Agrotekno Sarana Industri
087875885444
Jual Formula Tepung Mocaf
Jual Tepung Mocaf Harga Rp.6000 / Kg, kapasitas produksi 5 - 10 ton per hari
A. Potensi Tanaman Singkong
Singkong (Manihot esculenta Crantz) merupakan tanaman yang
banyak dibudidayakan di Indonesia. Manihot esculenta crantz di Indonesia
dikenal dengan nama; singkong, kasepe, ketela, ubi kayu, dan dalam
bahasa inggris disebut cassava. Tanaman singkong dalam sistematika
tanaman termasuk kelas Dicotyledoneae, dan termasuk family
Eupohorbiaceae, genus Manihot yang memiliki 7.200 spesies. Tanaman
singkong merupakan tanaman perdu yang memiliki umbi atau akar pohon yang
panjang dengan rata-rata diameter 2-3cm dan panjang 50–80 cm tergantung
dari varietas singkong yang ditanam. Daging umbinya berwarna putih atau
putih agak kekuningan.
Semenjak dahulu, nenek moyang kita telah mengkonsumsi singkong
sebagai makanan sumber karbohidrat. Daun singkong dapat diolah menjadi
sayuran, kulit singkong dapat diolah menjadi keripik kulit singkong atau
sebagai pakan ternak. Kini, umbi singkong telah diolah menjadi aneka
bahan baku aneka industri seperti; tapioka, tepung mocaf, nata de
cassava, gula cair, sorbitol, bioetanol, thiwul instan, dan berbagai
makanan camilan banyak disukai oleh masyarakat kita seperti gethuk
goring, telo cake, bapia telo, ceriping singkong, dan lain-lain. Aneka
olahan singkong tersebut, telah mampu meningkatkan nilai tambah
komoditas singkong.
Melihat berbagai potensi yang dimiliki komoditas singkong untuk
dikembangkan menjadi berbagai macam produk olahan, maka singkong
merupakan komoditas unggulan yang layak untuk dikembangkan di Indonesia.
Selain ketersediaan lahan yang luas, Indonesia juga memiliki iklim dan
tanah yang cocok untuk mengembangkan komoditas singkong, terlebih lagi
tanaman ini mampu tumbuh di dataran tinggi dan rendah dan tidak mengenal
musim. Indonesia memiliki potensi sangat besar untuk mengembangkan
produk-produk berbasis singkong, karena di samping memiliki lahan yang
luas tapi juga iklim yang cocok. Pengembangan produk olahan singkong
akan mendukung ketahanan pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Tanaman singkong memiliki tingkat produksi, sifat fisik dan kimia
yang bervariasi menurut tingkat kesuburan yang ditinjau dari lokasi
penanaman singkong. Lokasi tanam dan umur panen yang berbeda akan
menghasilkan sifat fisik kimia yang berbeda. Secara umum singkong
memiliki karakteristik kadar air (60,67%), berat jenis (1,15g/ml), kadar
pati (35,93%), rendemen pati (18,94%), kadar air pati (8,17%), kadar
amilosa (18,03%) dan amilopektin (81,97%) serta tingkat konversi pati
menjadi glukosa secara enzimatis (64,92%). Pati merupakan polisakarida
yang terbentuk dari tanaman hijau melalui proses fotosintesis. Bentuk
pati berupa kristal bergranula yang tidak larut dalam air pada
temperatur ruangan dan memiliki perbedaan bentuk dan ukuran granula
tergantung pada jenis tanamannya. Selain mengandung senyawa-senyawa yang
berguna bagi tubuh singkong juga mengandung senyawa glukosida yang
bersifat racun dan dapat membentuk asam sianida. Singkong digolongkan
berdasarkan kadar asam sianida adalah singkong manis dan singkong pahit.
Singkong manis memiliki kadar sianida 40 mg per kilogram (kg) umbi yang
masih segar. . Singkong merupakan produk pertanian yang mudah rusak
selama dalam penyimpanan karena kandungan asam sianida (HCN). Kandungan
asam sianida pada singkong menyebabkan singkong menjadi berwarna biru.
Mutu singkong akan sangat dipengaruhi oleh jenis, umur, tempat tumbuh,
perawatan dan pemupukan saat masa budidaya. Umur singkong yang telah
siap panen kurang lebih 7- 9 bulan. Pengetahuan ini akan didapat seiring
dengan pengalaman. Beberapa jenis singkong yang memiliki mutu baik
antara lain singkong meni, kaporo, Marekan, Gatotkoco, kaspro, indo,
adira-4, Malang-6, UJ-3, UJ-5 dan lain-lain.
B. Mengolah Singkong Menjadi Tepung Mocaf
Tepung mocaf merupakan salah satu produk unggulan olahan singkong yang
mampu menunjang ketahanan pangan nasional. Tepung mocaf merupakan tepung
singkong yang dimodifikasi secara mikrobiawi sehingga dihasilkan tepung
singkong yang memiliki kualitas baik yaitu tidak berbau singkong, lebih
halus, lebih putih, tahan lama, dibandingkan dengan tepung singkong
biasa atau tepung gaplek. Oleh karena itu, tepung mocaf (modified
cassava flour) dapat digunakan untuk menyubstitusi tepung terigu 30-100%
bergantung jenis produknya.
Tepung terigu merupakan salah satu bahan dasar kebutuhan rumah
tangga dan industri-industri makanan. Tepung terigu banyak digunakan
sebagai bahan dasar berbagai macam produk olahan seperti mie, roti, kue
dan berbagai aneka makanan kecil. Tepung terigu menjadi produk yang
penting bagi masyarakat Indonesia, karena tepung terigu telah menjadi
bahan baku yang telah banyak digunakan untuk menghasilkan berbagai macam
produk-produk makanan.
Kebutuhan tepung terigu nasional sangat tinggi, dan cenderung
meningkat dari tahun ke tahun, namun, pasokan masih bergantung dari
terigu impor. Hal ini dikarenakan Indonesia tidak mampu menghasilkan
biji gandum yang merupakan bahan baku tepung terigu. Tanaman gandum
merupakan tanaman substropik sehingga tidak dapat tumbuh secara optimal
di Indonesia yang beriklim tropis. Oleh karena itu, kita harus menggeser
pola konsumsi tepung oleh konsumen rumah tangga atau industri makanan
berbahan dasar tepung terigu ke tepung mocaf yang berbahan baku
singkong, meskipun tidak 100%, namun setidaknya kita dapat mengurangi
konsumsi terigu impor.
Pengembangan bahan-bahan substitusi tersebut tentu dapat
mengurangi ketergantungan terhadap gandum impor, dan menghemat devisa.
Tepung singkong yang dimodifikasi yang popular dengan nama tepung mocaf
(modified cassava flour) sangat layak untuk dikembangkan di Indonesia.
Teknik dasar pembuatan tepung mocaf adalah umbi singkong yang
difermentasi secara mikrobiawi. Tepung mocaf fermentasi dengan bakteri
asam laktat pertama kali ditemukan oleh Dr Achmad Subagio MAgr.
Sedangkan tepung mocaf dengan teknik fermentasi menggunakan bakteri
Acetobacter xylinum ditemukan oleh Emil Salim STP, alumni Teknologi
Pertanian, UGM. Fermentasi dengan menggunakan Acetobacter xlinum yang
merupakan bakteri asam asetat tersebut ternyata menghasilkan tepung
mocaf yang lebih putih dan daya simpannya lebih lama.
Tepung mocaf tidak memiliki kandungan gluten, oleh karena itu jika
digunakan untuk menggantikan tepung terigu pada produk-produk tertentu
100% maka kualitas produk akan berbeda dari yang diharapkan. Sehingga
dalam penggunaan tepung mocaf ini sebagai bahan baku pengganti terigu,
komposisinya perlu disesuaikan produk yang dihasilkan sehingga tidak
merubah karakteristik produk.
Pengembangan tepung cassava modifikasi (mocaf) telah banyak
memberikan manfaat khususnya bagi dunia usaha berbahan baku tepung
terigu untuk menghemat biaya produksinya. Saat ini harga tepung terigu
mencapai Rp.6000,- hingga Rp.8500, sedangkan harga tepung mocaf berkisar
Rp.5500 – Rp.6000. Penggunaan tepung mocaf sebagai campuran bahan baku
tepung terigu, dapat menekan biaya konsumsi tepung terigu hingga 20-30%.
Tingginya permintaan produk tepung di Indonesia seiring dengan
berkembangnya aneka industri makanan merupakan peluang sangat besar bagi
pengembangan tepung mocaf untuk menyubstitusi tepung terigu yang sudah
mendominasi. Keberadaan tepung mocaf juga akan melepaskan bangsa
Indonesia dari ketergantungan tepung terigu impor, sehingga kita akan
lebih mandiri dalam hal kedaulatan pangan. Tepung mocaf juga telah
diterima oleh para pelaku usaha berbasis tepung terigu sebagai campuran
30-70 % dan tidak menurunkan kualitas produk. Oleh karena itu, olahan
singkong menjadi tepung mocaf tersebut merupakan terobosan yang sangat
prospektif dikembangkan sebagai usaha yang menjanjikan, mengingat bangsa
kita memiliki sektor pertanian yang sangat mendukung.
C. Teknik Produksi Tepung Mocaf
Tepung mocaf dapat diproduksi dari semua jenis singkong, namun
kita perlu untuk memililih jenis singkong yang memiliki kualitas baik
yaitu memiliki kadar pati yang tinggi, rendemen yang tinggi, kadar air
rendah, kulit tipis mudah dikupas, warna putih, rendah kandungan
sianida-nya, dan tidak terlalu kecil. Industri tepung mocaf akan
berjalan dengan baik apabila bahan baku singkong tersedia dalam jumlah
yang cukup sesuai kebutuhan serta kontiune, harga stabil dan terjangkau
dibawah Rp.1000/ Kg. Masing-masing daerah di Indonesia memiliki
kapasitas produksi, jenis dan tingkat harga bahan baku singkong
berbeda-beda. Lokasi produksi tepung mocaf akan sangat cocok jika
mendekatkan pada daerah dengan tingkat produksi singkong cukup besar,
harga yang relatif murah serta kualitasnya baik.
Untuk memproduksi tepung mocaf dalam skala besar maka sebaiknya
memilih lokasi yang tepat yaitu dekat dengan bahan baku. Ketersediaan
bahan baku singkong bisa dilakukan dengan membuat sistem kemitraan
dengan masyarakat sekitar dimana lokasi produksi akan didirikan. Dengan
sistem kemitraan tersebut terjalin hubungan yang saling menguntungkan
antara petani dan produsen tepung mocaf.
Perencanaan produksi perlu dilakukan secara matang sebelum
melakukan kegiatan produksi. Perencanaan yang tidak matang bisa
menyebabkan kegagalan yang fatal. Perencanaan yang perlu dianalisis
secara cermat untuk persiapan produksi antara lain adalah sumber bahan
baku, mesin dan alat yang dibutuhkan, jenis dan jumlah invesitasi yang
diperlukan, jadwal produksi.
Lokasi produksi untuk produksi tepung mocaf sebaiknya mendekatkan
kepada bahan baku singkong, karena tidak semua daerah memiliki potensi
produksi singkong yang memadai. Di samping itu, singkong juga merupakan
produk pangan yang memiliki harga jual yang fluktuatif dan merupakan
tanaman yang produksi panennya cukup lama yaitu kurang lebih 8-9 bulan
dan masing-masing daerah juga memiliki tingkat harga yang berbeda-beda.
Karena singkong merupakan bahan baku yang fital untuk produk tepung
mocaf dan merupakan biaya variable terbesar, maka biaya bahan baku yang
tinggi akan menyebabkan biaya produksi per unit menjadi tinggi. Lokasi
yang dipilih juga memungkinkan untuk dilakukan sistem kemitraan dengan
para petani singkong. Selain itu, lokasi produksi harus memiliki akses
jalan untuk penerimaan material bahan baku atau pengiriman produk ke
pasar.
Lokasi produksi juga mempertimbangkan ketersediaan tenaga kerja.
Tersedianya sarana listrik, air, dan diusahakan tidak terlalu dekat
dengan pemukiman. Air merupakan sarana yang penting bagi industri tepung
mocaf, karena air berfungsi penting untuk perendaman pada saat proses
fermentasi dan pencucian bahan baku. Di samping itu, Air juga digunakan
untuk membersihkan alat-alat yang digunakan dan untuk sanitasi lokasi
pabrik.
Kapasitas produksi adalah kemampuan maksimal menghasilkan produk.
Penentuan kapasitas produksi berkaitan dengan target produksi yang ingin
dicapai. Kapasitas produksi harus berada di atas tingkat produksi BEP
(break even point) yaitu tingkat produksi dimana tidak untung dan tidak
rugi. Hal ini juga terkait dengan kemampuan modal yang akan
diinvestasikan. Pada buku ini, kapasitas produksi yang kita rencanakan
adalah skala industri kecil.
Setelah menentukan lokasi produksi, kapasitas produksi, maka yang
perlu dipersiapkan selanjutnya adalah peralatan, bahan baku dan
bahan-bahan pembantu. Kebutuhan bahan baku, bahan pembantu, alat dan
mesin menyesuaikan skala industri yang direncanakan. Semakin besar skala
industri yang kita rencanakan maka kita memerlukan jumlah bahan baku,
bahan pembantu yang lebih besar, mesin dengan kapasitas yang lebih besar
dan jumlah tenaga kerja lebih banyak. Kapasitas produksi tepung mocaf
juga ditentukan oleh luas area penjemuran untuk pengeringan chip
singkong. Jika luas lokasi penjemuran tidak memadai maka sebaiknya
menggunakan mesin pengering. Dengan menggunakan mesin pengering ini,
kita tidak ditentukan oleh ada dan tidaknya panas matahari sehingga
jadwal produksi lebih terkendali.
Selain menyiapkan bahan dan alat, sebelumnya kita juga
merencanakan proses pembuatan bibit bakteri Acetobacter xylinum sesuai
yang dibutuhkan. Setelah menyiapkan bibit Acetobacter xylinum sesuai
dengan kebutuhan tingkat produksi yang direncanakan. Maka langkah
selanjutnya yaitu dengan menyiapkan alat dan bahan baku singkong.
a. Alat yang dibutuhkan:
1. Pisau untuk mengupas kulit singkong dan memotong singkong menjadi slice.
2. Drum plastik 200 lt atau bak semen
3. Ember untuk menampung rajangan slice/chip singkong atau menampung tepung.
4. Gayung
5. Tampah / terpal untuk penjemuran
6. Mesin penepungan untuk menggiling chip singkong yang telah kering
7. Timbangan
8. Mesin Slicing / Pemotong
b. Bahan yang dibutuhkan:
1. Singkong
2. Bibit Acetobacter xylinum
3. air
Setelah alat dan bahan disiapkan, maka proses produksi tepung mocaf
dapat dimulai. Tahapan produksi tepung mocaf adalah sebagai berikut:
1. Sortasi Dan Penimbangan.
Sebelum singkong diproses, disortasi terlebih dahulu untuk memisahkan
singkong yang rusak dan tidak memenuhi standar mutu, kemudian setelah
itu dilakukan penimbangan agar dapat diketahui berat kotor dan berat
bersih sehingga dapat dianalisis total produk jadi dan dapat dihitung
tingkat kegagalan.
2. Pengupasan.
Pengupasan kulit singkong dapat dengan menggunakan pisau atau mesin.
Singkong yang telah dikupas sebaiknya ditampung dalam bak atau ember
yang berisi air sehingga tidak menyebabkan timbulnya warna kecoklatan
dan sekaligus menghilangkan asam sianida (HCN).
3. Pencucian
Setelah dikupas, kemudian singkong dicuci dengan menggunakan air bersih.
Hindari penggunaan air yang mengandung kaporit atau terkontaminasi
bahan kimia. Penggunaan air yang mengandung kaporit akan dapat
menyebabkan pertumbuhan bakteri fermentasi terhambat.
4. Slicing / chiping (pemotongan).
Singkong yang telah dicuci bersih kemudian dipotong-potong tipis-tipis
berbentu chip berukuran kurang lebih 0.2- 0.3 cm. Pemotongan bisa secara
manual dengan menggunakan pisau atau dengan menggunakan mesin slicing.
5. Fermentasi / Perendaman.
Proses fermenasi chips singkong dilakukan dengan menggunakan drum
plastik yang diisi air kemudian dilarutkan bakteri Acetobacter cylinum 1
liter untuk 200-500 kg bahan baku singkong. Perendaman chip singkong
diupayakan sedemikian hingga seluruh chip singkong tertutup air.
6. Pencucian.
Setelah proses fermentasi selesai kurang lebih 2-3 hari, kemudian
dilakukan pencucian kembali untuk menghilangkan sifat asam pada chips
singkong hingga tidak berasa dan tidak berbau.
7. Pengeringan / Penjemuran.
Pengeringan bisa dilakukan dengan menggunakan energi matahari. Jika
panas matahari normal maka penjemuran dapat dilakukan minimal 3 hari.
Penjemuran dengan menggunakan energi matahari ini memerlukan lahan yang
datar, luas, lapang dan tidak terhalang oleh pepohonan. Jika kita
menginginkan kapasitas besar dan tidak bergantung pada pengeringan
dengan energi matahari, maka bisa dilakukan dengan mesin pengering yang
kapasitas lebih cepat dan besar.
8. Penepungan.
Setelah chips singkong betul-betul kering hingga mencapai kadar air
maksimal 13%, selanjutnya dapat dilakukan proses penggilingan dengan
menggunakan mesin penepung.
9. Pengayakan
Pengayakan dilakukan untuk mengasilkan tepung mocaf yang lembut.
Pengayakan dapat dilakukan secara manual menggunakan saringan atau
dengan menggunakan mesin sehingga kapasitasnya lebih besar dan waktu
yang digunakan lebih singkat dengan mesh 60-100.
10. Pengemasan.
Setelah menjadi produk tepung kemudian dikemasi sesuai ukuran yang kita
kehendaki. Jenis kemasan sesuai dengan tujuan pasar, kemasan plastik
umumnya digunakan untuk produk eceran, sedangkan kemasan karung umumnya
pemasaran ke industri atau pedagang besar.