Wednesday, April 25, 2018

Meningkatkan Produktifitas Budidaya Lele Dengan Sistem Bioflock




Agrotekno Sarana Industri
087875885444
Jual Probiotik Bioflock

Potensi Pasar Produk Ikan Lele
Ikan lele adalah salah satu komoditas perikanan yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai produk unggulan. Ikan lele memiliki pangsa pasar yang sangat luas baik lokal maupun manca negara. Kini, kuliner ikan lele di Indoneisia kian berkembang  seperti pecel lele, pecak lele, dan lain-lain. Ikan lele juga telah banyak diolah menjadi aneka olahan seperti  sosis, nugget, fillet yang yang banyak diminati konsumen. Berkembangnya kuliner ikan lele dan aneka produk olahan lele memacu meningkatnya permintaan ikan lele.  Hal ini menjadi peluang bisnis yang prospektif pengembangan usaha budidaya ikan lele di Indonesia.
Di Indonesia budidaya ikan lele berkembang cukup pesat. Lele merupakan jenis ikan tawar yang relatif mudah dibudidayakan, pertumbuhannya cepat, relatif tahan penyakit. Ikan lele dapat dibudidayakan di kolam tanah atau dengan menggunakan terpal. Dengan pengembangan usaha budidaya ikan lele secara intensif tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesejhateraan masyarakat dan meningkatkan perekonomian nasional. Usaha budidaya ikan lele juga relatif sederhana dan mudah serta membutuhkan investasi yang tidak terlalu tinggi sehingga sangat cocok dikembangkan sebagai program pengembangan ekonomi kerakyatan.

Teknik Budidaya Ikan Lele
Budidaya ikan lele dengan menggunakan terpal merupakan upaya terobosan untuk pembudidayaan secara intensif di lahan terbatas air atau lahan yang kurang mendukung untuk pembuatan kolam ikan. Budidaya ikan lele dengan menggunakan terpal sangat efektif dan efesien dan hasilnya juga memuaskan. Kelebihan memelihara ikan lele di kolam terpal antara lain: terpal mudah didapatkan, dan harganya cukup murah, kontaminasi dengan tanah yang tidak diketahui kualitasnya dapat dihindar, kontrol air mudah diatur baik dari segi kualitas maupun kuantitas air, meminimalisir hama yang sering terdapat di permukaan tanah seperti berang-berang dan sejenis bakteri, praktis dalam pemanenan lele. Kolam lele yang paling baik adalah kolam yang sesuai antara lebar kolam dengan populasi bibit lele yang ditebar. Kapasitas kolam lele adalah 100-200 ekor / m3 (1 meter panjang x 1 m lebar x 1 m tinggi air). Semua jenis lele (sangkurinag, dubo dan lainnya) dapat dipelihara di kolam terpal. Oleh karena itu budidaya  dengan menggunakan terpal sangat potensial dikembangkan untuk meningkatkan produksi ikan lele di Indonesia.
Dengan pemanfaatan teknologi bioflock yaitu pemanfaatan mikrobia untuk menetralisir kandungan nitrit pada kolam yang disebabkan oleh sisa-sisa  pakan, sehingga budidaya ikan lele dengan menggunakan terpal dapat dilakukan dengan kepadatan yang sangat tinggi. Dengan memanfaatkan mikrobia probiotik ikan lele akan lebih sehat meski dengan kepadatan yang tinggi, sehingga tingkat kematian dapat diperkecil.
Untuk melakukan budidaya ikan lelel penting sekali mengenal jenis-jenis lele. Beberapa jenis ikan lele yang banyak dibudidayakan di Indonesia antara lain adalah;   Lele Lokal (Charias Batrachus), Lele Dumbo (Clarias Gariepinus), Lele Sangkuriang, dan Lele Phyton. Jenis-jenis ikan lele tersebut sudah sangat popular dan hasilnya telah terbukti sangat produktif. Jenis-jenis ikan lele tersebut sudah cukup banyak tersebar di Indonesia, sehingga pembibitanya relatif mudah.
Setelah menentukan jenis ikan lele yang akan dibudidayakan, langkah selanjutnya adalah menyiapakan kolam. Pada proposal ini ditekankan pada usaha budidaya ikan lele dengan menggunakan kolam terpal karena dipandang lebih praktis dan fleksibel untuk diaplikasikan. Kolam ukuran 2 x 3 x 1 meter membutuhkan luas terpal 4 x 5 meter dan  kolam ukuran 4 x 5 x 1 meter membutuhkan luas terpal 6 x 7 meter. Bentuk kolam terpal dapat berupa persegi empat dengan menggunakan tiang terbuat dari bambu atau kayu berukuran tinggi kurang lebih 1.5 meter.
Cara membuat kolam terpal dapat dilakukan dengan cara membuat galian tanah setinggi 1,5 m dengan luas 4 x 5 m untuk kurang lebih 1000 ekor lele. Setelah tanah tersebut digali tekan-tekan permukaan galian hingga rata, jauhkan kerikil, bebatuan dan benda keras lainnya dari permukaan galian kolam tanah. Semprot galian tanah tersebut dengan disinfektan sebagai tindakan sanitasi. Setalah disanitasi biarkan galian kolam tersebut selama tiga hari, kemudian dipasangkan terpal sesuai ukuran. Untuk menahan terpal yang akan diisi air menjadi kolam bisa menimbunnya dengan tanah atau dipancang dengan kayu. Cara yang kedua yaitu tanpa membuat galian tanah, tapi langsung membuat kolam terpal dengan dipancang pada bagian sisi-sisinya dengan menggunakan bambu, kayu, atau besi dengan ketinggian kurang lebih 1.5 m -2 m. 
Setelah kolam disiapkan, langkah selanjutnya adalah pengadaan bibit dan pakan. Pakan merupakan faktor penting yang sangat menentukan dalam usaha budidaya ikan lele. Pakan ikan lele dapat menggunakan pelet, sisa-sisa makanan, limbah industri pangan seperti onggok sinkong, ampas tahu, bungkil dan lain-lain. Pakan ikan lele relatif mudah, hewan ini tergolong hewan yang rakus sehingga efesiensi pakan relatif mudah dilakukan. Pemberian pakan alternatif dengan memanfaatkan sisa-sisa makanan dan limbah industri pangan merupakan upaya untuk menekan biaya sehingga labanya dapat maksimal. Pemanfaatan limbah industri sebagai pakan alternatif dapat meningkatkan nilai ekonomis bagi industri pengolahan pangan yang dapat berjalan secara sinergis.

Selama pemeliharaan ikan lele penting sekali diperhatikan kesehatannya agar tidak terserang penyakit yang akan dapat menimbulkan kerugian yang signifikan. Dengan teknologi bioflock yaitu pemanfaatan mikrobia probiotik dapat memperbaiki sistem perairan di kolam sehingga ikan lele dapat bertahan dalam kepadatan yang sangat tinggi. Teknologi bioflock sangat menguntungkan sehingga telah banyak diaplikasikan oleh para peternak ikan lele. Masa panen ikan lele dapat dicapai pada usia 35 – 60 hari sesuai dengan permintaan pasar. 

No comments:

Post a Comment