Thursday, April 26, 2018

Stop Impor Kedelai Hitam, Kita Bisa!



Agrotekno Sarana Industri / 087875885444. Jual Bibit Kedelai Hitam Malika, Ragi Kecap Aspergillus oryzae, Aspergillus sojae
Kedelai hitam adalah salah satu komoditas pertanian yang banyak dibutuhkan oleh industri kecap di Indonesia. Di Indonesia, kedelai hitam tidak sepopuler kedelai kuning, hal ini dimungkinkan karena industri berbahan baku kedelai kuning lebih variatif seperti industri tahu, tempe, tauco, susu kedelai, soygurt, oncom dan lain-lain, sedangkan kedelai hitam sebagian besar dikonsumsi oleh industri kecap. Kandungan protein kedelai hitam yang tinggi mencapai 3,20 % dan warnanya yang hitam menarik sehingga sangat baik digunakan sebagai bahan dasar membuat kecap.
Di Indonesia permintaan produk kecap cukup tinggi, hal ini ditandai dengan beragamnya produk kecap baik diproduksi oleh produsen Indonesia atau produk kecap impor. Masuknya aneka produk kecap impor ke Indonesia menjadi pesaing yang cukup kuat bagi para pelaku usaha kecap di Indonesia. Para produsen lokal harus siap bersaing dalam hal mutu produk dan pelayanan terhadap konsumen, sehingga konsumen tidak berpindah kepada produk-produk kecap impor. Animo masyarakat Indonesia terhadap produk kecap sebagai bumbu masakan sangat tinggi, sehingga menyebabkan permintaan produk kecap cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Tingginya permintaan produk kecap menunjukan bahwa industri kecap memiliki prospek yang cukup menjanjikan sebagai peluang bisnis. Saat ini, produk-produk kecap lokal masih didominasi oleh perusahaan-perusahaan besar seperti kecap bango (PT Unilever), Kecap ABC, dan kecap nasional, sedangkan produk kecap home industri jumlahnya hanya sedikit, padahal teknologinya sederhana dan investasi juga tidak terlalu besar. Hal ini dimungkinkan karena pasokan kedelai hitam masih sangat rendah, dan relatif mahal. Baik kedelai kuning maupun kedelai hitam sebagian besar masih impor, kurang lebih 60 % berasal dari Amerika Serikat.
Di Negara maju seperti AS, para petani kedelai mendapat subsidi dari pemerintah kurang lebih 50 % persen, sehingga mampu menjual kedelai dengan harga yang lebih murah. Hal ini yang seringkali memberi peluang para importir mendatangkan kedelai dari luar negeri, dan membuat para petani kedelai kita enggan untuk menanam kedelai. Membanjirnya kedelai impor, membuat para pelaku usaha industri berbasis kedelai semakin ketergantungan dengan kedelai impor. Saat harga kedelai melambung tinggi, banyak industri olahan kedelai yang mengeluh dan tidak sedikit yang berhenti beroperasi. Ketergantungan Indonesia terhadap kedelai impor menyebabkan harga kedelai fluktuatif. Hal ini juga berpengaruh terhadap pasang surutnya industri berbasis kedelai.
Oleh karena itu, Indonesia sebagai Negara agraris harus sesegera mungkin bangkit dari ketergantungan terhadap komoditas impor. Kita harus membangkitkan semangat para petani untuk menanam kedelai. Para petani menginginkan adanya kepastian pasar dengan harga yang menguntungkan dan relatif stabil. Peran pemerintah sangat penting yaitu dengan mengembangkan riset benih unggul, bantuan teknologi dan permodalan, pembentukan kelompok-kelompok tani, infra struktur, dan lain-lain. Benih kedelai unggul sangat penting untuk dikembangkan yaitu yang memiliki produktifitas yang tinggi dan kualitasnya juga mampu bersaing dengan kedelai impor.
Saat ini, terdapat beberapa benih kedelai hitam yang dikembangkan oleh Badan Litbang Pertanian yaitu; Detam 1 dan Detam 2. Detam 1 memiliki potensi hasil hingga 3,45 t/ha dan ukuran biji besar (14,84 g/100 biji) dan kandungan proteinnya mencapai45,36% bk. Detam 1 menjadi varietas kedelai hitam pertama berukuran biji besar dan menjadi varietas kedelai berkandungan protein tertinggi. Sedangkan Detam 2 memiliki ukuran biji sedang, kandungan protein mencapai 45,58% bk, dan menjadi varietas kedelai hitam dengan kandungan protein sangat tinggi, dan tahan kekeringan. Semakin tinggi protein biji kedelai, kadar protein kecap yang dihasilkan juga semakin tinggi. Sifat sensoris kecap, meliputi warna kecap Detam 1 dan Detam 2 berkriteria paling disukai.
Badan Litbang Pertanian, juga telah mengembangkan varietas kedelai berumur super genjahtoleran terhadap kekeringan dan hama melalui mekanisme escape(terhindar) serta meningkatkan indeks pertanaman (IP) antara lain yaitu; kedelai hitam W9837 X Cikuray-66, potensi hasil bijinya tinggi, hingga 3,15 t/ha (rata-rata 2,88 t/ha), berumur genjah (75 hari), rendemen kecap mencapai 88%, dan kecap yang dihasilkancukup baik; galur harapan  W9837 X 100H-236 memiliki potensi hasil 2,89 t/ha (rata-rata 2,54 t/ha), toleran kekeringan, berumur genjah, agak tahan hama kepik coklat dan karat daun.
Saat ini, Universitas Gadjah Mada juga telah mengembangkan benih kedelai hitam unggul yang diberi nama Kultivar Mallika yang merupakan varietas lokal kedelai hitam dan telah mengalami pemurnian dan diuji di 17 lokasi. Univeristas Gadjah Mada dengan berkolaborasi bersama PT Unilever mengembangkan kemitraan dengan para petani untuk mengembangkan budidaya kedelai hitam. PT Unilever bertindak sebagai fihak penampung hasil panen kedelai hitam dari para petani kedelai hitam yang menjadi mitra dengan konsep saling menguntungkan. Dengan adanya pasar yang jelas, para petani mulai bersemangat untuk membudidayakan kedelai hitam.
Saat ini, benih Mallika telah dikembangkan di 4 provinsi (DIY, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur) meliputi 16 kabupaten (Cianjur, Bantul, Kota Yogyakarta, Sleman, Kulon Progo, Gunung Kidul, Blitar, Jombang, Trenggalek, Nganjuk, Madiun, Ngawi, Bojonegoro, Klaten, Blora, dan Pacitan, Wonogiri dan Sukoharjo. Target penanaman kedelai hitam tahun 2008 mencapai 2.150 ha dengan melibatkan lebih dari 8.000 petani. Kedelai hitam kultivar Mallika sudah cukup teruji dan mampu menunjukkan beberapa keunggulan baik kuantitas dan kualitasnya. Potensi hasil Mallika berkisar antara 1,64-2,93 ton/ha, dan di tingkat petani mampu mencapai 2,40 ton/ha (tahun 2004), 2,76 ton/ha (tahun 2005), bahkan 3,0 ton/ha. Mallika juga mampu beradaptasi terhadap kondisi kekeringan dan curah hujan tinggi. Adanya kerjasama antara lembaga peniliti, produsen kecap, dan petani, diharapkan produksi kedelai hitam di Indonesia meningkat. Meningkatnya produksi kedelai hitam pada gilirannya akan menurunkan impor, dan stabilitas harga kedelai hitam di dalam negeri dapat stabil, serta berkembangnya industri kecap baik skala besar atau rumahan.

No comments:

Post a Comment