Contact : 087875885444
Industri tahu dan tempe adalah industri yang banyak terdapat di Indonesia. Industri ini banyak menghasilkan limbah cairan yang cukup mengganggu lingkungan apabila limbah tersebut dibuang ke lingkungan begitu saja. salah satu upaya untuk memanfaatkan limbah cair industri tahu dan tempe adalah dengan mengolah menjadi nata de soya. Limbah cair yang masih mengandung banyak nutrisi akan menjadi media yang baik untuk pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum. Limbah cair industri tahu dan tempe umumnya masih dibuang begitu saja, sehingga dapat menyebabkan pencemaran lingkungan berupa bau yang tidak sedap. Proses pembuatan nata de soya dari limbah industri tahu dan tempe diharapkan mampu meningkatkan nilai ekonomis limbah cair industri tahu dan tempe, serta mengatasi pencemaran lingkungan.
Nata de soya memiliki karakteristik kenampakan warna agak kecoklatan, memiliki cita rasa aroma khas kedelai saat setelah dipanen. Warna coklat dan aroma khas kedelai bisa dihilangkan dengan perebusan dan pencucian beberapa kali dengan menggunakan air bersih. Berikut ini adalah proses produksi pembuatan nata de soya dengan menggunakan bahan baku limbah industri tempe:
a). Bahan yang diperlukan
1. 50 liter limbah cair industri tahu atau tempe yang sudah asam (dibiarkan 3 hari)
2. 150 gram ZA (ammonium sulfat)
3. 200 gram gula pasir
4. Asam asetat atau cuka 250 ml (jika diperlukan untuk menurunkan pH 3-4)
5. Bibit nata (Acetobacter xylinum)
b). Proses Pembuatan:
1. Penyiapan nampan
Siapkan nampan sejumlah yang dibutuhkan, jika kita menuang media larutan per nampan 1,2 liter, maka dibutuhkan 42 nampan untuk satu kali perebusan per 50 liter larutan. Nampan yang akan digunakan ditutup koran dan diikat dengan menggunakan karet ban.
2. Penyaringan media
Limbah cair industri tempe atau tahu yang akan digunakan sebagai media pembuatan nata disaring dengan kain kasa, agar kotoran-kotoran dan partikel kasar dapat dipisahkan.
3. Perebusan
Perebusan dilakukan dengan menggunakan panci kapasitas 60 liter dengan menggunakan kayu bakar atau batu bara. Penambahan gula pasir dan asam cuka ke dalam media larutan, sambil dilakukan pengadukan. Jika larutan telah mendidih kemudian ditambahkan ZA.
4. Inkubasi / Fermentasi
Larutan yang mendidih kemudian dituang pada nampan-nampan yang telah ditutup dengan menggunakan koran yang telah diikat dengan menggunakan karet ban. Kemudian disusun dalam rak-rak. Setelah kurang lebih 8 jam sehingga larutan dalam nampan menjadi dingin kemudian dilakukan inokulasi dengan menambahkan starter/bibit nata Acetobacter xylinum 10%.
5. Pemanenan.
Setelah pemeraman selama 7-10 hari, dilakukan pemanenan. Nata dengan kualitas baik dan nata terkontaminasi jamur dipisahkan. Nata terkena jamur dilakukan pengguntingan dan dibuang bagian yang terkena jamur.
6. Pencucian
Nata hasil panen kemudian dicuci dengan menggunakan air bersih. Kemudian setelah dicuci bersih dapat disimpan dalam drum plastik dalam bentuk lembaran-lembaran atau dipotong-potong dengan menggunakan mesin pemotong atau secara manual dengan menggunakan pisau.
7. Penyimpanan
Nata yang telah menjadi potongan kemudian disimpan dalam drum plastik dengan penambahan air sampai permukaan nata tertutup air. Perawatan dilakukan dengan cara penggantian air tiap 3 hari sekali.
No comments:
Post a Comment