Wednesday, April 25, 2018

Teknologi Pemupukan





Agrotekno Sarana Industri
087875885444
Jual Pupuk, Biopestisida, Penggemuk Sapi Dan Unggas Organik, Starter Bioflock


Pemupukan merupakan aspek yang sangat penting diperhatikan dalam usaha budidaya tanaman. Pemupukan yang tepat akan menghasilkan panen yang optimal dan laba yang maksimal. Sebaliknya jika pemupukan tidak tepat maka dapat mengakibatkan gagal panen atau menurunya produktifitas yang mengakibatkan kerugian. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui teknik pemupukan yang tepat, jumlah, jenis dan sifat pupuk, waktu pemupukan, metode pemupukan. Tanah memiliki tingkat kesuburan yang berbeda-beda, sehingga sangat mempengaruhi jumlah dan jenis pupuk yang diberikan. Penggunaan lahan, akan menyebabkan hara dalam tanah berkurang karena terangkut bersama hasil panen, erosi, air limpasan permukaan, atau penguapan. Pupuk memiliki fungsi sebagai penyedia unsur hara sehingga menyuburkan tanah dan meningkatkan produktivitas hasil tanam, sebagai nutrisi bagi tanah dan perbaikan struktur tanah, menghidupkan kembali jasad renik yang ada pada tanah, melindungi tanaman dari hama dan penyakit.
A. Unsur Penyusun Pupuk
Untuk memilih jenis pupuk yang akan digunakan, maka kita sebaiknya mempelajari bahan dan kandungan yang terdapat pada pupuk tersebut. Bahan-bahan pembuat pupuk antara lain adalah; double superfosfat, CaSO4fosfor, kotoran (impurities), ZA (zwavelzuure amoniak), asam bebas (H2SO4), bahan mantel (coated), dan Filler (pengisi). Adapun kandungan pupuk meliputi nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), sulfur, kalsium(Ca), magnesium (Mg), besi (Fe), boron (B), mangan (Mn), seng (Zn), tembaga (Cu), molibdenum (Mo). Secara garis besar unsur-unsur penyusun pupuk dikelompokan menjadi: unsur hara makro, unsur hara sekunder, dan unsur hara mikro.
A.1.Unsur hara makro
1. Nitrogen
Nitrogen merupakan unsur yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman dan dibutuhkan dalam jumlah yang banyak. Tanaman menyerap unsur N sebagian besar dalam bentuk ion NO3- dan NH4+. Tanaman mendapatkan cukup unsur N akan menunjukkan warna daun hijau tua yang menunjukan bahwa kadar klorofil dalam daun tinggi. Sebaliknya apabila tanaman kekurangan atau defisiensi N maka daun akan menguning (klorosis) karena kekurangan klorofil, sehingga menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi lambat, lemah dan kerdil. Defisiensi/kekurangan unsur N juga dapat meningkatkan kadar air biji dan menurunkan produksi dan kualitas. Kelebihan N akan meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman, tetapi akan memperpendek masa generatif, yang akhirnya justru menurunkan produksi atau menurunkan kualitas produksi tanaman. Tanaman yang kelebihan N menunjukkan warna hijau gelap, yang menyebabkan tanaman peka terhadap hama, penyakit dan mudah roboh. Apabila N tersedia di dalam tanah sebagian besar dalam bentuk amonium, dapat menyebabkan keracunan pada tanaman dan akhirnya dapat mengakibatkan jaringan vascular pecah dan berakibat pada terhambatnya serapan air. Sebagian besar pupuk N unorganik mempunyai kelarutan tinggi jika diberikan ke dalam tanah. Berbeda dengan pupuk N organik baik pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos, akan melepas N jika telah didekomposisikan.

2. P (Fosfor)
Fosfor merupakan unsur yang sangat diperlukan oleh tanaman untuk pertumbuhan. Unsur fosfor diperlukan tanaman dalam proses fotosintesis, respirasi, transfer dan penyimpanan energi, pembelahan dan pembesaran sel serta proses-proses di dalam tanaman lainnya. Pada umumnya kadar P di dalam tanaman di bawah kadar N dan K yaitu sekitar 0,1 - 0,2 %.  Tanaman menyerap sebagian besar unsur hara P dalam bentuk ion ortofosfat primer (H2PO4-). pH tanah sangat besar pengaruhnya terhadap perbandingan serapan ion-ion tersebut, yaitu makin masam H2PO4- makin besar sehingga makin banyak yang diserap tanaman dibandingkan dengan HPO4-2. Fosfor mempunyai fungsi sangat penting dalam proses fotosintesis, respirasi, transfer dan penyimpanan energi, pembelahan dan pembesaran sel serta proses-proses di dalam tanaman lainnya. Fosfor meningkatkan kualitas buah, sayuran, biji-bijian dan sangat penting dalam pembentukan biji. P juga sangat penting dalam transfer sifat-sifat menurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Fosfor membantu mempercepat perkembangan akar dan perkecambahan, dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air, meningkatkan daya tahan terhadap penyakit yang akhirnya meningkatkan kualitas hasil panen.
Kekurangan unsur P akan menunjukan gejala tanaman menjadi kerdil. Bentuk daun tidak normal dan apabila defisiensi akut maka ada bagian-bagian daun, buah dan batang yang mati. Defisiensi P juga dapat menyebabkan penundaan kemasakan, juga pengisian biji berkurang. Besarnya kemampuan tanaman ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: sumber P, tipe tanah, tanaman, metode aplikasi dan musim. Residu P dari pemupukan menjadi lebih tersedia setelah penanaman berikutnya. Macam-macam pupuk P yang umum digunakan petani adalah sebagai berikut: Normal superphosphate (NSP),  single superphosphate (SSP); Concentrated superphosphate (CSP) atau Triple superphosphate (TSP) dihasilkan dari batuan fosfat dengan asam fosfat dan mengandung 46% P2O5; Ammonium ortophosphate (AOP), dihasilkan dari pemberian ammonium pada asam fosfat; Monoammonium orthophosphate (MAP) mengandung 10 – 12% N dan 48 – 55% P2O5; Diammonium orthophosphate  (DAP);  Ammonium poliphosphate (APP).
3. Kalium
Kalium merupakan salah satu unsur yang sangat diperlukan oleh tanaman dalam proses fotosintesis. Apabila tanaman mengalami defisiensi unsur K, maka proses fotosintesis menurun, sedangkan proses respirasi tanaman akan meningkat. Kalium di dalam jaringan tanaman ada dalam bentuk kation dan bervariasi sekitar 1,7 – 2,7% dari berat kering daun yang tumbuh secara normal. Ion K di dalam tanaman berfungsi sebagai aktivator dari banyak enzim yang berpartisipasi dalam beberapa proses metabolisme utama tanaman, membantu dalam kesetimbangan ion dalam tanaman, penting dalam translokasi logam-logam berat seperti Fe, membantu tanaman mengatasi gangguan penyakit, penting dalam pembentukan buah, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap iklim tidak menguntungkan.
Gejala kekurangan K ditunjukkan dengan: tanda-tanda terbakarnya daun yang dimulai dari ujung atau pinggir, bercak-bercak berwarna coklat pada daun-daun dan batang yang tua. Sumber pupuk K utama antara lain adalah: Kalium Klorida (KCl) mengandung 60 – 62% K2O dan larut dalam air. Grade pupuk KCl tersedia dalam 5 ukuran: larut berwarna putih, standart khusus, standart, kasar dan granular. Kalium Sulfat (K2SO4) atau Sulphate of Potash (SOP), mengandung 50% K2O dan 18% S, serta Cl dibawah 2,5% sehingga cocok digunakan pada tanaman yang sensitif terhadap Cl seperti buah-buahan dan tembakau. Kalium Sulfat (K2SO4),Magnesium sulfat  (MgSO4) mengandung 22% K2O, 11% Mg dan 22%S. Kalium Nitrat (KNO3), mengandung 44% K2O dan 13% N.

A.2. Unsur Hara Sekunder
Unsur hara sekunder dibutuhkan tanaman supaya dapat tumbuh normal, namun tidak sebanyak unsur hara primer. Unsur hara sekunder yang dibutuhkan tanaman antara lain adalah:

1. Kalsium (Ca)
Kalsium diperlukan oleh tanaman sebagai perangsang perkembangan akar dan daun, membantu mereduksi nitrat (NO3-) dalam tanaman, membantu menetralisir asam-asam organik dalam tanaman, sangat esensial untuk perkembangan biji dalam kacang dan dibutuhkan dalam jumlah besar oleh bakteri pengikat N-atmosfer. Kalsium diserap tanaman sebagai bentuk kation Ca+2. Sumber Ca dapat berasal dari batuan kalsit atau dolomite. Penggunaan sumber kapur, khususnya yang berasal dari kapur terhidrat (Ca(OH)2) dan kapur bakar (CaO) harus hati-hati karena dapat mengakibatkan tanah steril. Bahan tersebut dapat membunuh mikroba dan tanaman di sekitarnya. Penambahan atau peningkatan kadar Ca dan Mg pada tanah yang mengalami defisiensi K atau penambahan kadar Ca pada tanah yang mengalami defisiensi Mg dapat menyebabkan tidak setimbangnya unsur hara yang akhirnya dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak baik. Beberapa bahan sumber Kalsium dan kadar % Ca antara lain: Kalsit (32%), Dolomite (22%), Basic Slag (29%), Gipsum (22%), Marl (24%), Kapur Terhidrat (46%), Kapur Bakar (60%).

2. Magnesium (Mg)
Magnesium merupakan atom pusat dalam molekul klorofil sehingga sangat penting dalam proses fotosintesis. Magnesium juga berfungsi membantu metabolisme fosfat, respirasi dan aktivator beberapa sistem enzim. Diserap tanaman dalam bentuk kation Mg+. Sumber utama Mg adalah batu kapur dolomit, merupakan bahan yang sangat baik memberikan Ca dan Mg dan menetralisir kemasaman tanah. Beberapa bahan sumber Magnesium dan prosentase kadar Mg: Batu Kapur Dolomite (3–12%), Magnesium Oksida (55–60%), Basic Slag (3%), Magnesium Sulfat (2–20%), Kalium-magnesium Sulfat (11%), Magnesium Klorida (7,5%).



3. Sulfur (S)
Dalam tanaman berfungsi menbantu pembentukan enzim dan vitamin, merangsang nodulasi untuk fiksasi N oleh legum, dan sangat penting untuk pembentukan klorofil walaupun bukan bagian dari klorofil. Unsur sulfur diserap dari dalam tanah dalam bentuk anion sulfat (SO4-2).  Beberapa bahan sumber Sulfur antara lain adalah: Amonium Sulfat / (NH4)2SO4 ( kadar S = 24%), Amonium Tiosulfat (NH4) 2S2O3.5H2O (kadar S = 26%), Amonium Polisulfida (NH4)2Sx (kadar S = 40–50%), Kalium Sulfat K2SO4 (18%), Kalium-Magnesium Sulfat K2SO4.2MgSO4(22%), Gipsum CaSO4.2H2O (kadar S=12–18%), Magnesium Sulfat MgSO4.7H2O (14%), Kalium Tiosulfat K2S2O3 (kadar S = 17%).

A.3. Unsur Hara Mikro
Unsur hara mikro yang dibutuhkan oleh tanaman antara lain adalah: Boron (B), Tembaga (Cu), Klor (Cl), Besi (Fe), Mangan (Mn), Molibdenum (Mo), Seng (Zn). Boron  merupakan unsur yang sangat esensial dalam pembentukan tepung sari, biji dan pertumbuhan wadah tepung sari, dan untuk pembentukan dinding sel dan biji. Unsur Cu dibutuhkan untuk pembentukan klorofil dalam tanaman dan sebagai katalis untuk beberapa reaksi yang terjadi di dalam tanaman. Unsur Cl berperan penting dalam reaksi pemecahan air secara kimia dengan adanya sinar matahari dan aktifitas beberapa sistem enzim. Selain itu, unsur Cl dapat berfungsi meminimalkan pengaruh penyakit jamur akar pada tanaman berbiji, dan juga membantu menekan infeksi jamur pada daun serta penyakit pucuk. Unsur Fe merupakan katalis pembentukan klorofil dan berfungsi sebagai pembawa oksigen, juga membantu pembentukan sistem enzim pernafasan.Unsur Mn
berfungsi sebagai aktivator beberapa reaksi metabolik penting lainnya dan memainkan peranan secara langsung dalam fotosintesis dalam hubungnnya dengan pembentukan klorofil, juga dapat mempercepat perkecambahan dan pemasakan dan meningkatkan ketersediaan P dan Ca. Molibdenum (Mo). Dibutuhkan tanaman untuk sintesis dan aktivator enzim nitrat reduktase. Unsur Zn diperlukan untuk memproduksi klorofil dan karbohidrat.

B. Jenis-Jenis Pupuk
Macam-macam pupuk berdasarkan sumber bahan penyusunnya digolongkan menjadi dua yaitu pupuk organik / alami dan pupuk kimia / pupuk buatan; berdasarkan bentuk fisiknya pupuk digolongkan menjadi onggokan, remahan, butiran, kristal, dan cair; berdasarkan kandungannya pupuk diogolongkan menjadi pupuk tunggal, majemuk, dan pupuk mikro hara (micronutrients). Selain itu, dikenal juga pupuk multifungsi yang dapat diguanakan untuk segala jenis tanaman, baik untuk pertanian, perkebunan, tambak, maupunpeternakan, yaitu pupuk multifungsi. Pupuk multifungsi dapat mensterilkan tanah dan menggemburkan kembali tanah.
Menurut cara melepaskan unsur hara, pupuk akar dibedakan menjadi dua yakni pupuk fast release dan pupuk slow release. Jika pupuk fast release ditebarkan ke tanah dalam waktu singkat unsur hara yang ada atau terkandung langsung dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Kelemahan pupuk ini adalah terlalu cepat habis, bukan hanya karena diserap oleh tanaman tetapi juga menguap atau tercuci oleh air. Yang termasuk pupuk fast release antara lain urea, ZA dan KCL. Pupuk slow release atau yang sering disebut dengan pupuk lepas terkendali (controlled release) akan melepaskan unsur hara yang dikandungnya sedikit demi sedikit sesuai dengan kebutuhan tanaman.
B.1. Pupuk Unorganik
a. Pupuk Akar
Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki prosentase kandungan hara yang tinggi. Menurut jenis unsur hara yang dikandungnya, pupuk anorganik dapat dibagi menjadi dua yakni pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pada pupuk tunggal, jenis unsur hara yang dikandungnya hanya satu macam. Biasanya berupa unsur hara makro primer, misalnya urea hanya mengandung unsur nitrogen. Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur hara. Penggunaan pupuk ini lebih praktis karena hanya dengan satu kali penebaran, beberapa jenis unsur hara dapat diberikan. Namun, dari sisi harga pupuk ini lebih mahal. Contoh pupuk majemuk antara lain diamonium phospat yang mengandung unsur nitrogen dan fosfor.
Menurut cara aplikasinya, pupuk buatan dibedakan menjadi dua yaitu pupuk daun dan pupuk akar. Pupuk daun diberikan lewat penyemprotan pada daun tanaman. Contoh pupuk daun adalah Gandasil B dan D, Grow More, dan Vitabloom. Pupuk akar diserap tanaman melalui akar dengan cara penebaran di tanah, misalnya adalah urea, NPK, dan Dolomit. Beberapa jenis pupuk unorganik yang biasa digunakan adalah sebagai berikut:
1. NPK (Nitrogen Phospate Kalium)
Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsur hara utama nitrogen, phospate, kalium. Dengan kandungan unsur hara Nitrogen 15 % dalam bentuk NH3, fosfor 15 % dalam bentuk P2O5, dan kalium 15 % dalam bentuk K2O. Sifat Nitrogen (pembawa nitrogen) dalam bentuk amoniak akan menambah keasaman tanah yang dapat menunjang pertumbuhan tanaman.
Pupuk majemuk meski harganya relatif lebih mahal, namun tetap dipilih karena kandungan haranya lebih lengkap. Pupuk majemuk berkualitas tinggi jika memiliki ukuran butiran yang seragam dan tidak terlalu higroskopis, sehingga tahan disimpan dan tidak cepat menggumpal. Pupuk majemuk umumnya bereaksi asam, kecuali yang telah mendapatkan perlakuan khusus, seperti penambahan Ca dan Mg.
Variasi analisis pupuk mejemuk sangat banyak, misalnya antara NPK 15.15.15  dan NPK 16.16.16, dan 20.20.20 menunjukkan ketersediaaan unsur hara yang seimbang. Fungsi pupuk majemuk dengan variasi analisis seperti tersebut di atas antara lain untuk mempercepat perkembangan bibit; sebagai pupuk pada awal penanaman; dan sebagai pupuk susulan saat tanaman memasuki fase generatif, seperti saat mulai berbunga.
Dalam memilih pupuk majemuk perlu dipertimbangkan beberapa faktor, antara lain kandungan unsur hara yang tinggi, dan harga perkilogram-nya. contoh cara mempertimbangkan pemilihan pupuk majemuk, variasi analisis pupuk NPK 20.20.20 memiliki kandungan hara yang lebih tinggi daripada NPK 15.15.15, tetapi sifatnya sangat higroskopis sehingga mudah sekali menggumpal oleh karena itu sebaiknya tidak dipilih karena bagian yang menggumpal tidak dapat digunakan.

2. Pupuk TSP

Pupuk TSP (triple super phosphate) dengan rumus kimia Ca(H2PO4) adalah nutrient unorganik yang digunakan untuk memperbaiki hara tanah pertanian..
3. Urea
Urea (CO (NH2)2 merupakan pupuk buatan berbentuk butir-butir kristal putih hasil persenyawaan NH4 (ammonia) dengan CO2. Kandungan N total berkisar antara 45-46 % artinya dalam 100 kg pupuk urea ada 45-46 kg hara N. Dalam proses pembuatan urea sering terbentuk senyawa biuret yang merupakan racun bagi tanaman kalau terdapat dalam jumlah yang banyak. Kadar biuret dalam urea harus kurang 1,5-2,0 %. Kandungan N yang tinggi pada urea sangat dibutuhkan pada pertumbuhan awal tanaman. Pupuk ini mudah larut dalam air dan bersifat higroskopis (mudah menghisap air) sehingga harus disimpan di tempat kering dan tertutup rapat.
      Kegunaan unsur hara Nitrogen yang dikandung dalam pupuk Urea sangat besar kegunaannya bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan, antara lain: membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung chlorophyl yang mempunyai peranan sangat panting dalam proses fotosintesa, mempercepat pertumbuhan tanaman, menambah kandungan protein tanaman, dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan baik holtikultura atau tanaman perkebunan. Tanaman yang kekurangan unsur hara Nitrogen: daun tanaman berwarna pucat kekuning-kunigan, daun tua berwarna kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini dimulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun, dalam keadaan kekurangan yang parah daun menjadi kering dimulai dari daun bagian bawah terus ke bagian atas, pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil, perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, sering kali masak sebelum waktunya. 
4. Pupuk SP 36 (Superphospat 36)
SP 36 merupakan pupuk fosfat yang berasal dari batuan fosfat. Kandungan unsur haranya dalam bentuk P2O5 yaitu 36 %. Dalam air jika ditambahkan dengan ammonium sulfat akan menaikkan serapan fosfat oleh tanaman. Kekurangan unsur fosfat dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, lamban pemasakan dan produksi tanaman rendah.

5. KCl (Kalium Klorida)
Kalium klorida (KCl) merupakan salah satu jenis pupuk kalium yang juga termasuk pupuk tunggal. Kalium satu-satunya kation monovalen yang esensial bagi tanaman. Peran utama kalium ialah sebagai aktivator berbagai enzim. Pupuk Kalium (KCl) berfungsi mengurangi efek negatif dari pupuk N, memperkuat batang tanaman, serta meningkatkan pembentukan hijau dan karbohidrat pada buah dan ketahanan tanaman terhadap penyakit.
Kekurangan hara kalium menyebabkan tanaman kerdil, lemah (tidak tegak, proses pengangkutan hara pernafasan dan fotosintesis terganggu yang pada akhirnya mengurangi produksi. Kelebihan kalium dapat menyebabkan daun cepat menua sebagai akibat kadar Magnesium daun dapat menurun. Kadang-kadang menjadi tingkat terendah sehingga aktivitas fotosintesa terganggu.
5. Amonium Sulfat (NH4)2 SO4 atau ZA
Pupuk ZA memiliki kandungan utama unsur Sulfur (24%) dalam bentuk Sulfat yang mudah diserap dan Nitrogen (21 %) dalam bentuk amonium yang mudah larut dan diserap tanaman. Pupuk ZA tidak menyerap banyak air dan digunakan sebagai pupuk dasar dan susulan. Senyawa kimianya stabil sehingga tahan disimpan dalam waktu lama. Dapat dicampur dengan pupuk lain dan aman digunakan untuk semua jenis tanaman. Pupuk ZA memperbaiki kualitas dan meningkatkan produksi serta nilai gizi hasil panen dan pakan ternak karena peningkatan kadar protein pati, padi, gula, lemak, vitamin, dll.
Belerang memiliki peran dalam membantu pembentukan butir hijau daun sehingga daun menjadi lebih hijau,  menambah kandungan protein dan vitamin hasil panen, berperan penting pada proses pembulatan zat gula. Kekurangan unsur belerang menyebabkan  tanaman tumbuh kerdil, kurus dan panjang, pertumbuhan dan kematangan terlambat, terutama pada tanaman biji-bijian, produksi protein tanaman menurun, pertumbuhan sel tanaman kurang aktif, terjadi penimbunan amida bebas dan asam amino sampai batas yang berbahaya bagi tanaman, terjadi kerusakan aktifitas fisiologis dan mudah terserang hama dan penyakit, produksi butir hijau daun menurun, proses asimilasi dan sintesis karbohidrat terlambat, tanaman mengalami klorosis / kekuningan, dan hasil panen rendah.

6. Dolomit
Kapur dolomit memiliki fungsi untuk menaikan pH tanah agar tanah tidak terlalu asam, serta untuk menambah unsur-unsur Ca dan Mg. Selain itu, kapur dolomit juga berfungsi  untuk menaikkan pH tanah dan mencegah kekurangan unsur hara makro maupun mikro. Dosis pengapuran bergantung kondisi pH tanah, umumnya antara 1-2 ton kapur per hektar. Tanah yang pH-nya rendah seperti tanah gambut dapat diperbaiki dengan penambahan kapur, misalnya dengan menggunakan: kapur kalsit (CaCO3), dolomit {CaMg (CO3)2, kapur bakar CaO, kapur hidrat {Ca(OH)2}, garam Epsom (MgSO4).
b. Pupuk Daun
Pupuk daun adalah jenis pupuk yang diberikan melalui penyemprotan terhadap daun. Pupuk daun merupakan pupuk yang berbentuk serbuk atau cair yang diserap melalui stomata pada permukaan daun, dan memiliki kandungan unsur hara yang identik dengan kandungan unsur hara pada pupuk majemuk. Bahkan pupuk daun sering lebih lengkap karena ditambah oleh beberapa unsur mikro. Pupuk daun yang berkualitas baik memiliki sifat mudah larut di dalam air tanpa menyisakan endapan. Karena mudah larut dalam air, sifat pupuk daun menjadi sangat higroskopis, sehingga tidak dapat disimpan terlalu lama jika kemasannya telah dibuka.
 Pemilihan analisis yang tepat pada pupuk daun perlu mempertimbangkan beberapa faktor yang sama dengan analisis pada pupuk majemuk. Hanya saja, faktor sifat fisik dan kimia tanah tidak dijadikan sebagai faktor utama. Sebagai faktor utamanya adalah manfaat tiap unsur hara yang dikandung oleh pupuk daun bagi perkembangan tanaman dan peningkatan hasil panen. Keuntungan menggunakan pupuk daun antara lain respon terhadap tanaman sangat cepat karena langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Dalam pemakaian pupuk daun dikenal istilah konsentrasi pupuk atau kepekatan larutan pupuk. Besarnya konsentrasi pupuk daun dinyatakan dalam bobot pupuk daun yang harus dilarutkan ke dalam satuan volume air yang tercantum dalam kemasan pupuk. Penentuan volume air dapat diketahui dengan membaca skala pada alat semprot. Jika konsentrasi pupuk yang digunakan melebihi konsentrasi yang disarankan, daun akan terbakar.
Penyemprotan pupuk daun idealnya dilakukan pada pagi atau pada sore hari karena bertepatan pada saat membukanya stomata. Prioritaskan penyemprotan pada bagian bawah daun karena paling banyak terdapat stomata. Faktor cuaca termasuk kunci sukses dalam penyemprotan pupuk daun. Dua jam setelah penyemprotan jangan sampai terkena hujan karena akan mengurangi efektifitas penyerapan pupuk. Tidak disarankan menyemprotkan pupuk daun pada saat suhu udara sedang panas karena konsentrasi larutan pupuk yang sampai ke daun cepat meningkat sehingga daun dapat terbakar. Contoh pupuk daun yang beredar di pasaran yaitu Gandasil Daun 14.12.14 dilengkapi dengan Mn, Mg, B, Cu dan Zn.

B.2. Pupuk Organik
Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai. Contohnya adalah pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah. Sesuai dengan namanya, kandungan bahan organik pupuk ini termasuk tinggi.
Beberapa manfaat dari pupuk organik antara lain adalah: mampu menyediakan unsur hara makro dan mikro meskipun dalam jumlah yang jauh lebih kecil, memperbaiki granulasi tanah berpasir dan tanah padat sehingga dapat meningkatkan kualitas aerasi, memperbaiki drainase tanah, dan meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan air,  meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah, penambahan pupuk organik pada tanah asam dapat membantu meningkatkan pH tanah, dan penggunaan pupuk organik tidak menyebabkan polusi tanah dan air. Jenis pupuk organik yang biasa digunakan antara lain:

1. Pupuk Kandang
Pupuk kandang adalah pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan ternak. Kualitas pupuk kandang sangat tergantung pada jenis ternak, kualitas pakan ternak, dan cara penampungan pupuk kandang. Umumnya, kandungan unsur hara pada urine lebih tinggi daripada kotoran padat. seperti kompos, sebelum digunakan, pupuk kandang perlu mengalami proses penguraian. Jenis pupuk kandang terdiri dari pupuk panas dan pupuk dingin. Pupuk panas adalah pupuk kandang yang proses penguraiannya berlangsung cepat sehingga terbentuk panas, sebaliknya pupuk dingin proses penguraiannya berlangsung lambat. C/N yang tinggi menyebabkan pupuk kandang terurai lebih lama dan tidak menimbulkan panas. Kualitas pupuk kandang ditentukan oleh C/N rasio.
Ciri-ciri pupuk kandang yang baik dapat dilihat secara fisik atau kimiawi. Ciri fisiknya yaitu berwarna cokelat kehitaman, cukup kering, tidak menggumpal, dan tidak berbau menyengat. Ciri kimiawinya adalah C/N rasio kecil (bahan pembentuknya sudah tidak terlihat) dan temperaturnya relatif stabil.

2. Kompos
Kompos adalah kasil pembusukan sisa-sisa tanaman yang disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme pengurai. Kualitas kompos ditentukan oleh besarnya perbandingan antara jumlah karbon dan nitrogen (C/N ratio). Jika C/N rasio tinggi, berarti bahan penyusun kompos belum terurai secara sempurna. Bahan kompos dengan C/N rasio tinggi akan terurai atau membusuk lebih lama dibanding dengan C/N rasio rendah. Kualitas kompos dianggap baik jika memiliki C/N rasio antara 12-15. Bahan kompos seperti sekam, jerami padi, batang jagung dan serbuk gergaji memiliki C/N rasio antara 50-100, daun segar memiliki C/N rasio sekitar 10-20. Proses pembuatan kompos akan menurunkan C/N rasio hingga 12-15. sampai dengan proses penguraian sempurna, tanaman akan bersaing dengan mikroorganisme tanah untuk memperebutkan unsur hara.
Ciri fisik kompos berkualitas baik adalah berwarna cokelat kehitaman, agak lembab, gembur dan bahan pembentuknya sudah tidak tampak lagi. Penggunaan dosis tertentu pada pupuk kompos lebih berorientasi untuk memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah daripada untuk menyediakan unsur hara. Penggunaan pupuk organik sangat menguntungkan karena mampu menggantikan dan mengefektifkan penggunaan pupuk kimia (unorganik) sehingga biaya pembelian pupuk dapat ditekan, bebas dari biji tanaman liar (gulma), tidak berbau dan mudah digunakan dan memperbaiki derajat keasaman tanah, selain itu sangat berguna untuk menyuburkan tanaman.

3. Mikroba Penyubur Tanah
Beberapa jenis mikroba yang menguntungkan dapat dijadikan sebagai penyubur tanah diantaranya adalah jenis bakteri dan jamur seperti Rhizobium, Lactobacillus, Streptomyces, Micoriza, dan Aspergillus. Jenis dan fungsi mikroba sangat beragam, cara penggunaannya pun berbeda-beda. Kemajuan ilmu mikrobiologi tanah berhasil memperbanyak mikroba tanah yang bermanfaat dan mengemasnya sebagai pupuk cair. Mikroba yang telah dikemas ini kemudian disemprotkan ke tanah hingga berkembangbiak dan memberi dampak positif bagi kesuburan tanah.
Aplikasi mikroba penyubur tanah tidak langsung terlihat pada tanaman, namun membutuhkan waktu untuk berkembang biak. Jumlah mikroba yang disemprotkan dapat terpengaruh oleh faktor cuaca. Aplikasi mikroba dapat dilakukan secara rutin setiap dua minggu sekali. Alat semprot yang digunakan sebaiknya bukan yang biasa dipakai untuk menyemprot pestisida, karena pestisida akan mematikan mikroba. Selain itu, tidak menyemprotkan pestisida terutama fungisida pada tanah yang telah diaplikasi mikroba.

No comments:

Post a Comment