Agrotekno Sarana Industri
087875885444
Jual Aneka Mikrobia Untuk Industri: Aspergillus niger, Aspergillus oryzae, Aspergillus sojae, Rhizopus oryzae, Saccharomyces cereviseae, Sacch. fibulegera. Bacillus cereus, Lactobacillus casei, Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus plantarum,......
Jual Enzim Alfa, Beta, Gluco Amylase
Singkong (Manihot esculenta) adalah salah satu jenis komoditas yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai produk unggulan karena dapat diolah menjadi aneka produk olahan yang bernilai ekonomis tinggi. Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, singkong telah banyak diekspor untuk memenuhi pasar internasional. Indonesia adalah negara penghasil singkong nomor 4 dunia setelah Nigeria, Thailand dan Brazil. Menurut data BPS pada tahun 2009 produksi singkong mencapai 22 juta ton, sedangkan menurut data tahun 2010 (ARAM III) produksinya mencapai 23 juta ton.
Singkong telah banyak diolah menjadi bahan baku industri seperti tapioka, tepung mocaf, gula cair, berbagai makanan camilan, nata de cassava, dan lain-lain. Indonesia memiliki varietas singkong yang cukup banyak dengan kualitas yang cukup baik seperti; Singkong Meni, Cimanggu, Darul Hidayah, Marekan, Gatotkoco, Adira, Malang, dan lain-lain.Singkong memiliki kandungan gizi yang tidak kalah dengan beras dan gandum selain sebagai sumber karbohidrat, mengandung vitamin B1, vitamin C, beta karoten (singkong kuning) juga mempunyai serat yang membantu proses pencernaan. Keunggulan lain dari singkong dan produk turunannya adalah mempunyai indeks glikemik (IG) rendah sehingga cocok dikonsumsi penderita diabetes dan tidak mengandung gluten sehingga aman dikonsumsi penderita autis.
Pengembangan teknologi pangan komiditas singkong adalah upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional melalui diversifikasi produk olahan singkong. Meningkatnya produksi singkong nasional dan produk turunannya diharapkan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat dan devisa bagi negara. Produk olahan singkong menjadi tepung mocaf-tepung singkong yang dimodikasi dengan teknik fermentasi telah mampu menyubstitusi ketergantungan komoditas terigu nasional. Indonesia adalah salah satu pengimpor terigu yang cukup besar dimana kita ketahui bahwa negara kita adalah beriklim tropis sehingga bukan negara penghasil gandum bahan baku terigu. Limbah dari pembuatan tepung mocaf juga dapat diolah menjadi nata de cassava, sedangkan kulit singkong dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Hal ini sangat menguntungkan bagi para pelaku usaha. Teknologi proses sangat penting untuk dikembangkan dalam rangka melakukan diversifikasi produk olahan.
Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan industri nata de cassava, karena memiliki sumber bahan baku singkong yang cukup melimpah. Nata de cassava adalah salah satu produk olahan singkong yang bernilai ekonomis tinggi yang dapat dikembangkan baik skala home industri atau menengah. Nata de cassava adalah produk hasil fermentasi bahan baku singkong dengan memanfaatkan bakteri Acetobacter xylinum yang menghasilkan bahan berupa jely, berserat tinggi, kenyal, berwarna putih dan rasanya nikmat seperti nata de coco. Proses pembuatan nata decassava dapat menggunakan umbi singkong atau memanfaatkan limbah cair industri berbasis singkong seperti tapioka dan tepung mocaf. Pembuatan nata de cassava mudah dan teknologinya juga sederhana sehingga dapat dilakukan oleh industri rumahan. Alat yang digunakan juga relatif sederhana serta membutuhkan investasi dalam jumlah yang relatif terjangkau 5-10 juta dapat sudah beroperasi untuk menghasilkan nata dalam jumlah 4 – 8 ton per bulan.
Ditinjau dari aspek pasar nata de cassava mampu menyubstitusi nata de coco atau sari kelapa yang sudah sangat familier. Namun, tinggi permintaan produk nata oleh industri minuman kemasan belum terpenuhi, sedangkan ketersediaan bahan baku air kelapa sudah semakin bersaing ketat sehingga harganya menjadi semakin mahal berkisar Rp.150-Rp.225. Inovasi singkong menjadi nata de cassava telah mampu mengatasi kekurangan pasokan nata berbahan baku air kelapa. Nata de cassava memiliki karakteristik yang cukup baik untuk menyubstitusi nata de coco sehingga permintaan nata de cassava oleh industri minuman kemasan semakin meningkat.
Ini adalah peluang usaha yang belum banyak digarap, kenapa harus menjadi pekerja atau keluar negeri kalau kita mampu mengolah negeri sendiri. Kenapa kita harus impor dari Amerika kalau negeri sendiri kaya!!! Selamat berwirausaha....Bravo Indonesia!
No comments:
Post a Comment