Telp. 087875885444
Acetobacter
xylinum adalah bakteri yang mampu memfermentasi bahan menghasilkan nata (bahan
selulosa berupa jeli). Acetobacter xylinum merupakan bakteri berbentuk
batang pendek, mempunyai panjang kurang lebih 2 mikron dan permukaan dindingnya
berlendir. Acetobacter xylinum mampu mengoksidasi glukosa menjadi asam glukonat
dan asam organik lain pada waktu yang sama, dan mempolimerisasi glukosa
sehingga terbentuk selulosa. Bakteri ini biasa digunakan untuk membuat nata de
coco/nata de soya/nata de cassava. Bakteri ini merupakan bakteri yang
menguntungkan dan tidak berbahaya.
Acetobacter
xylinum memiliki ciri-ciri antara lain merupakan gram negatif pada kultur yang
masih muda, sedangkan pada kultur yang sudah tua merupakan gram positif,
bersifat obligat aerobic artinya membutuhkan oksigen untuk bernafas, membentuk
batang dalam medium asam, sedangkan dalam medium alkali berbentuk oval,
bersifat non mortal dan tidak membentuk spora, tidak mampu mencairkan gelatin,
tidak memproduksi H2S, tidak mereduksi nitrat dan termal
death point pada suhu 65-70°C.
Acetobacter
xylinum mengalami pertumbuhan sel secara teratur, mengalami beberapa fase
pertumbuhan sel yaitu fase adaptasi, fase pertumbuhan awal, fase pertumbuhan
eksponensial, fase pertumbuhan lambat, fase pertumbuhan tetap, fase menuju
kematian, dan fase kematian. Acetobacter xylinum akan mengalami fase adaptasi
terlebih dahulu jika dipindahkan ke dalam media baru. Pada fase ini terjadi
aktivitas metabolisme dan pembesaran sel, meskipun belum mengalami pertumbuhan.
Fase pertumbuhan adaptasi dicapai pada 0-24 jam sejak inokulasi. Fase pertumbuhan
awal dimulai dengan pembelahan sel dengan kecepatan rendah. Fase ini
berlangsung beberapa jam saja. Fase eksponensial dicapai antara 1-5 hari. Pada
fase ini bakteri mengeluarkan enzim ektraseluler polimerase sebanyak-banyaknya
untuk menyusun polimer glukosa menjadi selulosa. Fase pertumbuhan lambat
terjadi karena nutrisi telah berkurang, terdapat metabolit yang bersifat racun
yang menghambat pertumbuhan bakteri dan umur sel sudah tua. Pada fase ini
pertumbuhan tidak stabil, tetapi jumlah sel yang tumbuh masih lebih banyak
dibanding jumlah sel mati. Fase pertumbuhan tetap terjadi keseimbangan antara
sel yang tumbuh dan yang mati. Matrik nata lebih banyak diproduksi pada fase
ini. Fase menuju kematian terjadi akibat nutrisi dalam media sudah hampir
habis. Setelah nutrisi habis, maka bakteri akan mengalami fase kematian. Pada
fase kematian, sel dengan cepat mengalami kematian tidak baik untuk dijadikan
strain nata.
Pertumbuhan
Acetobacter xylinum dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah kandungan
nutrisi meliputi jumlah karbon dan nitrogen, tingkat keasaman media, pH,
temperatur, dan udara (oksigen). Suhu optimal pertumbuhan bakteri Acetobacter
xylinum pada 28–31˚C, pH optimal 3-4, memerlukan oksigen sehingga dalam
fermentasi tidak ditutup dengan bahan kedap udara sehingga tidak memungkinkan
udara masuk sama sekali, tutup untuk mencegah kotoran masuk ke dalam media yang
dapat mengakibatkan kontaminasi.
Bibit
Acetobacter xilynum berasal dari kultur murni yang sudah ada dapat
dikembangbiakan dengan menggunakan media air kelapa atau substrat nanas. Bibit
Acetobacter xilynum yang dikembangkan dipilih dari bibit yang
memiliki kualitas baik tidak terkontaminasi mikroorganisme lain, umur 4-10
hari.
No comments:
Post a Comment