Singkong
merupakan bahan baku aneka industry antara lain; tepung mocaf, tapioka, gula
cair, bioetanol, makanan camilan, dan lain-lain. Agar kebutuhan industri berbasis
singkong terpenuhi dalam jumlah besar dan kontinu, maka penting sekali
melakukan budidaya tanaman singkong atau bermitra dengan para petani singkong. Budidaya
singkong sendiri akan membantu mengatasi kekurangan pasokan dan menekan
kenaikan harga bahan baku singkong. Masa panen petani singkong yang belum
dimanaj dengan baik sehingga menyebabkan pasokan tidak teratur dan
mengakibatkan harga fluktuasi tinggi, hal ini sangat berpengaruh terhadap
produktifitas industry berbasis singkong. Oleh karena itu para pelaku usaha,
sebaiknya juga melakukan budidaya singkong sendiri, selain bermitra dengan para
petani atau suplier singkong.
Untuk
melakukan budidaya tanaman singkong kita harus menentukan lokasi budidaya yang
tepat sehingga dicapai produkis optimal. Singkong merupakan tanaman tropis,
tetapi dapat pula beradaptasi dan tumbuh dengan baik di daerah sub-tropis.
Tanaman singkong tidak menuntut iklim yang spesifik untuk pertumbuhannya.
Secara umum, singkong dapat tumbuh
dengan baik pada iklim dengan curah hujan: 1500-2.500 mm/thn. Sinar matahari
yang dibutuhkan bagi tanaman singkong sekitar 10 jam/hari terutama untuk
kesuburan daun dan perkembangan umbinya. Tanaman singkong dapat tumbuh pada
ketinggian 2000 m dari permukaan air laut atau di sub-tropis dengan suhu
rata-rata 16 C˚. Pada ketinggian tempat sampai 300 m dpl, tanaman singkong
dapat menghasilkan umbi dengan baik, akan tetapi tidak menghasilkan bunga.
Sedangkan pada ketinggian tempat mencapai 800 m dpl tanaman singkong mampu
menghasilkan bunga dan biji. Bahan baku singkong yang didapat dari daerah dataran tinggi akan
menghasilkan rendemen yang tinggi dibandingkan singkong dari dataran rendah.
Singkong yang ditanam pada daerah yang curah hujannya rendah memiliki kadar air
yang lebih rendah dibandingkan dengan singkong yang ditanam pada daerah dengan
curah hujan yang tinggi. Secara ekonomis, singkong dengan kadar air tinggi
kurang baik untuk pembuatan tepung mocaf.
Tanaman Singkong memerlukan
media tanam sesuai agar menghasilkan produksi yang maksimal. Media taman yang
paling sesuai untuk tanaman singkong adalah tanah yang berstruktur remah,
gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros serta kaya bahan organik.
Tanah dengan struktur remah mempunyai tata udara yang baik, selain itu unsur
hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah. Tanaman singkong akan tumbuh dengan
baik jika tanah subur dan kaya bahan organik baik unsur makro maupun mikronya.
Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman singkong adalah jenis aluvial latosol,
podsolik merah kuning, mediteran, grumosol dan andosol. Tanaman singkong akan
tumbuh dengan baik pada lahan dengan derajad keasaman pH berkisar antara
4,5-8,0 dengan pH ideal 5,8. Sedangkan tanah di Indonesia ber-pH rendah (asam),
yaitu berkisar 4,0-5,5, sehingga cukup netral bagi suburnya tanaman singkong. Teknik
budidaya tanaman singkong meliputi; pembibitan, pengolahan lahan, penaman,
pemupukan, perawatan, penanggulangan hama dan penyakit, penanganan pasca
panen.
1). Pembibitan Singkong
Sebelum
melakukan budidaya tanaman singkong, perlu dilakukan pemilihan bibit yang
berkualitas. Bibit singkong yang akan dikembangbiakan dipilih berasal dari
tanaman induk yang mempunyai karakteristik; produksi tinggi, kadar tepung
tinggi, umur panen 7 - 9 bulan, tahan terhadap hama dan penyakit, warna putih,
kadar sianida-nya rendah. Bibit dengan kualitas baik akan menghasilkan produksi
yang tinggi dan kualitas singkong yang tinggi pula.
Pengembangbiakan
tanaman singkong dapat dilakukan dengan cara stek. Batang tanaman singkong yang
akan digunakan untuk stek dipilih berdasarkan umur kurang lebih 7-12 bulan, diameter 2,5-3cm,
telah berkayu, lurus dan masih segar, panjang stek 20-25 cm, bagian pangkal
diruncingi agar memudahkan penanaman,kulit stek tidak terkelupas terutama pada
bakal tunas.
2). Pengolahan Lahan
Sebelum
melakukan penanaman bibit singkong, maka perlu dilakukan pengolahan tanah
terlebih dahulu agar tanah menjadi gembur sehingga pertumbuhan akar dan umbi
berkembang dengan baik. Gulma dan sisa-sisa tanaman harus dibakar. Waktu
mengerjakan tanah sebaiknya pada saat tanah tidak dalam keadaan becek atau
berair, agar struktur tanah tidak rusak. Pengolahan tanah dibajak atau di
cangkul 1-2 kali sedalam kurang lebih 20 cm, diratakan langsung ditanami atau
di buat bedengan-bedengan atau guludan dan juga dibuat saluran drainase,
kemudian baru dapat ditanam.
3). Penanaman
Penanaman
bibit singkong dapat dilakukan setelah bibit/stek dan tanah disiapkan. Waktu
yang baik untuk penanaman adalah permulaan musim hujan. Hal ini disebabkan singkong
memerlukan air terutama pada pertumbuhan vegetatif yaitu umur 4-5 bulan,
setelah itu kebutuhan akan air relatif lebih sedikit. Jarak tanam secara monokultur antara lain: 100 cm x 100
cm ; 100 cm x 60 cm. Cara menanam
singkong sebaiknya stek tegak lurus atau minimal membentuk sudut 60 derajat
dengan tanah dan kedalaman stek 10 - 15 cm.
4). Pemupukan
Untuk
mencapai hasil yang tinggi perlu dilakukan pemupukan bisa dengan menggunakan
pupuk organik (pupuk kandang, kompos dan pupuk hijau ) dan pupuk an-organik
(Urea, TSP, KCL). Pupuk organik sebaiknya diberikan bersamaan dengan pengolahan
tanah. Tujuan utama pemberian pupuk adalah untuk memperbaiki struktur tanah.
Pupuk an-organik diberikan tergantung komposisi tanah. Pada umumnya dosis pupuk
anjuran untuk tanaman singkong adalah:
-
Urea : 60 - 120 kg hl/ ha
-
TSP : 30 kg P205/ ha
-
KCL : 50 kg K20/ ha
Cara
pemberian pupuk adalah Pupuk dasar : 1/3 bagian dosis Urea, KCL., dan seluruh
dosis P (TSP) diberikan pada saat tanam, pupuk susulan : 2/3 bagian dari dosis
Urea dan KCL diberikan pada saat tanaman berumur 3 - 4 bulan.
5). Pemeliharaan
Pemeliharaan
tanaman perlu dilakukan untuk mendapatkan tanaman yang sehat, baik, seragam dan
memperoleh hasil yang tinggi. Pemeliharaan singkong meliputi Penyiangan dan
Pembumbunan
Penyiangan
dilakukan apabila sudah mulai tampak adanya gulma (tanaman pengganggu).
Penyiangan kedua dilakukan pada saat singkong berumur 2-3 bulan sekaligus
dengan melakukan pembumbunan. Pembumbunan dilakukan untuk memperbaiki struktur
tanah sehingga singkong dapat tumbuh dengan sempurna, memperkokoh tanaman
supaya tidak rebah.
6). Penanggulangan Hama Dan Penyakit
Tanaman Singkong
Hama
pada tanaman singkong antara lain; tungau daun merah dan kumbang, sedangkan
penyakit yang sering menyerang tanaman singkong adalah layu bakteri dan bercak
daun. Untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit pada tanaman singkong
adalah; sanitasi lahan setelah panen (sisa tanaman dibakar ), bibit yang
digunakan sehat dari varietas tahan penyakit, pengolahan tanah secara sempurna,
pergantian tanaman dengan palawija/tanaman lainnya. Cara-cara tersebut dapat
secara efektif mengurangi serangan hama penyakit.
No comments:
Post a Comment