Agrotekno Consultant
087875885444
Jual Bibit Acetobacter xylinum
Peluang bisnis nata de coco cukup
menjajikan, saat ini berbagai aneka produk nata de coco di pasaran cukup banyak dengan berbagai variasi cita
rasa, baik diproduksi produsen skala besar atau home industri. Hal ini
menunjukan bahwa pangsa pasar produk nata de coco cukup besar. Beberapa produk
nata de coco telah menembus pasar manca negara. Permintaan nata de coco meningkat
umumnya pada musim panas, bulan puasa dan lebaran. Nata de coco dapat diolah
menjadi minuman kemasan siap saji yang lezat dan nikmat. Pemasaran relatif
mudah dengan kerjasama dengan warung, took, atau supermarket. Selain itu, kita
juga dapat menjadi pemasok nata de coco setengah jadi berupa lembaran atau
potongan yang disuplai ke pabrik minuman kemasan skala besar seperti Garuda Food,
Wong Coco, Inaco, dan lain-lain.
Jika anda tertarik untuk
berwirausaha nata de coco, maka penting sekali untuk menguasai teknik produksi
membuat nata de coco. Membuat nata de coco tidak lah sulit. Usaha nata de coco
dapat dikerjakan dalam skala rumah tangga dan modal yang tidak terlalu besar. Proses
produksi nata de coco adalah meliputi dari penerimaan bahan baku air kelapa
sampai menjadi produk setengah jadi atau menjadi produk siap saji. Proses
Produksi nata de coco dapat dilakukan setelah bibit Acetobacter xylinum
diperbanyak sesuai kebutuhan rencana produksi. Proses produksi nata de coco
adalah sebagai berikut:
a). Bahan Baku Dan Bahan Pembantu
1.
Air kelapa 50 liter
2. Gula pasir 200 gr
3. Asam asetat 200 ml
b). Peralatan
1. Nampan
ukuran 34 x 27 x 5 cm, 2000 nampan.
2. Timbangan
kapasitas 1000 gr untuk menimbang bahan di bawah 1000 gr.
3. Tungku
berbahan bakar kayu.
4. Corong
plastik untuk memasukkan air kelapa dan
minyak tanah.
5. Saringan
plastik diameter 30 cm, untuk memisahkan kotoran.
6. Panci
stainless kapasitas 50 liter, 4 buah untuk merebus media air kelapa.
1. Bak
plastik kapasitas 30 liter 6 buah
untuk penampung nata.
2. Kertas
koran ukuran 36 x 28 cm 50 Digunakan menutup nampan selama fermentasi.
3. Gelas
ukur plastik kapasitas 1 liter sebagai alat ukur volume untuk menuang cairan ke dalam nampan.
4. Kain
lap untuk membersihkan nampan.
5. Karet
ban sesuai ukuran nampan untuk mengikat koran pada loyang
6. Karet
gelang untuk mengikat loyang agar koran tidak menempel di media.
7. Pengaduk
kayu untuk mengaduk air kelapa pada saat perebusan.
c).
Prosedur Kerja
1. Siapkan
nampan yang akan digunakan dan telah disterilkan terlebih dulu dengan dijemur
hingga kering. Kemudian nampan tersebut ditutup koran dan diikat dengan tali
karet ban dan disusun pada rak-rak, bisa ditumpuk 5 sampai 7 nampan.
2. Air
kelapa yang akan digunakan disaring dengan menggunakan saringan untuk
memisahkan kontaminan berupa material fisik. Air kelapa yang baik pH 3-4.
3. Masukan air kelapa sebanyak 50 liter ke dalam panci.
4. Rebus
air kelapa sampai mendidih. Buang busa yang terbentuk selama pemanasan.
5. Setelah
mendidih tambahkan bahan-bahan pembantu gula pasir, dan terakhir asam cuka pekat sampai larutan
mencapai keasaman pH 3-4.
6. Kemudian
larutan tersebut dalam keadaan panas dituangkan ke dalam nampan yang telah
disterilkan dan telah ditutup koran diikat tali karet ban.
7. Setelah
media air kelapa dingin (suhu kamar) kira-kira 7 jam, ditambahkan stater Acetobacter xylinum sebanyak 120 ml
untuk tiap nampan yang berisi 1,2 liter larutan dan wadah ditutup kembali
dengan koran. Inkubasi dilakukan selama 7-8 hari dalam ruangan yang telah
dikondisikan suhu, kelembaban dan kebersihan lingkungannya. Ruang fermentasi
diusahakan tertutup, kering dan tidak ada aktivitas orang lalu lalang. Pada
saat inkubasi inilah terjadi proses fermentasi, yaitu terbentuknya lapisan nata
dipermukaan media larutan.
8. Setelah
proses inkubasi selama 7-8 hari, kemudian dilakukan pemanenan. Ketebalan nata
dapat mencapai 1-1,5 cm. Dalam kondisi normal fermentasi selama 8 hari sudah
mencapai ketebalan yang dimaksud. Nata lempeng dipisahkan dari nampan ditampung
sementara dengan menggunakan ember. Media yang tidak jadi atau atau berjamur
dipisahkan langsung dengan menggunakan wadah yang berbeda. Cairan nata yang
tidak jadi dan tercemar jamur segera dibuang jauh dari ruang fermentasi. Kriteria
keberhasilan dalam pembuatan nata yaitu terbentuknya nata berwarna putih
kekuningan, tidak terdapat jamur dan noda dengan ketebalan 1-1.5 cm, permukaan
sempurna/ tidak cacat, cairan dalam nampan hampir tidak ada.
9. Sortasi
atau pemisahan nata berdasarkan kualitas. Sortasi dilakukan sebelum lembaran
nata tersebut dimasukan dalam wadah penampungan. Jangan mencampurkan nata yang
bagus dengan yang jelek. Nata yang terkontaminsasi dengan jamur, berlubang,
tipis dipisahkan sendiri. Nata yang terkontaminasi jamur dapat menjalar
mengkontaminasi lebih luas. Lapisan tipis yang terdapat di lembaran nata
selanjutnya dibersihkan dengan cara mengerok dengan pisau.
10. Penyimpanan
nata dalam bak atau drum plastik dengan menambahkan air kurang lebih 20% volume
bak atau drum plastik tersebut. Selama
penyimpanan hindari terkena cahaya matahari secara langsung, terkontaminasi
dengan bahan kimia berbahaya, kekurangan air. Nata yang tidak terendam selama
penyimpanan, pada permukaannya ditumbuhi jamur dan akan menyebabkan kebusukan.
11. Nata
lembaran dipotong-potong dengan bentuk dadu, serut, atau bubble dapat
menggunakan mesin pemotong jika kapasitas besar, atau dengan menggunakan pisau
atau gunting untuk skala home industri.
No comments:
Post a Comment