Saturday, August 25, 2018

Sukses Budidaya Ayam Kampung Super







Ayam kampung merupakan hewan unggas yang sudah semenjak dahulu dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia sebagai penghasil daging dan telor. Daging ayam kampung sangat digemari karena memiliki cita rasa yang lebih gurih dan nikmat dibandingkan ayam broiler. Selain itu, ayam kampong memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan ayam broiler. Berkembangnya kuliner ayam kampung di Indonesia menyebabkan permintaan ayam kampung meningkat.Selain menghasilkan daging, ayam kampong juga menghasilkan teloryang banyak dikonsumsi sebagai jamu untuk meningkatkan stamina karena kandungan gizinya yang tinggi.
Meningkatnya permintaan ayam kampong perlu dinetralisir dengan pasokan yang memadai. Saat ini pasokan ayam kampung masih sangat terbatas dan masih belum memadai dari jumlah permintaan yang ada, diperkirakan baru sekitar 30% permintaan konsumen yang terpenuhi. Keterbatasan pasokan daging ayam kampung tersebut disebabkan budidaya ayam kampung umumnya masih dilakukan secara tradisional tanpa dilakukan teknik pemeliharaan yang baik sehingga produktifitasnya rendah. Selain itu, pembesaran ayam kampung memiliki jangka waktu yang lebih lama kurang lebih 3-6 bulan untuk mencapai bobot konsumsi. Oleh karena itu perlu adanya usaha budidaya ayam kampung dilakukan secara intensif sehingga produktifitasnya bisa lebih ditingkatkan. Saat ini, di Indonesia, umumnya ayam kampung dibudidaya dalam skala kecil, diumbar, pakannya dari sisa-sisa makanan, dan manajemen perawatannya kurang diperhatikan sehingga pertumbuhannya lambat dan mudah terserang penyakit.
Selain teknik budidaya yang harus dilakukan secara intensif, pemilihan bibit ayam kampung yang memiliki umur panen yang lebih cepat perlu dilakkukan. Di Indonesia terdapat beberapa jenis ayam kampung. Ayam kampung (Gallus gallus domesticus) yang banyak dibudidayakan pada saat ini adalah merupakan hasil domestikasi jenis ayam hutan yang banyak tersebar di Indonesia. Ayam kampung atau sering disebut juga ayam buras (bukan ras) adalah ayam asli Indonesia. Sedangkan ayam ras yang meliputi ayam pedaging/broiler dan petelor adalah hewan unggas asal luar negeri yang merupakan hasil persilangan dari berbagai bangsa ayam yang  kemudian didatangkan ke Indonesia. Dibandingkan dengan ayam ras, ayam kampung lebih lincah dan lebih tahan penyakit. Namun, ayam kampung memiliki pertumbuhan bobot dan produktifitas telor lebih lambat dibandingkan dengan ayam ras. Secara umum, varietas ayam kampung memiliki tampilan fisiknya hampir sama, sedangkan corak dan warna bulunya beragam; merah, hitam, putih, atau coklat. Beberapa jenis ayam kampung yang sudah cukup populer di Indonesia antara lain adalah: ayam kedu hitam, ayam kedu putih, ayam kedu cemani, ayam nunukan, ayam pelung, ayam ketawa, ayam gaok, ayam wareng, dan lain-lain. 
Ayam kampung umumnya mencapai bobot bobot potong (1,0 – 1,3 kg/ekor) dengan masa pemeliharaan 3 bulan yang dilakukan secara intensif. Faktor pemeliharaan dan pemberian pakan sangat menentukan percepatan bobot yang dicapai. Namun, yang tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah masalah penggunaan bibit yang berkualitas yaitu memiliki sifat genetik produktifitasnya tinggi. Oleh karena itu, para peternak saat ini banyak melakukan persilangan antara jenis ayam kampung yang memiliki sifat pertumbuhannya cepat dan posturnya tinggi seperti ayam pelung dengan jenis ayam kampung yang memiliki produktifitas telor tinggi. Selain itu juga telah dikembangkan persilangan (crossing) antara ayam kampung pejantan yang memiliki postur besar dengan ayam ras petelor betina. Hasil persilangan tersebut populer dengan sebutan ayam kampung super. Ayam kampung super tersebut memiliki pertumbuhan bobot yang cepat sehingga lebih menguntung untuk dibudidayakan. Ayam kampung super dapat dipanen pada usia 45 – 60 hari dengan bobot 0,9 – 1,2 Kg. Bobot tersebut sudah mencukupi permintaan kuliner ayam goreng.
Dengan teknik budidaya yang intensif dan bibit ayam kampung yang memiliki pertumbuhan cepat, diharapkan pasokan ayam kampung meningkat sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang terus meningkat. Meningkatnya budidaya ayam kampung di Indonesia perlu disambut gembira, karena ayam kampung merupakan ayam lokal yang perlu dikembangkan sehingga tidak perlu mengimpor DOC dari luar negeri. Selamat berwirausaha, semoga sukses!!!

No comments:

Post a Comment