Agrotekno Lab
Jual Aspergillus niger, Lactobacillus, dll
087875885444
Tingginya harga pakan ternak saat ini
menjadi sesuatu yang sangat meresahkan bagi para peternak unggas. Pakan merupakan
salah satu komponen biaya yang terbesar dalam budidaya hewan unggas hingga 70%.
Oleh karena itu para peternak perlu melakukan efesiensi biaya pakan agar mampu
bersaing dan menghasilkan laba yang optimal. Untuk menekan biaya pakan, kita
dapat menggunakan pakan alternatif yang relatif murah, cukup bergizi, tersedia
cukup banyak dan kontinu di sekitar lokasi kandang, sehingga dapat
menyubstitusi pakan konsentrat. Bahan pakan lokal sebagai sumber pakan
alternatif yang biasa digunakan antara lain; bahan nabati yaitu bahan pakan
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang umumnya mempunyai serat kasar tinggi seperti
dedak atau daun-daunan yang disukai hewan unggas seperti daun pepaya, bungkil
kelapa, bungkil sawit, bungkil kedele dan bahan pakan asal kacang-kacangan yang
kaya kandungan proteinnya. Untuk meningkatkan kandungan gizi pakan alternatif
tersebut dapat dilakukan fermentasi dengan menggunakan kapang Aspergillus niger. Berikut ini adalah
beberapa sumber pakan alternatif baik nabati maupun hewani yang dapat
diformulasikan dengan bahan lainnya:
a. Sumber Pakan Nabati
1. Dedak halus
Dedak
merupakan bahan yang diperoleh dari limbah penggilingan padi kemudian
dihaluskan yang sudah umum digunakan sebagai bahan campuran makanan unggas.
Dedak halus memiliki kandungan protein berkisar 10,1 % – 13,6 %, kandungan
lemaknya mencapai 13%, dan serat kasarnya kurang lebih 12%. Penggunaan dedak
halus dalam pakan ayam buras tidak dianjurkan melebihi 45%.
2. Jagung
Jagung
merupakan produk pertanian yang telah banyak dimanfaatkan, sebagai produk
pangan maupun pakan ternak. Di Indonesia produksi jagung terbilang tinggi
dengan varietas yang bermacam-macam. Budidaya jagung banyak tersebar di
berbagai kawasan dari Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah
dan Jawa Timur, Nusa Tenggara, Sulawesi Utara dan Selatan sampai Maluku. Jagung
merupakan sumber pakan ternak berprotein tinggi yang diformulasi dengan
bahan-bahan lain menjadi pakan konvensional berupa pellet, yang telah banyak
dipasarkan kepada peternak lokal maupun sebagai komoditas ekspor. Adanya pakan
yang murah, mudah pengolahannya dan bermutu (gizi) tinggi merupakan peluang
bagi para peternak ayam buras untuk melakukan efesiensi biaya pakan.
3. Bungkil Kelapa
Bungkil
kelapa dihasilkan dari limbah pembuatan minyak kelapa. Bungkil kelapa dapat
digunakan sebagai salah satu penyusun ransum pakan ternak karena memiliki
kandungan protein yang cukup tinggi mencapai 21,5 % dan energi metabolis 1540 -
1745 Kkal/Kg. Tetapi bungkil kelapa memiliki kandungan lemak yang cukup tinggi
mencapai 15%, sehingga mudah rusak terkontaminasi jamur dan tengik. Oleh karena
itu penggunaan bungkil kelapa dianjurkan tidak melebihi 20% sebagai penyusun
ransum. Bungkil kelapa memiliki warna coklat, coklat tua, dan coklat muda.
4. Singkong
Singkong
adalah tanaman tropis yang banyak tersebar di seluruh Indonesia. Produksi
singkong Indonesia adalah nomer tiga di dunia. Singkong telah banyak diolah
menjadi produk pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Singkong
memiliki kandungan karbohidrat yang cukup tinggi sehingga dapat dijadikan
sebagai bahan pakan alternative ayam buras yang dipelihara secara intensif.
Singkong dapat diberikan dalam bentuk mentah (segar) ataupun setelah melalui
pengolahan misalnya gaplek atau tepung singkong.
5. Bungkil kedelai.
Bungkil
kedelai dihasilkan dari limbah pembuatan minyak kedelai. Bungkil kedelai
memiliki kandungan protein kurang lebih 42,7% dan kandungan energi metabolisme
mencapai 2240 Kkal/Kg, kandungan serat kasarnya rendah kurang lebih 6%.
Penggunaan bungkil kedelai dalam ransum ayam dianjurkan tidak melebihi 40%.
Bungkil kedelai memiliki kandungan methionisne rendah, namun kekurangan
methionisme dapat dipenuhi dengan menggunakan tepung ikan atau methionisme
buatan pabrik. Kacang kedelai mentah tidak dianjurkan untuk dipergunakan
sebagai pakan ayam karena kacang kedelai mentah mengandung beberapa trypsin,
yang tidak tahan terhadap panas, karena itu sebaiknya kacang kedelai diolah
lebih dahulu.
b. Bahan Pakan Hewani.
Bahan
pakan hewani memiliki kandungan gizi yang tinggi terutama protein. Beberapa
bahan sumber pakan asal hewani yang biasanya digunakan sebagai penyusun ransum
antara lain adalah; bekicot, serangga, cacing, tepung ikan, tepung tulang,
tepung udang dan tepung kerang. Saat ini, banyak dibudidayakan sebagai bahan
pakan alternatif yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan protein pada
ransum ayam.
1. Tepung Ikan.
Tepung
ikan merupakan bahan pakan yang memiliki sumber protein tinggi. Tepung ikan
umumnya berasal dari sisa-sisa pengolahan ikan yang tidak terpakai. Kandungan
gizi tepung ikan berbeda-beda, sesuai dengan jenis ikannya. Tepung ikan yang berasal
dari sisa industri ikan kalengan atau limbah tangkapan nelayan yang dijemur
dengan panas matahari mempunyai kandungan protein kasar berkisar 50 -55%.
Selain sebagai sumber protein dengan asam amino yang baik, tepung ikan juga
merupakan sumber mineral dan vitamin. Harganya yang cukup mahal, maka
penggunaan tepung ikan sebaiknya tidak lebih dari 10 %, hal ini dimaksudkan
agar lebih efesien.
2. Tepung Udang
Tepung
udang merupakan bahan pakan alternatif yang memiliki kandungan protein cukup
tinggi yaitu berkisar 43 – 47%. Umumnya, tepung udang berasal dari limbah
industri udang, dan kualitas gizinya tergantung dari bagian yang tergiling.
Apabila bagian kepala dan kaki ikut tergiling tentu kualitasnya lebih baik
daripada hanya kulit udangnya saja.
3. Tepung Tulang
Tepung
tulang digunakan sebagai sumber mineral. Tepung tulang umumnya mengandung
Calcium antara 24 - 25% dan Phospor antara 12-15%. Karena sifatnya sebagai
pelengkap, pemakaian tepung tulang hanya sedikit.
4. Tepung Kerang
Tepung
kerang merupakan sumber Calcium dengan kandungan Calcium-nya mencapai hampir
36%. Peternak dapat memanfaatkan tepung kerang ini sebagai alternative sumber
Calcium untuk ransum, jika ketersediaannya melimpah dan murah.
5. Bekicot
Bekicot
merupakan bahan pakan hewani yang mudah diperoleh di sekitar kita dan mudah
membudidayakannya. Daging bekicot dapat diberikan sebagai pakan ayam, baik
dalam bentuk basah segar, kering, atau dalam bentuk tepung. Bekicot memiliki
kandungan protein dalam bentuk basah (segar) 54,30%, dalam bentuk kering 64,13
%, dalam bentuk tepung 24,80%. Untuk mengolah bekicot menjadi pakan ayam yaitu
dengan merendam daging bekicot dalam larutan air dengan perbandingan 1 liter
air 75 gr garam dapur selama 15 menit. Kemudian daging bekicot dicuci kemudian
masukkan ke dalam air mendidih selama 20 menit sampai masak. Penggunaan daging
bekicot sebagai pakan ayam dianjurkan tidak melebihi 10%. Selain dagingnya,
cangkang bekicot juga dapat digunakan sebagai pengganti tepung kapur.
No comments:
Post a Comment