Thursday, April 26, 2018

Profil Pengusaha Tempe




Mbok Jilah Pengusaha Tempe

Mbok jilah,67 tahun, adalah seorang janda dan wirausahawan yang terbilang sukses menekuni usaha tempe di sebuah dusun di Sleman, Yogyakarta. Semenjak ditinggal suaminya 37 tahun silam, mbok jilah seorang diri harus menghidupi keenam orang anaknya yang masih kecil-kecil. Pahit getir hidup telah dirasakannya, demi memperjuankan anak-anaknya mbok jilah rela banting tulang kerja serabutan. Namun suatu ketika, terpikir olehnya untuk memulai sebuah usaha kecil-kecil. Dengan bekal pengalaman yang didapat ketika bekerja di pabrik tempe, mbok Jilah memulai usaha produksi tempe dari 5 Kg bahan baku kedelai per hari.
Usaha tempe yang telah digeluti sejak tahun 1973 ini, sedikit-demi sedikit produksinya meningkat, dari 5 kg hingga 50 kg per hari. Meskipun usaha skala kecil tapi telah menghantarkan mbok jilah ke tanah suci mekah menunaikan panggilan haji dan menyekolahkan anaknya hingga lanjutan atas dan sarjana. “Jika ingin berwirausaha sebaiknya dimulai dari kecil, tekun dan sabar, insyaallah akan berhasil”, pesan mok Jilah pada setiap anak muda yang ingin berguru padanya. Meski sudah haji, mbok Jilah yang tekun ibadahnya juga dikenal sosok yang mudah bergaul dengan siapa saja termasuk anak-anak muda. Beliau selalu memberikan nasihat-nasihat dan spirit yang membangun anak-anak muda di dusunnya. “Kalian harus berani untuk memulai berwirausaha, jangan selalu bermimpi kerja kantoran, kotor sedikit gak apa-apa yang penting halal dan hasilnya lumayan, kerja itu ibadah”, tambahnya dengan penuh semangat. 
Bisnis tempe yang ditekuninya sering dianggap remeh, namun siapa sangka labanya mencapai lebih dari 40 persen dari modal. Proses pembuatannya pun mudah dan sederhana, investasi juga kecil, bisa dimulai dari 5-10 kg bahan baku kedelai per hari untuk skala industri rumahan. Harga kedelai Rp. 5000,- per Kg, jamur tempe Rp 15.000,- per Kg, daun pisang untuk kemasan per ikat Rp.1500,- untuk mengemas 1 Kg bahan baku kedelai. Analisis ekonomi jika skala produksi kita 50 Kg bahan baku kedelai per hari, 25 hari kerja maka per bulan 1.250 Kg bahan baku kedelai, maka biaya bahan baku Rp. 6.250.000,- per bulan, dibutuhkan bibit jamur tempe 5 Kg biaya Rp. 75.000,- dan biaya kemasan daun pisang Rp.1.500.000,- , tenaga kerja 3 orang Rp.1.800.000,-, listrik dan air Rp.200.000,-. Dari hasil perhitungan, maka biaya produksi dengan tingkat produksi 1.250 Kg bahan baku kedelai per bulan adalah Rp.9.750.000,- dan dihasilkan 81.250 unit produk tempe kemasan daun, harga tempe per kemasan daun Rp. 200,- sehingga hasil penjualan adalah Rp.16.250.000,- per bulan, maka diperoleh laba kotor Rp.6.500.000,- per bulan tanpa memperhitungkan pajak dan penyusutan.

Proses pembuatan tempe secara umum adalah, kedelai direndam selama kurang lebih 8 jam, kemudian direbus selama kurang lebih 30 menit dengan menggunakan kayu bakar, setelah mendidih ditiriskan dalam keranjang bambu dicuci dengan air yang mengalir untuk menghilangkan kulit dan lendir-nya kemudian direndam lagi selama kurang lebih 8 jam, kemudian dikukus dengan menggunakan panci kurang lebih 30 menit. Setelah masak didinginkan dengan menggunakan tampah. Setelah dingin diinokulasi atau ditambahkan jamur tempe (Rhizopus sp.), kemudian dikemas dengan menggunakan plastik atau daun pisang. “Perendaman dilakukan dua kali akan menyebabkan citarasa tempe menjadi lebih nikmat”, jelas mbok Jilah berbagi rahasia.Selamat mencoba!

No comments:

Post a Comment