Agrotekno Sarana Industri
087875885444
Jual Aneka Kemasan Botol
Salah satu aspek yang
sangat penting dalam dunia industri adalah kemasan. Kemasan memiliki peran yang
sangat besar dalam pengembangan aneka produk baik produk pangan atau
non-pangan. Pengemasan telah berkembang dengan pesat menjadi bidang ilmu dan
teknologi yang sangat dibutuhkan oleh kalangan industri. Ruang lingkup bidang
pengemasan saat ini juga sudah semakin luas, dari mulai bahan yang sangat
bervariasi hingga model atau bentuk dan teknologi pengemasan yang semakin
canggih dan menarik. Bahan kemasan yang digunakan bervariasi dari bahan kertas,
plastik, gelas, logam, fiber hingga bahan-bahan yang dilaminasi. Namun demikian
pemakaian bahan-bahan seperti papan kayu, karung goni, kain, kulit kayu ,
daun-daunan dan pelepah dan bahkan sampai barang-barang bekas seperti koran dan
plastik bekas yang tidak etis dan hiegenis juga digunakan sebagai bahan
pengemas produk pangan.
Bentuk dan teknologi
kemasan juga bervariasi dari kemasan botol, kaleng, tetrapak,corrugated box,
kemasan vakum, kemasan aseptik, kaleng bertekanan, kemasan tabung hingga
kemasan aktif dan pintar (active and intelligent packaging) yang dapat
menyesuaikan kondisi lingkungan di dalam kemasan dengan kebutuhan produk yang
dikemas. Minuman teh dalam kantong plastik, nasi bungkus dalam daun pisang,
sekarang juga sudah berkembang menjadi kotak-kotak katering sampai minuman
anggur dalam botol dan kemasan yang cantik berpita merah. Susunan konstruksi
kemasan juga semakin kompleks dari tingkat primer, sekunder, tertier sampai
konstruksi yang tidak dapat lagi dipisahkan antara fungsinya sebagai pengemas
atau sebagai unit penyimpanan, misalnya pada peti kemas yang dilengkapi dengan
pendingin (refrigerated container) berisi udang beku untuk ekspor.
Industri bahan kemasan
di Indonesia juga sudah semakin banyak, seperti industri penghasil kemasan karton,
kemasan gelas, kemasan plastik, kemasan laminasi yang produknya sudah mengisi
kebutuhan masyarakat dan dunia industri. Di samping itu hingga saat ini di
pedesaan masih banyak dijumpai masyarakat yang hidup dari bahan pengemas
tradisional, seperti penjual daun pembungkus (daun pisang, daun jati, daun waru
dan sebagainya), atau untuk tingkat industri rumah tangga terdapat pengrajin
industri keranjang besek, kotak kayu, anyaman serat, wadah dari tembikar dan
lain-lain.
Industri kemasan di
negara-negara maju telah lama berkembang menjadi perusahaan-perusahaan besar
yang bergerak dalam usaha produksi bahan atau produk pengemas seperti kaleng (American
Can Co), karton (Pulp and Paper Co), plastik (Clearpack),
botol plastik PET (Krones), kemasan kotak laminasi (Tetrapak,
Combibloc), gelas, kertas lapis, kertas alumunium dan lain-lain yang
produknya diekspor ke berbagai belahan dunia. Industri lain yang berkaitan
dengan pengemasan adalah industri penutup kemasan seperti penutup botol (Bericap),
industri sealer meachine dan industri pembuat label dan kode
pada kemasan.
B. FUNGSI DAN PERANAN KEMASAN
Fungsi paling mendasar
dari kemasan adalah untuk mewadahi dan melindungi produk dari
kerusakan-kerusakan, sehingga lebih mudah disimpan, diangkut dan dipasarkan. Secara
umum fungsi pengemasan pada bahan pangan adalah :
- Mewadahi produk selama distribusi dari produsen hingga kekonsumen, agar produk tidak tercecer, terutama untuk cairan, pasta atau butiran
- Melindungi dan mengawetkan produk, seperti melindungi dari sinar ultraviolet, panas, kelembaban udara, oksigen, benturan, kontaminasi dari kotoran dan mikroba yang dapat merusak dan menurunkan mutu produk.
- Sebagai identitas produk, dalam hal ini kemasan dapat digunakan sebagai alat komunikasi dan informasi kepada konsumen melalui label yang terdapat pada kemasan.
- Meningkatkan efisiensi, misalnya : memudahkan penghitungan (satu kemasan berisi 10, 1 lusin, 1 gross dan sebagainya), memudahkan pengiriman dan penyimpanan. Hal ini penting dalam dunia perdagangan
- Melindungi pengaruh buruk dari luar, Melindungi pengaruh buruk dari produk di dalamnya, misalnya jika produk yang dikemas berupa produk yang berbau tajam, atau produk berbahaya seperti air keras, gas beracun dan produk yang dapat menularkan warna, maka dengan mengemas produk ini dapat melindungi produk-produk lain di sekitarnya.
- Memperluas pemakaian dan pemasaran produk, misalnya penjualan kecap dan syrup mengalami peningkatan sebagai akibat dari penggunaan kemasan botol plastik.
- Menambah daya tarik calon pembeli
- Sarana informasi dan iklan
- Memberi kenyamanan bagi pemakai.
C. KLASIFIKASI KEMASAN
Kemasan dapat diklasifikasikan berdasarkan
beberapa cara yaitu :
C.1. Klasifikasi kemasan berdasarkan frekwensi
pemakaian :
a)
Kemasan sekali pakai (disposable) , yaitu kemasan yang
langsung dibuang setelah dipakai. Contoh bungkus plastik untuk es, permen,
bungkus dari daun-daunan, karton dus minuman sari buah, kaleng hermetis.
b)
Kemasan yang dapat dipakai berulangkali (multitrip),
contoh : botol minuman, botol kecap, botol sirup. Penggunaan kemasan secara
berulang berhubungan dengan tingkat kontaminasi, sehingga kebersihannya harus
diperhatikan.
c)
Kemasan atau wadah yang tidak dibuang atau dikembalikan oleh
konsumen (semi disposable), tapi digunakan untuk kepentingan lain oleh
konsumen, misalnya botol untuk tempat air minum dirumah, kaleng susu untuk
tempat gula, kaleng biskuit untuk tempat kerupuk, wadah jam untuk merica dan
lainlain. Penggunaan kemasan untuk kepentingan lain ini berhubungan dengan
tingkat toksikasi.
C.2. Klasifikasi kemasan berdasarkan struktur
sistem kemas (kontak produk dengan
kemasan) :
a)
Kemasan primer, yaitu kemasan yang langsung mewadahi atau
membungkus bahan pangan. Misalnya kaleng susu, botol minuman, bungkus tempe.
b)
Kemasan sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi
kelompok-kelompok kemasan lain. Misalnya kotak karton untuk wadah susu dalam
kaleng, kotak kayu untuk buah yang dibungkus, keranjang tempe dan sebagainya.
c)
Kemasar tersier, kuartener yaitu kemasan untuk mengemas setelah
kemasan primer, sekunder atau tersier. Kemasan ini digunakan untuk pelindung
selama pengangkutan. Misalnya jeruk yang sudah dibungkus, dimasukkan ke dalam
kardus kemudian dimasukkan ke dalam kotak dan setelah itu ke dalam peti kemas.
C.3. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat
kekauan bahan kemasan :
a) Kemasan fleksibel
yaitu bahan kemasan yang mudah dilenturkan tanpa adanya retak atau patah.
Misalnya plastik, kertas dan foil.
b) Kemasan kaku yaitu
bahan kemas yang bersifat keras, kaku, tidak tahan lenturan, patah bila
dibengkokkan relatif lebih tebal dari kemasan fleksibel. Misalnya kayu, gelas
dan logam.
c) Kemasan semi kaku/semi
fleksibel yaitu bahan kemas yan memiliki sifat-sifat antara kemasan fleksibel
dan kemasan kaku. Misalnya botol plastik (susu, kecap, saus), dan wadah bahan
yang berbentuk pasta.
C. 4. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat
perlindungan terhadap lingkungan :
a) Kemasan hermetis
(tahan uap dan gas) yaitu kemasan yang secara sempurna tidak dapat dilalui oleh
gas, udara atau uap air sehingga selama masih hermetis wadah ini tidak dapat
dilalui oleh bakteri, kapang, ragi dan debu. Misalnya kaleng, botol gelas yang
ditutup secara hermetis. Kemasan hermetis dapat juga memberikan bau dari wadah
itu sendiri, misalnya kaleng yang tidak berenamel.
b) Kemasan tahan cahaya
yaitu wadah yang tidak bersifat transparan, misalnya kemasan logam, kertas dan
foil. Kemasan ini cocok untuk bahan pangan yang mengandung lemak dan vitamin
yang tinggi, serta makanan hasil fermentasi, karena cahaya dapat mengaktifkan
reaksi kimia dan aktivitas enzim.
c) Kemasan tahan suhu
tinggi, yaitu kemasan untuk bahan yang memerlukan proses pemanasan,
pasteurisasi dan sterilisasi. Umumnya terbuat dari logam dan gelas.
C. 5. Klasifikasi kemasan berdasarkan tingkat
kesiapan pakai (perakitan) :
a. Wadah siap pakai yaitu
bahan kemasan yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna. Contoh :
botol, wadah kaleng dan sebagainya.
b. Wadah siap dirakit /
wadah lipatan yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum
diisi. Misalnya kaleng dalam bentuk lembaran (flat) dan silinder fleksibel,
wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik. Keuntungan penggunaan wadah
siap dirakit ini adalah penghematan ruang dan kebebasan dalam menentukan
ukuran.
D. JENIS-JENIS KEMASAN UNTUK BAHAN PANGAN
Berdasarkan bahan
dasar pembuatannya maka jenis kemasan pangan yang tersedia saat ini adalah
kemasan kertas, gelas, kaleng/logam, plastik dan kemasan komposit atau kemasan
yang merupakan gabungan dari beberapa jenis bahan kemasan, misalnya gabungan
antara kertas dan plastik atau plastik, kertas dan logam. Masing-masing jenis
bahan kemasan ini mempunyai karakteristik tersendiri, dan ini menjadi dasar
untuk pemilihan jenis kemasan yang sesuai untuk produk pangan. Karakteristik
dari berbagai jenis bahan kemasan adalah sebagai berikut :
1. Kemasan Kertas
- tidak
mudah robek
- tidak
dapat untuk produk cair
- tidak
dapat dipanaskan
- fleksibel
2. Kemasan Gelas
- berat
- mudah
pecah
- mahal
- non
biodegradable
- dapat
dipanaskan
- transparan/translusid
- bentuk
tetap (rigid)
- proses
massal (padat/cair)
- dapat
didaur ulang
3. Kemasan logam
(kaleng)
- bentuk
tetap
- ringan
- dapat
dipanaskan
- proses
massal (bahan padat atau cair)
- tidak
transparan
- dapat
bermigrasi ke dalam makanan yang dikemas
- non
biodegradable
- tidak
dapat didaur ulang
4. Kemasan plastik
- bentuk
fleksibel
- transparan
- mudah
pecah
- non
biodegradable
- ada
yang tahan panas
- monomernya
dapat mengkontaminasi produk
5.
Komposit (kertas/plastik)
- lebih
kuat
- tidak
transparan
- proses
massal
- pengisian
aseptis
- khusus
cairan
- non
biodegradable
Selain jenis-jenis
kemasan di atas saat ini juga dikenal kemasan edible dan kemasan biodegradable.
Kemasan edible adalah kemasan yang dapat dimakan karena terbuat dari
bahan-bahan yang dapat dimakan seperti pati, protein atau lemak, sedangkan
kemasan biodegradable adalah kemasan yang jika dibuang dapat didegradasi
melalui proses fotokimia atau dengan menggunakan mikroba penghancur. Saat ini
penggunaan plastik sebagai bahan pengemas menghadapi berbagai persoalan
lingkungan, yaitu tidak dapat didaur ulang dan tidak dapat diuraikan secara
alami oleh mikroba di dalam tanah, sehingga terjadi penumpukan sampah palstik
yang menyebabkan pencemaran dan kerusakan bagi lingkungan. Kelemahan lain adalah
bahan utama pembuat plastik yang berasal dari minyak bumi, yang keberadaannya
semakin menipis dan tidak dapat diperbaharui. Seiring dengan kesadaran manusia
akan persoalan ini, maka penelitian bahan kemasan diarahkan pada bahan-bahan
organik, yang dapat dihancurkan secara alami dan mudah diperoleh. Kemasan ini
disebut dengan kemasan masa depan (future packaging). Sifat-sifat
kemasan masa depan diharapkan mempunyai bentuk yang fleksibel namun kuat,
transparan, tidak berbau, tidak mengkontaminasi bahan yang dikemas dan tidak
beracun, tahan panas, biodegradable dan berasal dari
bahan-bahan yang terbarukan. Bahan-bahan ini berupa bahan-bahan hasil pertanian
seperti karbohidrat, protein dan lemak.
Pemilihan jenis
kemasan yang sesuai untuk bahan pangan, harus mempertimbangkan syarat-syarat
kemasan yang baik untuk produk tersebut, juga karakteristik produk yang akan
dikemas. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu kemasan agar dapat
berfungsi dengan baik adalah :
1. Harus dapat
melindungi produk dari kotoran dan kontaminasi sehingga produk tetap bersih.
2.Harus dapat melindungi
dari kerusakan fisik, perubahan kadar air , gas, dan penyinaran (cahaya).
3.Mudah untuk
dibuka/ditutup, mudah ditangani serta mudah dalam pengangkutan dan distribusi.
4.Efisien dan ekonomis
khususnya selama proses pengisian produk ke dalam kemasan.
5.Harus mempunyai
ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma atau standar yang ada, mudah
dibuang dan mudah dibentuk atau dicetak.
6.Dapat menunjukkan
identitas, informasi dan penampilan produk yang jelas agar dapat membantu
promosi atau penjualan
Pemilihan jenis
kemasan untuk produk pangan ini lebih banyak ditentukan oleh preferensi
konsumen yang semakin tinggi tuntutannya. Misalnya kemasan kecap yang tersedia
di pasar adalah kemasan botol gelas, botol plastik dan kemasan sachet, atau
minuman juice buah yang tersedia dalam kemasan karton laminasi atau gelas
palstik, sehingga konsumen bebas memilih kemasan mana yang sesuai untuknya, dan
masingmasing jenis kemasan mempunyai konsumen tersendiri. Tingginya tuntutan
konsumen terhadap produk pangan termasuk jenis kemasannya ini disebabkan oleh
beberapa faktor, yaitu :
a. Faktor Demografi
(umur), dengan adanya program pengaturan kelahiran dan dengan semakin baiknya
tingkat kesehatan maka maka laju pertambahan penduduk semakin kecil tetapi
jumlah penduduk yang mencapai usia tua semakin banyak. Hal ini mempengaruhi
perubahan permintaan akan pangan.
b. Pendidikan yang
semakin meningkat, termasuk meningkatnya jumlah wanita yang mencapai tingkat
pendidikan tinggi (universitas), menyebabkan tuntutan akan produk pangan yang
berkualitas semakin meningkat.
c. Imigrasi dari satu
negara ke negara lain akan mempengaruhi permintaan pangan di negara yang
dimasuki. Misalnya migrasi kulit hitam ari Afrika dan Asia ke Eropa atau
Amerika mempengaruhi jenis produk pangan di Eropa dan Amerika.
d. Pola konsumsi di tiap
negara, misalnya konsumsi daging sapi di Amerika lebih tinggi daripada di
negara-negara Asia.
e. Kehidupan pribadi (lifestyle).
Saat ini jumlah wanita yang bekerja sudah lebih banyak, sehingga kebutuhan akan
makanan siap saji semakin tinggi, dan ini berkembang ke arah tuntutan bagaimana
menemukan kemasan yang langsung dapat dimasukkan ke oven tanpa harus
memindahkan ke wadah lain, serta permintaan akan single serve packagingjuga
menjadi meningkat karena dianggap lebih praktis
No comments:
Post a Comment