinggal pada
wadah bekas fermentasi sebelumnya. Tahapan-tahapan yang perlu dilakukan untuk
membuat tauco meliputi:
1.
Sortasi, pembersihan kedelai dari kotoran daun,
batang, batu, dll.
2.
Perendaman, kedelai dibersihkan dan dicuci
sampai bersih, kemudian direndam di dalam air bersih selama 12 jam.
3.
Pengupasan dan pembuangan kulit dengan mesin
atau dengan diremas-remas sambil disiram air mengalir.
4.
Perebusan hingga tanak.
5.
Penirisan, tiriskan hingga kedelai tampak kering
tidak basah.
6.
Penambahan tepung beras. Biji kedelai yang telah
ditiriskan, ditambah dengan tepung beras. Sebelumnya, tepung beras ini telah
disangrai. Tiap 10 kg kedelai ditambah dengan tepung beras sebanyak 2 kg, lalu
aduk hingga rata.
7.
Fermentasi kapang. Campuran kedelai dan tepung
beras ditaburi dengan ragi Aspergillus oryzae atau Rhyzopus oryzae dengan
takaran (10 gram ragi untuk tiap 5-10 kg kedelai), diaduk hingga tercampur
rata, dan selanjutnya dihamparkan diatas tampah atau nampan plastic setinggi
2-3 cm dan ditutup dengan daun pisang atau kertas yang bersih. Tampah
diletakkan di atas para-para yang terlindung dari serangga, panas dan hujan.
Fermentasi ini berlangsung selama 2-3 hari sampai terbentuk miselium berwarna
putih yang lebat pertumbuhan kapangnya.
8.
Penjemuran, tempe disuir-suir atau dilepaskan
butiran-butirannya, kemudian dijemur sampai kering.
9.
Penyiapan larutan garam 20%. Untuk membuat 10
liter larutan garam 20% dilakukan dengan cara berikut. Garam sebanyak 2 kg
dimasukkan ke dalam ember, kemudian ditambahkan air sedikit demi sedikit sambil
diaduk sampai volume larutan menjadi 10 liter.
10.
Fermentasi garam. Butiran tempe kering direndam
di dalam larutan garam. Tiap kg kedelai membutuhkan larutan garam sebanyak 1
liter . Perendaman di lakukan di dalam wadah perendam selama 2 minggu. Hasil
fermentasi disebut dengan tauco mentah.
11.
Penyiapan bumbu.
12.
Gula merah diiris-iris, kemudian dilarutkan
dengan air (tiap kg kedelai membutuhkan 250 gram gula merah, dan 25 ml air
untuk melarutkan gula tersebut).
13.
Jahe dan lengkuas dikupas kemudian dipukul-pukul
sampai memar (tiap kg kedelai membutuhkan jahe dan laos, masing-masing 20
gram), dan
14.
Jahe dan lengkuas dimasukkan ke dalam larutan
gula, kemudian dimasak sampai mendidih dan disaring dengan kain saring. Larutan
ini disebut larutan gula berbumbu, dan digunakan untuk membumbui tauco.
15.
Pembumbuan dan perebusan tauco. Tauco mentah
ditambah dengan larutan gula berbumbu. Kemudian tauco mentah dididihkan selama
3-4 jam sehingga cairan tauco mengental. Hasil perebusan ini disebut sebagai
tauco masak. Tauco masak dapat ditambah dengan monosodium glutamat sebanyak 1
gram untuk tiap kg tauco, agar memberikan rasa yang lebih sedap terhadap
masakan.
16.
Pengawetan. Tauco masak ditambah dengan bubuk
natrium benzoat agar dapat disimpan lama. Tiap kg tauco masak membutuhkan 1
gram natrium benzoat.
17.
Pengemasan. Tauco masak dikemas di dalam kantong
plastik dan mulut kantong diikat dengan gelang karet kuat-kuat.
Tujuan
dari perendaman kedelai pada tahap pertama adalah untuk memudahkan pengupasan
kulit kedelai, mengembangkan biji kedelai dan untuk membantu mempercepat
pengukusan atau perebusan. Perendaman kedelai biasanya dilakukan semalam atau
sekitar 20 sampai 22 jam. Berbeda dengan pembuatan tempe, pada pembuatan tauco
sering ditambahkan tepung misalnya tepung beras, tepung ketan, atau tepung
terigu. Adapun tujuan dari penambahan tepung ini adalah untuk ; merangsang
pertumbuhan kapang, menambah volume produk, menurunkan kadar air, sumber
lignin, glikosida, dan asam glutamat
Jenis
kapang yang digunakan dalam proses fermentasi adalah Aspergillus oryzae atau dari jenis Rhizopus oryzae
dan Rhizopus oligosporus. Diantara
kapang-kapang tersebut yang lebih sering digunakan dalam pembuatn tauco adalah
kapang Aspergillus oryzae. Penggunaan kapang yang berbeda akan berpengaruh pada
mutu dari tauco yang dihasilkan. Mikroba yang aktif dalam fermentasi garam
adalah Lactobacillus delbrueckii, Hansenula sp., dan Zygosaccharomyces yang
dapat tumbuh secara spontan.
Proses
fermentasi baik fermentasi kapang maupun fermentasi garam akan menyebabkan
perubahan-perubahan baik secara fisik maupun kimiawi karena aktivitas dari
mikroba tersebut. Selama fermentasi kapang, kapang yang berperan akan
memproduksi enzim seperti enzim amilase, enzim protease, dan enzim lipase.
Dengan adanya kapang tersebut maka akan terjadi pemecahan komponen-komponen
dari bahan tersebut.
Produksi
enzim dari kapang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah waktu
fermentasi atau waktu inkubasi. Bila waktunya terlalu lama maka akan terjadi
pembentukan spora kapang yang berlebihan dan ini akan menyebabkan terbentuknya
cita rasa yang tidak diinginkan. Selama proses fermentasi garam, enzim-enzim
hasil dari fermentasi kapang akan memecah komponen-komponen gizi dari kedelai
menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Protein kedelai akan diubah
menjadi asam amino, sedangkan karbohidrat akan diubah menjadi senyawa organik.
Senyawa-senyawa tersebut kemudian akan bereaksi dengan senyawa lainnya yang
merupakan hasil dari proses fermentasi asam laktat dan alkohol. Reaksi antara
asam-asam organik dan etanol (alkohol) lainnya akan menghasilkan ester-ester
yang merupakan senyawa pembentuk cita rasa dan aroma. Adanya reaksi antara asam
amino dengan gula akan menyebabkan terjadinya pencoklatan yang akan
mempengaruhi mutu produk secara keseluruhan.
No comments:
Post a Comment