Tuesday, May 1, 2018

Peranan Pseudomonas fluorescens Pada Sektor Pertanian





Pseudomonas flourescens adalah mikroba dari gologan bakteri yang  merupakan salah satu genus dari Famili Pseudomonadaceae. Pseudomonas flourescens yang memiliki karakteristik aerob (memanfaatkan oksigen sebagai penerima electron), namun sebagian spesies bersifat anaerobic yaitu menggunakan nitrat sebagai alternatif penerima elektron dalam respirasi.. Bakteri ini berbentuk batang lurus atau lengkung, ukuran tiap sel bakteri 0,5 x 1-4μm. Ciri-cirinya yaitu menghasilkan pigmen fluorescent yang larut dalam air, yaitu pigmen hijau kuning disebut pyocyanin dan pyoverdin yang menyebar ke media dan fluorescent di bawah sinar ultraviolet.
Pyocyanins adalah phenazine berwarna biru (Nonphotosynthetic Protobacteria dari Bu Meiry). P. fluorescens mengeluarkan pigmen hijau, merah hijau, merah jambu, dan kuning terutama pada medium yang kekurangan unsur besi. P. fluorescens membentuk pigmen berpendar yang dikenal dengan nama fluorescein. Akan tetapi, sekarang lebih banyak digunakan istilah pyoverdin untuk menghilangkan kebingungan dengan fluorescein yang disintesis secara kimia, yakni resorcinolphthalein. Pyoverdin terdiri atas peptide 5-8 asam amino dan kromofor turunan kuinolin yang berberat molekul sekitar 1.000. Pyoverdin mempunyai kemampuan sebagai senyawa pengikat besi dan pengangkut besi. (Fuyudur Rohmah, Dkk, 2011). Termasuk kedalam bakteri yang dapat ditemukan dimana saja (ubiquitous), seringkali ditemukan pada bagian tanaman (permukaan daun dan akar) dan sisa tanaman yang membusuk, tanah dan air. Dengan kemampuan untuk melindungi akar dari infeksi patogen tanah dengan cara mengkolonisasi permukaan akar, menghasilkan senyawa kimia seperti antijamur dan antibiotik serta kompetisi dalam penyerapan kation Fe (Supriadi, 2006).
Bakteri ini juga menghasilkan fitohormon dalam jumlah yang besar khususnya IAA untuk merangsang pertumbuhan dan pemanjangan batang pada tanaman (Rao, 1994). Adapun mekanisme pelarutan fosfat oleh bakteri pelarut fosfat diawali dari sekresi asam-asam organik diantaranya asam formiat, asetat, propionat, laktat, glikolat, glioksilat, fumarat, tartat, ketobutirat, suksinat dan sitrat, dengan meningkatnya asam-asam organik tersebut akan diikuti dengan penurunan nilai pH sehingga mengakibatkan terjadinya pelarutan P yang terikat oleh Ca (Fuyudur Rohmah, Dkk, 2011). Beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa Pseudomonas flourescens dapat mengendalikan : penyakit layu fusarium pada tanaman pisang, penyakit virus kuning pada tanaman cabai penyakit layu bakteri (Ralstonia solanacearum) pada tanaman kacang tanah. Istilah rizosfer pertama sekali diperkenalkan oleh Hiltner pada tahun 1904, yang didefenisikan tanah yang mengelilingi akar yang dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme. Pseudomonas flourescens yang hidup di daerah perakaran tanaman dapat berperan sebagai jasad renik pelarut fosfat, mengikat nitrogen dan menghasilkan zat pengatur tumbuh bagi tanaman sehingga dengan kemampuan tersebut Pseudomonas flourescens dapat dimanfaatkan sebagai pupuk biologis yang dapat menyediakan hara untuk pertumbuhan tanaman (Ardiana Kartika B, 2012).

Daftar Pustaka
Rao NSS. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan Tanaman. Jakarta: UI-Press. 1994
Ardiana Kartika B.2012.  Teknik Eksplorasi dan Pengembangan Bakteri Pseudomonas
flourescens. www.laboratoriumphpbanyumas.com/isiwebsite/AGENSIA HAYATI/eksplorasi Pseudomonas Flourescens.pdf. diakes tanggal 26 Desember 2013 pukul 21.00
Fuyudur Rohmah, Dkk, 2011. Pemanfaatan Bakteri Pseudomonas fluorescens, Jamur
Trichoderma harzianum dan Seresah Daun Jati (Tectona grandis) untuk Pertumbuhan Tanaman Kedelai pada Media Tanam Tanah Kapur. http://EJournal.unesam.ac.id/article/4545/33/article.pdf diakses tanggal 26 Desember 2013 pukul 20.00
Supriadi., 2006. Analisis Resiko Agens Hayati Untuk Pengendalian Patogen Pada
Tanaman. Dalam Jurnal Litbang Pertanian 25 (3), 2006.
Suryadi, Y., 2009. Efektifitas Pseudomonas flourescens Terhadap Layu Bakteri
(Ralstonia solanacearum) Pada Tanaman Kacang Tanah. Dalam Jurnal HPT Tropika. ISSN 1411-7525. Vol. 9 No. 2 ; 174 – 180, September ,2009.

No comments:

Post a Comment