Ayam
kampung merupakan hewan unggas yang sudah semenjak dahulu dibudidayakan oleh
masyarakat Indonesia sebagai penghasil daging dan telor. Daging ayam kampung sangat
digemari karena memiliki cita rasa yang lebih gurih dan nikmat dibandingkan
ayam broiler. Selain itu, ayam kampong memiliki kandungan nutrisi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan ayam broiler. Berkembangnya kuliner ayam kampung di
Indonesia menyebabkan permintaan ayam kampung meningkat.Selain menghasilkan
daging, ayam kampong juga menghasilkan teloryang banyak dikonsumsi sebagai jamu
untuk meningkatkan stamina karena kandungan gizinya yang tinggi.
Meningkatnya permintaan ayam kampong
perlu dinetralisir dengan pasokan yang memadai. Saat ini pasokan ayam kampung masih
sangat terbatas dan masih belum memadai dari jumlah permintaan yang ada,
diperkirakan baru sekitar 30% permintaan konsumen yang terpenuhi. Keterbatasan
pasokan daging ayam kampung tersebut disebabkan budidaya ayam kampung umumnya masih
dilakukan secara tradisional tanpa dilakukan teknik pemeliharaan yang baik
sehingga produktifitasnya rendah. Selain itu, pembesaran ayam kampung memiliki
jangka waktu yang lebih lama kurang lebih 3-6 bulan untuk mencapai bobot
konsumsi. Oleh karena itu perlu adanya usaha budidaya ayam kampung dilakukan secara
intensif sehingga produktifitasnya bisa lebih ditingkatkan. Saat ini, di
Indonesia, umumnya ayam kampung dibudidaya dalam skala kecil, diumbar, pakannya
dari sisa-sisa makanan, dan manajemen perawatannya kurang diperhatikan sehingga
pertumbuhannya lambat dan mudah terserang penyakit.
Selain
teknik budidaya yang harus dilakukan secara intensif, pemilihan bibit ayam
kampung yang memiliki umur panen yang lebih cepat perlu dilakkukan. Di Indonesia
terdapat beberapa jenis ayam kampung. Ayam kampung (Gallus gallus domesticus)
yang banyak dibudidayakan pada saat ini adalah merupakan hasil domestikasi jenis
ayam hutan yang banyak tersebar di Indonesia. Ayam kampung atau sering disebut
juga ayam buras (bukan ras) adalah ayam asli Indonesia. Sedangkan ayam ras yang
meliputi ayam pedaging/broiler dan petelor adalah hewan unggas asal luar negeri
yang merupakan hasil persilangan dari berbagai bangsa ayam yang kemudian didatangkan ke Indonesia.
Dibandingkan dengan ayam ras, ayam kampung lebih lincah dan lebih tahan
penyakit. Namun, ayam kampung memiliki pertumbuhan bobot dan produktifitas telor
lebih lambat dibandingkan dengan ayam ras. Secara umum, varietas ayam kampung
memiliki tampilan fisiknya hampir sama, sedangkan corak dan warna bulunya
beragam; merah, hitam, putih, atau coklat. Beberapa jenis ayam kampung yang
sudah cukup populer di Indonesia antara lain adalah: ayam kedu hitam, ayam kedu
putih, ayam kedu cemani, ayam nunukan, ayam pelung, ayam ketawa, ayam gaok, ayam
wareng, dan lain-lain.
Ayam kampung umumnya mencapai
bobot bobot potong (1,0 – 1,3 kg/ekor) dengan masa pemeliharaan 3 bulan yang
dilakukan secara intensif. Faktor pemeliharaan dan pemberian pakan sangat
menentukan percepatan bobot yang dicapai. Namun, yang tidak kalah penting untuk
diperhatikan adalah masalah penggunaan bibit yang berkualitas yaitu memiliki
sifat genetik produktifitasnya tinggi. Oleh karena itu, para peternak saat ini
banyak melakukan persilangan antara jenis ayam kampung yang memiliki sifat
pertumbuhannya cepat dan posturnya tinggi seperti ayam pelung dengan jenis ayam
kampung yang memiliki produktifitas telor tinggi. Selain itu juga telah
dikembangkan persilangan (crossing)
antara ayam kampung pejantan yang memiliki postur besar dengan ayam ras petelor
betina. Hasil persilangan tersebut populer dengan sebutan ayam kampung super.
Ayam kampung super tersebut memiliki pertumbuhan bobot yang cepat sehingga
lebih menguntung untuk dibudidayakan. Ayam kampung super dapat dipanen pada
usia 45 – 60 hari dengan bobot 0,9 – 1,2 Kg. Bobot tersebut sudah mencukupi
permintaan kuliner ayam goreng.
Dengan teknik budidaya yang
intensif dan bibit ayam kampung yang memiliki pertumbuhan cepat, diharapkan
pasokan ayam kampung meningkat sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang
terus meningkat. Meningkatnya budidaya ayam kampung di Indonesia perlu disambut
gembira, karena ayam kampung merupakan ayam lokal yang perlu dikembangkan
sehingga tidak perlu mengimpor DOC dari luar negeri. Selamat berwirausaha,
semoga sukses!!!
No comments:
Post a Comment