Agrotekno
087875885444
Jual Bibit Bakteri Acetobacter xylinum
Di Indonesia,
industri tahu dan tempe berkembang pesat. Hal ini disebabkan produk tahu dan
tempe sangat digemari oleh masyarakat Indonesia karena disamping nikmat
harganya juga murah. Berkembangnya industri tahu tempe memberikan dampak
positif bagi terpenuhinya kebutuhan produk bergizi tinggi dan murah, membuka
lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang pada akhirnya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Namun, di sisi lain, perkembangnya industri tahu dan
tempe membawa dampak negatif terhadap lingkungan, karena industri ini
menghasilkan limbah cair yang masih belum termanfaatkan secara optimal. Limbah
cair tersebut umumnya dibuang ke aliran sungai atau selokan, hal ini seringkali
membuat meningkatnya oksigen demand pada lingkungan tersebut dan mendatangkan
aroma tidak sedap. Limbah cair industri tahu dan tempe sebagian telah
dimanfaatkan sebagai campuran konsentrat pakan ternak sapi atau kambing, namun,
masih banyak yang belum termanfaatkan dan dibuang ke lingkungan. Industri tahu
dan tempe akan lebih baik jika terintegrasi dengan upaya penanganan limbahnya,
yaitu membuat peternakan ruminansia (kambing atau sapi) untuk menyerap limbah
cair dan ampas kedelai. Selain itu limbah cair kedelai juga bisa diolah menjadi
nata de soya sebagai bahan baku minuman.
Nata de soya
adalah nata berbahan baku limbah cair industri olahan kedelai seperti tahu dan
tempe. Pada industri tempe, yang digunakan untuk pembuatan nata de soya adalah
limbah cair dari perebusan kedelai, sedangkan pada industri tahu adalah limbah
cair dari proses pengendapan. Limbah cair yang masih mengandung banyak nutrisi
akan menjadi media yang baik untuk pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum. Limbah
cair industri tahu dan tempe umumnya masih dibuang begitu saja, sehingga dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan berupa bau yang tidak sedap. Proses pembuatan
nata de soya dari limbah industri tahu dan tempe diharapkan mampu meningkatkan
nilai ekonomis limbah cair industri tahu dan tempe, serta mengatasi pencemaran
lingkungan.
Nata de soya
memiliki karakteristik kenampakan warna agak kecoklatan, memiliki cita rasa
aroma khas kedelai saat setelah dipanen. Warna coklat dan aroma khas kedelai
bisa dihilangkan dengan perebusan dan pencucian beberapa kali dengan
menggunakan air bersih. Berikut ini adalah proses produksi pembuatan nata de
soya dengan menggunakan bahan baku limbah industri tempe:
a). Bahan yang
diperlukan
1. 50
liter limbah cair industri tahu atau tempe yang sudah asam (dibiarkan 3 hari)
2. 150
gram ZA (ammonium sulfat)
3. 200 gram gula pasir
4. Asam
asetat atau cuka 250 ml (jika diperlukan untuk menurunkan pH 3-4)
5. Bibit
nata (Acetobacter xylinum)
b). Proses Pembuatan:
1. Penyiapan
nampan
Siapkan nampan
sejumlah yang dibutuhkan, jika kita menuang media larutan per nampan 1,2 liter,
maka dibutuhkan 42 nampan untuk satu kali perebusan per 50 liter larutan.
Nampan yang akan digunakan ditutup koran dan diikat dengan menggunakan karet
ban.
2. Penyaringan
media
Limbah cair
industri tempe atau tahu yang akan digunakan sebagai media pembuatan nata disaring dengan kain kasa, agar
kotoran-kotoran dan partikel kasar dapat dipisahkan.
3. Perebusan
Perebusan
dilakukan dengan menggunakan panci kapasitas 60 liter dengan menggunakan kayu
bakar atau batu bara. Penambahan gula pasir dan asam cuka ke dalam media
larutan, sambil dilakukan pengadukan. Jika larutan telah mendidih kemudian
ditambahkan ZA.
4. Inkubasi
/ Fermentasi
Larutan yang
mendidih kemudian dituang pada nampan-nampan yang telah ditutup dengan
menggunakan koran yang telah diikat dengan menggunakan karet ban. Kemudian
disusun dalam rak-rak. Setelah kurang
lebih 8 jam sehingga larutan dalam
nampan menjadi dingin kemudian dilakukan inokulasi dengan menambahkan
starter/bibit nata Acetobacter xylinum 10%.
5. Pemanenan.
Setelah pemeraman selama 7-10 hari, dilakukan pemanenan.
Nata dengan kualitas baik dan nata terkontaminasi jamur dipisahkan. Nata
terkena jamur dilakukan pengguntingan dan dibuang bagian yang terkena jamur.
6. Pencucian
Nata hasil panen
kemudian dicuci dengan menggunakan air bersih. Kemudian setelah dicuci bersih
dapat disimpan dalam drum plastik dalam bentuk lembaran-lembaran atau
dipotong-potong dengan menggunakan mesin pemotong atau secara manual dengan
menggunakan pisau.
7. Penyimpanan
Nata yang telah
menjadi potongan kemudian disimpan dalam drum plastik dengan penambahan air
sampai permukaan nata tertutup air. Perawatan dilakukan dengan cara penggantian
air tiap 3 hari sekali.
No comments:
Post a Comment