Di Indonesia produksi buah naga masih sangat terbatas sehingga pasokan buah naga sebagian besar masih impor dari negara lain. Di Asia Tenggara, tanaman ini berbuah pada bulan November-April. Pada musim panen buah naga / dragon fruit banyak dijumpai di pasaran antara lain di supermarket, toko buah dan dapat langsung diperoleh di petani buah naga. Selain dikonsumsi dalam bentuk segar, buah naga juga telah diolah menjadi produk kemasan seperti sirup buah naga. Namun, produksinya masih dalam dalam skala rumahan biasanya diproduksi oleh para petani buah naga. Buah yang juga dikenal dengan Pitaya ini memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi aneka produk olahan.
Buah naga memiliki biji yang sangat kecil kurang dari 1 mm. Memisahkan biji dari daging buah nya merupakan kendala dalam proses pengolahan produk berbahan baku buah naga.
Indonesia memiliki potensi sangat besar untuk mengembangkan tanaman buah naga karena memiliki iklim tropis dan lahan subur. selain itu tanaman ini dapat tumbuh pada lahan yang kurang subur dan kurang air sehingga dapat dijadikan tanaman pertanian pada lahan kritis atau lahan tidur. Tanaman ini juga dapat dijadikan tanaman penghias taman dan peneduh yang berniliai estetik tinggi.
Budidaya tanaman buah naga di kebun secara ekonomis sangat menguntungkan, panen pertama sudah mampu mengembalikan modal. Modal yang dibutuhkan untuk lahan 1 ha kurang lebih 2ooan juta, dengan B/C > 4.
No comments:
Post a Comment