1. Penyakit Antraks
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Penyakit antraks tergolong berbahaya dan mematikan. Penularan penyakit ini terjadi melalui kontak langsung sentuhan kulit, makanan, minuman, dan pernapasan. Penyakit ini bisa menyerang semua sapi dari berbagai tingkatan umur dan bisa menular kepada manusia. Serangan antraks ditandai dengan demam tinggi; badan lemah dan gemetar; pernapasan terganggu; terjadi pembengkakan pada kelenjar dada, leher, alat kelamin; badan dipenuhi bisul; keluar darah berwarna merah kehitaman melalui hidung,telinga, mulut, anus, dan vagina; kotoran ternak cair dan sering bercampur darah; serta limpa bengkak dan berwarna kehitaman.
Pencegahan penyakit dilakukan dengan memberikan vaksin spora (Max Sterne) dosis 1 ml setiap 6 bulan sekali atau serum anti-antraks dosis 50-100 ml per ekor sapi. Pengobatan sulit dilakukan karena dapat menyebarkan penyakit kepada sapi yang lain. Karena itu, sapi yang terkena antraks harus segera dipotong dan dibakar atau dikubur dengan kedalaman lebih dari 2 m.
2. Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) atau Apthae epizootica (AE)
Penyakit ini disebabkan oleh virus Rhinovirus. Penularan dengan cepat melalui kontak langsung misalnya air kencing, air susu, air liur, dan benda lain yang tercemar kuman AE. Penyakit PMK tidak dapat menular kepada manusia.
Gejala PMK terlihat dari melepuhnya rongga mulut, lidah, dan telapak kaki (tracak), disertai adanya tonjolan bulat berisi cairan bening; sapi mengalami demam atau panas, selanjutnya suhu badan menurun drastic; nafsu makan menurun bahkan tidak mau makan sama sekali; serta keluar air liur secara berlebihan. Pencegahan PMK dilakukan dengan menjaga kebersihan kandang dan lingkungan, serta memberikan vaksinasi secara rutin setiap 6 bulan sekali. Sapi yang terserang harus diisolasi, sedangkan sapi yang mati harus segera dikubur atau dibakar.
3. Penyakit Ngorok (Mendengkur) atau Penyakit Septichaema Epizootica (SE)
Penyakit ngorok adalah penyakit yang menyerang saluran pernapasan sapi yang berusia muda (umur 6-24 bulan). Penyakit ini disebabkan oleh bakteri PastureIla multocida. Bakteri ini biasanya menyerang sapi yang baru mengalami perjalanan jauh. Penularan penyakit terjadi melalui makanan dan minuman yang tercemar bakteri.
Gejala penyakit ditandai dengan membengkaknya kulit kepala dan selaput lendir lidah disertai warna merah dan kebiruan; membengkaknya leher, anus, dan vulva; paru-paru meradang; selaput lendir usus dan perut masam serta berwarna merah tua; serta sapi mengalami demam dan sulit bernapas sehingga terdengar mengorok. Dalam keadaan sangat parah, sapi akan mati dalam waktu antara 12-36 jam. Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan memberikan vaksinasi anti-SE, setiap 6 bulan sekali. Sementara pengobatannya dapat dilakukan dengan memberikan antibiotika atau sulfa.
No comments:
Post a Comment