Thursday, April 26, 2018

Peran Teknologi Kemasan Dalam Aneka Industri


Agrotekno Sarana Industri
087875885444

Jual Aneka Botol Plastik Kemasan, Plastik Foil, Mesin Sealer (alat kemasan),.......

 Di era globalisasi sekarang ini, manusia semakin mudah mendapatkan apa yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Kemajuan teknologi di berbagai bidang telah menghasilkan beraneka macam produk yang dapat dipasarkan ke seluruh dunia. Didukung dengan kemajuan teknologi informasi yang semakin deras dan canggih, sehingga beraneka produk dapat dengan mudah dipromosikan secara online melalui internet hingga diakses di seluruh belahan dunia. Dengan semakin meluasnya akses promosi, maka setiap orang dapat dengan mudah memesan produk yang diinginkannya tanpa harus bertemu langsung dengan produsen atau pemasar. Bisnis online kini semakin marak, dan dapat dijadikan sebagai media bisnis yang cukup efektif dan murah. Berkembangnya berbagai macam produk yang beredar di pasaran baik produk pangan atau non-pangan tidak lepas dari berkembangnya teknologi kemasan.
Kemasan memiliki peran penting dalam penciptaan produk. Pengemasan adalah suatu sistem terpadu untuk mengawetkan, melindungi, menyiapkan produk, hingga siap untuk ditransportasi dan didistribusikan ke konsumen dengan cara yang efektif, efisien, murah dan mudah. Kemasan harus dapat melindungi produk, baik  dari pengaruh luar maupun dari dalam, seperti sinar ultra violet, kelembaban, pengaruh O2 serta harus dapat melindungi dari pengaruh Handling yang tidak benar. Penggunaan bahan baku yang berkualitas dan Handling yang benar merupakan upaya melindungi produk mulai dari saat dikemas, dikonsumsi, hingga tanggal kadaluarsa atau saat digunakan oleh konsumen.
Selain untuk melindungi produk dari kerusakan yang disebabkan oleh tekanan, suhu, atau bahan kontaminan berupa bahan fisik, kimiawi, atau mikrobiawi, kemasan juga memiliki fungsi estetik sehingga produk yang disajikan memiliki daya tarik. Diperlukan keahlian dalam memadukan peran desain, proses cetak dan finishing serta proses pembuatan di mesin pengemasan. Bentuk, ukuran, warna serta jelas dan lengkapnya informasi yang dicetakkan harus dapat menimbulkan suatu daya tarik yang luar biasa kuat. Penampilan gambar atau ilustrasi ini sangat mempengaruhi 75% keputusan konsumen  untuk membeli suatu produk.  Jadi, kemasan sangat menentukan ketertarikan konsumen terhadap suatu produk. Jika kemasannya bagus dan menarik, konsumen akan mengamati lebih detail produk yang ditawarkan tersebut. Selanjutnya,  penentuan keputusan pemilihan produk yang akan dibeli hanya berlangsung  3 (tiga) detik sebelum konsumen  meninggalkan tempat tersebut. Bentuk kemasan juga harus disesuaikan dengan kebutuhan dan harus selalu merupakan produk kreatif dan inovatif serta  mengikuti tren yang sedang berkembang, sehingga dapat tampil beda atau selangkah lebih maju dari kemasan – kemasan sejenis yang ada.
Kemasan juga berfungsi untuk memberi informasi mengenai produk yang disajikan. Cetakan yang tertera di kemasan, harus tertulis, terbaca dan terlihat dengan jelas jenis produk, nama produsen atau pengimpor dan pengedar di Indonesia, isi/berat, ukuran, cara penggunaanya dan tanda – tanda lainnya yang diperlukan, seperti: Nutrition Fact, No Pendaftaran (PIRT/MD/ML), Label Halal, Barcode, Expire Date, dll.
Kemasan juga berfungsi sebagai Brand Image. Brand image membuat konsumen atau siapapun  yang melihat sepintas suatu kemasan, dapat segera mengetahui produk yang dikemasnya. Hal ini dikarenakan adanya suatu ciri unik yang mudah dikenali atau ciri khusus yang  sudah melekat di kemasan produk tersebut  sejak lama. Ciri khusus/unik tersebut juga sangat memudahkan konsumen untuk melakukan pembelian ulang. Branding sangat mempengaruhi konsumen untuk memilih suatu produk secara emosional sebelum dipikir secara rasional karena otak sebelah kiri yang mengontrol emosi lebih cepat bereaksi. Aspek penggunaan warna juga sangat berperan dalam membentuk Brand Image suatu produk. Produk yang ditujukan ke segmen wanita, selalu menggunakan warna-warna muda, putih dan warna-warna segar lainnya. Sedangkan warna-warna kuat digunakan untuk produk-produk yang ditujukan  untuk pria.
Untuk mengemas produk, maka perlu memilih jenis kemasan yang tepat disesuaikan dengan jenis produk yang dikemas, bentuk kemasan, bahan kemasan, efesiensi biaya, estetika, dan lain-lain. Oleh karena itu kita perlu mengenal jenis kemasan dan karakteristiknya agar kemasan yang kita pilih sesuia dengan karakteristik produk, aman, dan menarik. Untuk mengenali jenis kemasan botol terdapat kode-kode yang tertera pada botol tersebut antara lain: Tanda segitiga (reycle) yg biasanya ada di botol-botol plastik, baik minuman plastik biasa, shampo, botol bayi dan lain-lain, di sini akan dijelaskan arti dari simbol tersebut, efek samping dan dampaknya

1. PET — Polyethylene Terephthalate
Biasanya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 1 di tengahnya dan tulisan PETE atau PET (polyethylene terephthalate). Biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya. Botol Jenis PET/PETE ini direkomendasikan HANYA SEKALI PAKAI,kenapa?Bila terlalu sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker).
Di dalam membuat PET, menggunakan bahan yang disebut dengan antimoni trioksida, yang berbahaya bagi para pekerja yang berhubungan dengan pengolahan ataupun daur ulangnya, karena antimoni trioksida masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernafasan, yaitu akibat menghirup debu yang mengandung senyawa tersebut.
Terkontaminasinya senyawa ini dalam periode yang lama akan mengalami: iritasi kulit dan saluran pernafasan. Bagi pekerja wanita, senyawa ini meningkatkan masalah menstruasi dan keguguran, pun bila melahirkan, anak mereka kemungkinan besar akan mengalami pertumbuhan yang lambat hingga usia 12 bulan.

2. HDPE — High Density Polyethylene
Umumnya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur ulang dengan angka 2 di tengahnya, serta tulisan HDPE (high density polyethylene) di bawah segitiga. Biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, tupperware, galon air minum, kursi lipat, dan lain-lain. HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang dikemasnya. HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Sama seperti PET, HDPE juga direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian, karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu.

3. V — Polyvinyl Chloride
Tertera logo daur ulang (terkadang berwarna merah) dengan angka 3 di tengahnya, serta tulisan V — V itu berarti PVC (polyvinyl chloride), yaitu jenis plastik yang paling sulit didaur ulang.
Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol. PVC mengandung DEHA yang dapat bereaksi dengan makanan yang dikemas dengan plastik berbahan PVC ini saat bersentuhan langsung dengan makanan tersebut karena DEHA ini lumer pada suhu -15oC. Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan. Sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan lain yang tidak mengandung bahan pelembut, seperti plastik yang terbuat dari polietilena atau bahan alami (daun pisang misalnya).

4. LDPE — Low Density Polyethylene
 
Tertera logo daur ulang dengan angka 4 di tengahnya, serta tulisan LDPE – LDPE (low density polyethylene) yaitu plastik tipe cokelat (thermoplastic/dibuat dari minyak bumi), biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek. Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah kuat, agak tembus cahaya, fleksibel dan permukaan agak berlemak. Pada suhu di bawah 60oC sangat resisten terhadap senyawa kimia, daya proteksi terhadap uap air tergolong baik, akan tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen. Plastik ini dapat didaur ulang, baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat, dan memiliki resistensi yang baik terhadap reaksi kimia. Barang berbahan LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.

5. PP — Polypropylene

Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta tulisan PP– PP (polypropylene) adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik, terutama untuk yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. Karakteristik adalah biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap Carilah dengan kode angka 5 bila membeli barang berbahan plastik untuk menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman.

6 . PS — Polystyrene
Tertera logo daur ulang dengan angka 6 di tengahnya, serta tulisan PS – PS (polystyrene) ditemukan tahun 1839, oleh Eduard Simon, seorang apoteker dari Jerman, secara tidak sengaja.
PS biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain. Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Selain tempat makanan, styrene juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung.
Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem syaraf, juga karena bahan ini sulit didaur ulang. Pun bila didaur ulang, bahan ini memerlukan proses yang sangat panjang dan lama. Bahan ini dapat dikenali dengan kode angka 6, namun bila tidak tertera kode angka tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar (cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning-jingga, dan meninggalkan jelaga.
7.Other
khusus plastik dengan kode 1, 3, 6, dan 7 ( polycarbonate), seluruhnya memiliki bahaya secara kimiawi. Ini tidah berarti bahwa plastik dengan kode yang lain secara utuh aman, namun perlu dipelajari lebih jauh lagi. Maka, jika kita harus menggunakan plastik, akan lebih aman bila menggunakan plastik dengan kode 2, 4, 5, dan 7 (kecuali polycarbonate) bila memungkinkan. Bila tidak ada kode plastik pada kemasan tersebut, atau bila tipe plastik tidak jelas (misalnya pada kode 7, di mana tidak selamanya berupa polycarbonate), cara terbaik yang paling aman adalah menghubungi produsennya dan menanyakan mereka tentang tipe plastik yang digunakan untuk membuat produk tersebut.

TIPS AMAN MENGGUNAKAN PLASTIK
  1. Cegah penggunaan botol susu bayi dan cangkir bayi (dengan lubang penghisapnya) berbahan polycarbonate, cobalah pilih dan gunakan botol susu bayi berbahan kaca, polyethylene, atau polypropylene. Gunakanlah cangkir bayi berbahan stainless steel, polypropylene, atau polyethylene. Untuk dot, gunakanlah yang berbahan silikon, karena tidak akan mengeluarkan zat karsinogenik sebagaimana pada dot berbahan latex.Jika penggunaan plastik berbahan polycarbonate tidak dapat dicegah, janganlah menyimpan air minum ataupun makanan dalam keadaan panas.
  2. Hindari penggunaan botol plastik untuk menyimpan air minum. Jika penggunaan botol plastik berbahan PET (kode 1) dan HDPE (kode 2), tidak dapat dicegah, gunakanlah hanya sekali pakai dan segera dihabiskan karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu. Bahan alternatif yang dapat digunakan adalah botol stainless steel atau kaca.
  3. Cegahlah memanaskan makanan yang dikemas dalam plastik, khususnya pada microwave oven, yang dapat mengakibatkan zat kimia yang terdapat pada plastik tersebut terlepas dan bereaksi dengan makanan lebih cepat. Hal ini pun dapat terjadi bila kemasan plastik digunakan untuk mengemas makanan berminyak atau berlemak.
  4. Bungkuslah terlebih dahulu makanan dengan daun pisang atau kertas sebelum dibungkus dengan plastik pembungkus ketika akan dipanaskan di microwave oven.
  5. Cobalah untuk menggunakan kemasan berbahan kain untuk membawa sayuran, makanan, ataupun belanjaan dan gunakanlah kemasan berbahan stainless steel atau kaca untuk menyimpan makanan atau minuman
  6. Cegah penggunaan piring dan alat makan plastik untuk masakan. Gunakanlah alat makan berbahan stainless steel, kaca, keramik, dan kayu.
  7. Terapkan, sebarkan dan ajaklah setiap orang di lingkungan rumah, kantor, sekolah, kampus, dan di manapun untuk mengetahui informasi ini dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

No comments:

Post a Comment