Ammonium sulfat (NH4)2SO4, adalah garam anorganik yang mengandung 21% nitrogen sebagai kation ammonium, dan 24% sulfur sebagai anion sulfat. Ammonium sulfat sering disebut juga dengan ZA singkatan dari istilah bahasa Belanda, zwavelzure ammoniak. Ammonium sulfat atau ZA umumnya digunakan sebagai bahan pupuk tanaman untuk menambah kadar nitrogen pada tanah. Ammonium sulfat atau ZA memiliki wujud butiran kristal mirip garam dapur dan terasa sedikit asin.
Ammonium sulfat memiliki sifat-sifat antara lain:
- Rumus molekul: (NH4)2SO4
- Berat molekul: 132,14 gr/mol
- Penampilan: Granula higroskopik putih halus atau Kristal
- Densitas: 1,769 gr/cm3 (pada 20 oC)
- Titik leleh: 235-280 °C; 508-553 K; 455-536 °F (terurai)
- Kelarutan dalam air: 70,6 g/100 mL (0 °C);74,4 g/100 mL (pada 20 °C); 103,8 g/100 mL (pada 100 °C).
- Kelarutan dalam pelarut lain: Tidak larut dalam aseton, alcohol dan eter.
- Kelembaban relative kritis: 79,2% (30 °C)
Bahaya ammonium sulfat tidak tercantum dalam indeks Uni Eropa. Ammonium sulfat tidak terbakar, namun ia memiliki LD50 2840 mg/kg (tikus, melalui mulut).
Senyawa-senyawa terkait Ammonium
sulfat, untuk anion lain: ammonium tiosulfat, ammonium sulfit, ammonium
bisulfit, dan ammonium persulfat. Yang terkait dengan kation: Natrium
sulfat dan Kalium sulfat, sedangkan sentawa terkait ialah ammonium besi
(II) sulfat.
Kegunaan Ammonium Sulfat
Kegunaan
utama ammonium sulfat ialah sebagai pupuk untuk tanah basa (alkalis).
Dalam tanah ion ammonium dilepaskan dan membentuk sejumlah kecil asam,
yang menurunkan pH keseimbangan tanah, sambil berkontribusi menyumbang
nitrogen esensial untuk pertumbuhan tanaman. Kerugian utama atas
penggunaan ammonium sulfat ialah kandungan nitrogennya yang relatif
rendah dibandingkan ammonium nitrat, yang meningkatkan biaya
transportasi.
Ammonium sulfat juga digunakan sebagai adjuvant semprot
pertanian untuk inseksitisida, herbisida, dan fungisida yang larut
dalam air. Di sana ammonium sulfat berfungsi untuk mengikat
kation-kation besi dan kalsium yang ada baik dalam air maupun dalam sel.
Ammonium sulfat terutama efektif sebagai adjuvant untuk herbisida 2,4-D
(amina), glyphosate, dan glufosinate.
Penggunaan di Laboratorium
Dalam
biokimia, pengendapan ammonium sulfat ialah suatu cara biasa untuk
memurnikan protein melalui pengendapan selektif; Ammonium sulfat sangat
larut dalam air dan dapat membuat larutan sangat pekat, yang dapat
membuat protein mengalami “salt out”, yang menyebabkan pengendapan pada
konsentrasi tertentu. Ini memberikan sesuatu yang berarti dan sederhana
untuk memfraksinasikan campuran protein kompleks. Ammonium sulfat juga
tercantum sebagai bahan racikan untuk banyak vaksin Amerika Serikat
setiap Pusat untuk Pengawasan Penyakit.
Aditif Makanan
Sebagai aditif makanan, ammonium sulfat dianggap secara umum diakui karena aman (generally recognized as safe,
disingkat GRAS) oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat
(FDA), dan di Uni Eropa ammonium sulfat dirancang dengan istilah “E number”
E517. Ammonium sulfat digunakan sebagai pengatur keasaman dalam tepung
dan roti. Namun, ammonium sulfat yang digunakan untuk tujuan tersebut
adalah yang dikhususkan untuk produk makanan (food grade).
Kegunaan Lain
Ammonium
sulfat digunakan pada skala kecil dalam pembuatan garam-garam ammonium
lain, khususnya ammonium persulfat. Larutan ammonium sulfat jenuh dalam
air berat (2H2O) digunakan sebagai standar eksternal dalam spektroskopi NMR sulfur (33S) dengan bilangan pengganti (shift value) 0 ppm. Ammonium sulfat juga telah digunakan dalam komposisi zat pemadam api (flame retardant)
yang berfungsi banyak layaknya diammonium fosfat. Sebagai zat pemadam
api, ammonium sulfat menurunkan suhu pembakaran bahan, yang menurunkan
laju kehilangan berat maksimum, dan menyebabkan meningkatnya produksi
residu atau arang. Keberhasilan zat pemadam ini dapat ditambahkan dengan
mencampurkan ammonium sulfat dengan ammonium sulfamat.
Ammonium
sulfat telah digunakan sebagai bahan pengawet kayu, tetapi karena sifat
higroskopiknya, penggunaan ini telah dihentikan secara luas disebabkan
terkait dengan masalah-masalah korosi logam yang lebih cepat,
ketidakstabilan dimesional, dan penyelesaian yang gagal.
Sifat-sifat Ammonium Sulfat
Ammonium
sulfat menjadi ferroelektrik pada suhu di bawah -49,5 °C. Pada suhu
kamar ammonium sulfat mengkristal dalam sistem ortorombik, dengan ukuran
sel a = 7,729 Å, b = 10,560 Å, c = 5,951 Å. Bila didinginkan ke dalam
keadaan ferroelektrik, simetri kristalnya berubah menjadi gugus ruang
Pna21.
Reaksi Kimia
Ammonium sulfat terurai pada pemanasan di atas 250 °C, pertama membentuk ammonium bisulfat.
Pemanas-an pada suhu yang lebih tinggi menyebabkan dekomposisi menjadi
ammonia, nitrogen, sulfur dioksida, dan air. Sebagai garam dari asam
kuat (H2SO4) dan basa lemah (NH3), larutannya bersifat asam; pH dari larutan 0,1 M adalah 5,5. Dalam larutan berair reaksinya berupa ion-ion NH4+ dan SO4−2. Sebagai contoh, penambahan barium klorida, akan mengendapkan barium sulfat. Filtratnya pada penguapan menghasilkan ammonium klorida.
Ammonium
sulfat membentuk banyak garam rangkap (ammonium logam sulfat) ketika
larutannya dicampur dengan larutan ekuimolar dari logam sulfat dan
larutannya adalah diuapkan secara lambat. Dengan ion logam trivalen
(bervalensi-tiga), alum seperti ferri ammonium sulfat terbentuk. Sulfat
logam rangkap meliputi ammonium kobalto sulfat, ferro diammonium sulfat,
ammonium nikel sulfat yang dikenal sebagai garam Tutton dan ammonium
seri sulfat. Ammonium sulfat rangkap anhidrat juga terjadi dalam
keluarga Langbeinit.
Sumber : https://id.wikipedia.org/, https://wawasanilmukimia.wordpress.com
No comments:
Post a Comment