Jual ProbiotikNitrobacter, Bacillus
Telp. 087875885444
UDANG
VANNAMEI (litopenaeus vannamei)
merupakan salah satu jenis udang unggulan yang sedang banyak digalakan untuk
dibudidayakan di Indonesia. Udang vannamei memiliki potensi pasar yang sangat
tinggi baik pasar lokal maupun pasar luar negeri. Sehingga bisnis budidaya udang vannamei saat
ini semakin banyak diminati. Udang vannamei relative lebih tahan penyakit, dan pertumbuhannya
cepat (masa pemeliharaan 100-110 hari). Budidaya udang vannamei dapat dilakukan
secara intensif maupun pola tradisional. Namun, secara umum, budidaya udang
vannamei lebih banyak dilakukan dengan pola intensif dan semiintensif, pada hal
luas areal pertambakan di indonesia yang mencapai sekitar 360.000 ha, 80%
digarap oleh petambak yang kurang mampu. Udang vaname adalah udang yang berasal
dari kawasan sub tropis. Akan tetapi, karena daya tahan udang ini yang cukup
hebat, udang ini juga dapat dikembangkan di daerah tropis seperti Indonesia
dengan teknik budidayayang tepat.
1. Persiapan Tambak
Langkah
awal yang harus dilakukan dalam budidaya udang vannamei adalah dengan melakukan
persiapan tambak. Air dalam tambak dibuang, ikan-ikan liar diberantas dengan
saponin. Tambak dikeringkan selama 7-10 hari sampai tanah terlihat pecah-pecah
untuk memutus siklus hidup pathogen dan mengurai gas beracun H2S. Pengeringan
secara sempurna juga dapat membunuh bakteri patogen yang yang ada di pelataran
tambak. Setelah itu, dilakukan proses pembalikan tanah agar fitoplankton dapat
tumbuh sebagai pakan alami udang vannamei. Perlu juga dilakukan pengukuran pH
tanah. Apabila pH kurang dari 6,5, maka perlu dilakukan proses pengapuran. Pemberian
kapur bakar (CaO), 1000 kg/ha, dan kapur pertanian sebanyak 320 kg/ha.
2. Pemupukan dan Pengisian Air
Pemupukan
dilakukan setelah proses pengeringan dan pengapuran. Pupuk yang digunakan
adalah pupuk Urea 150 kg/ha dan pupuk kandang 2000 kg/ha. Setelah itu,
dilakukan pengisian air dengan kedalaman 1 m atau kurang di petak pembesaran. Pengisian
air dilakukan setelah seluruh persiapan dasar tambak telah selesai dan air
dimasukkan ke dalam tambak secara bertahap. Ketinggian air tersebut dibiarkan
dalam tambak selama 2-3 minggu sampai kondisi air betul-betul siap ditebari
benih udang. Tinggi air di petak pembesaran diupayakan ≥ 1,0 m.
3. Pemilihan Benih
Benih
yang digunakan dalam cara budidaya udang vaname ini adalah benih jenis
PL10-PL12 yang mendapatkan sertifikasi SPF (Specific Pathogen Free). Benih
harus tampak bagus tanpa cacat, mempunyai ukuran seragam, berenang melawan
arus, insang sudah berkembang, dan usus terlihat jelas.
4. Penebaran Benih
Penebaran
benur udang vannamei dilakukan setelah plangton tumbuh baik (7-10 hari) sesudah
penumpukan. Benur vannamei yang digunakan adalah PL 10 - PL 12 berat awal
0,001g/ekor diperoleh dari hatchery yang telah mendapatkan rekomendasi bebas
patogen, Spesific Pathogen Free (SPF). Kreteria benur vannamei yang baik adalah
mencapai ukuran PL - 10 atau organ insangnya telah sempurna, seragam atau rata,
tubuh benih dan usus terlihat jelas, berenang melawan arus. Sebelum benur ditebar
terlebih dahulu dilakukan aklimatisasi terhadap suhu dengan cara mengapungkan
kantong yang berisi benuh ditambak dan menyiram dengan perlahan-lahan.
Sedangkan aklimatisasi terhadap salinitas dilakukan dengan membuka kantong dan
diberi sedikit demi sedikit air tambak selama 15-20 menit. Selanjutnya kantong
benur dimiringkan dan perlahan-lahan benur vannamei akan keluar dengan
sendirinya. Penebaran benur vannamei dilakukan pada saat siang hari.
Padat
penebaran untuk pola tradisional tanpa pakan tambahan dan hanya mengandalkan
pupuk susulan 10% dari pupuk awal adalah 1-7 ekor/m². Sedangkan apabila
menggunakan pakan tambahan pada bulan ke dua pemeliharaan, maka disarankan
dengan padat tebar 8-10 ekor/m².
5. Pemberian Pakan
Pakan
yang biasa dianjurkan pada panduan cara ternak udang di Indonesia adalah pelet
yang mengandung 30% protein. Jumlah pakan yang diberikan dipengaruhi oleh umur
udang. Pemberian pakan dilakukan sebanyak 4-5 kali sehari. Selain umur,
banyaknya pakan dipengaruhi oleh kondisi tanah tambak, kualitas air dan tingkat
kesehatan udang.
6. Pemeliharaan
Selama
pemeliharaan, dilakukan monitoring kualitas air meliputi : suhu, salinitas,
transparasi, pH dan kedalaman air dan oksigen setiap hari. Selain itu, juga
dilakukan pemberian pemupukan urea dan TPS susulan setiap 1 minggu sebanyak
5-10% dari pupuk awal. (urea 150kg/ha) dan hasil fermentasi probiotik yang
diberikan seminggu sekali guna menjaga kestabilan plangton dalam tambak.
Pengapuran susulan dengan dolomit super dilakukan apabila pH berfluktuasi. Pakan
diberikan pada hari ke-70 dimana pada saat itu dukungan pakan alami (plangton)
sudah berkurang atau pertumbuhan udang mulai lambat. Dosis pakan yang di
berikan 5-2% dari biomassa udang dengan frekuensi pemberian 3kali /hari yakni
30% pada jam 7.00 dan 16.00 serta 40% pada jam 22.00.Pergantian air yang
pertama kali dilakukan setelah udang berumur >60 hari dengan volume
pergantian 10% dari volume total, sedangkan pada bukan berikutnya hingga panen,
volume pergantian air ditingkatkan mencapai 15-20% pada setiap periode pasang.
Sebelum umur pemeliharaan mencapai 60 hari hanya dilakukan penambahan air
sebanyak yang hilang akibat penguapan atau rembesan. Kualitas air yang layak
untuk pembesaran vannamei adalah salinitas optimal 10-25 ppt (toleransi 50 ppt),
suhu 28-31°C, oksigen >4ppm, amoniak <0 7="" dan="" h="" o:p="" ph="" ppm="">
7. Pengendalian
Hama
Hama
yang menyerang tambak udang vaname biasanya adalah hewan-hewan yang hidup
disekitar tambak, seperti burung, ketam, ikan liar dan pengerek. Untuk ketam
dan pengerek yang biasanya melubangi pematang disekitar tambak, kita bisa
memasang pagar plastik untuk mencegah hewan ini masuk. Ikan liar bisa dibasmi
dengan saponin. Dan burung, kita perlu mengontrol tambak sesering mungkin.
8. Pengendalian Penyakit
Pengendalian
penyakit yang tepat dilakukan bersamaan dengan proses pembibitan dan
pemeliharaan. Bila kita melakukan proses pemeliharaan dengan baik, maka
penyakit tidak akan menyerang udang kita. Selain itu, kita juga perlu melakukan
pemeriksaan fisik udang dan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) dilaboratorium.
9. Pemanenan
Panen
harus mempertimbangkan aspek harga, pertumbuhan dan kesehatan udang. Panen
dilakukan setelah umur pemeliharaan 100-110 hari. Perlakukan sebelum panen
adalah pemberian kapur dolomit sebanyak 80 kg/ha (tinggi air tambak 1m), dan
mempertahankan ketinggian air (tidak ada pergantian air) selama 2-4 hari yang
bertujuan agar udang tidak mengalami molting (ganti kulit) pada saat panen.
Selain itu disiapkan peralatan panen berupa keranjang panen, jaring yang
dipasang di puntu air, jala lempar, stiroform, ember, baskom, dan lampu
penerangan dilakukan dengan menurunkan volume air secara gravitasi dan di bantu
pengeringan dengan pompa.
Bersamaan dengan aktifitas tersebut juga dilakukan penangkapan udang dengan jala. Sebaiknya panen dilakukan pada malam hari yang bertujuan untuk mengurangi resiko kerusakan mutu udang, karena udang hasil panen sangat peka terhadap sinar matahari. Udang hasil tangkapan juga harus di cuci kemudian direndam es, selanjutnya dibawa ke cold storage. Dengan pola tradisional plus produksi udang vannamei 835-1050 kg/ha/musim tanam dengan sintasan 60-96%, ukuran panen antara 55-65 ekor/kg
No comments:
Post a Comment