Agrotekno Lab
087875885444
Jual Aneka Mikroba Untuk Riset
Salah satu jenis mikroba yang banyak dimanfaatkan dalam bidang industri
dan pertanian adalah mikroba genus Bacillus. Terdapat 22 jenis bakteri
genus Bacillus yang elah teridentifikasi diantaranya banyak ditemukan
pada makanan. Bacillus merupakan bakteri Gram
positif, berbentuk batang, beberapa spesies bersifat aerob obligat dan bersifat
anaerobik fakultatif, dan memiliki endospora sebagai struktur bertahan saat
kondisi lingkungan tidak mendukung. Bentuk spora (endospora) Bacillus
bervariasi bergantung pada spesiesnya. Endospora ada yang lebih kecil dan ada
juga yang lebih besar dari pada diameter sel induknya. Pada umumnya sporulasi
terjadi bila keadaan medium memburuk, zat-zat yang timbul sebagai pertukaran
zat yang terakumulasi dan faktor luar lainnya yang merugikan. Bacillus
mempunyai sifat yang lebih menguntungkan daripada mikroorganisme lain karena
dapat bertahan hidup dalam waktu yang lama pada kondisi lingkungan yang tidak
menguntungkan untuk pertumbuhannya. Spesies jenis Bacillus juga berbeda dalam sifat
pertumbuhannya. Beberapa bersifat mesofilik misalnya Bacillus subtilis yang
lainnya bersifat termofilik fakultatif misalnya Bacillus coagulans atau
termofilik pada Bacillus stearothermophilus sering menyebabkan kerusakan pada
makanan kaleng.
Beberapa
kelompok bakteri Bacillus menghasilkan metabolit sekunder yang dapat menekan
pertumbuhan patogen (Backman et al.,1994). Bacillus telah banyak diaplikasikan
pada benih untuk mencegah patogen tular tanah seperti Fusarium oxysporum,
Rhizoctonia solani, Botrytis cinera, Phytium sp. dan Sclerotium rolfsii (Baker
& Cook, 1974). Bacillus sp. - Berpotensi sebagai pemacu pertumbuhan tanaman
- Biokontrol fungi patogen akar Widyawati (2008). 2. Bacillus subtilis -
Sebagai agen pengendali hayati - Sebagai PGR (Plant Growth Promoting
Rhizobacteria) Sulistiani (2009). 3. Bacillus subtilis - Memiliki pengaruh
biofungisida terhadap serangan penyakit antraknosa pada cabai merah (Capsicum
annuum L.) Kusnadi et al. (2009). 3. Bacillus thuringinensis - Memproduksi
bioinsektisida pada media tapioka Salamah (2002). 4. Bacillus thuringinensis -
Memproduksi bioinsektisida pada media air kelapa Priatno (1999). 5. Bacillus
spp. - Pengahasil α- amilase ekstraseluler Widyasti (2003). 6. Bacillus
thermoglucosidasius AF-01 - Memproduksi parsial protease alkali Fuad et al.
(2004). 7. Bacillus licheniformis - Sebagai feed suplement terhadap pertumbuhan
ikan nila merah Haetami et al. (2008). 8. Bacillus sp. BK 17 - Mampu menghambat
jamur patogen Aspergillus sp. yang menginfeksi ikan nila (Oreochromis sp.)
Malau (2012). 9 Bacillus sp. BK 17 - Mampu menghambat layu Fussarium pada benih
cabe merah (Capsicum annuum L.) Indarwan (2011). 10 Bacillus thuringinensis var
aizawa IH-A - Penggunaan Bacillus thuringinensis sebagai bioinsektisida Sjamsuriputra
et al. (2002).
Bacillus Sebagai Agen Pengendali Hayati
Pengendalian hayati adalah proses pengurangan kepadatan inokulum atau aktivitas
patogen dalam menimbulkan penyakit yang berada dalam keadaan aktif maupun
dorman oleh satu atau lebih organisme baik secara aktif maupun dengan
manipulasi lingkungan dan inang, dengan menggunakan agens antagonis atau dengan
mengintroduksi satu atau lebih organisme antagonis (Baker & Cook, 1974).
Proses pengendalian hayati berjalan dengan lambat tetapi dapat berlangsung
dalam periode yang cukup panjang, relatif murah dan tidak berbahaya bagi
kehidupan. Agens antagonis adalah mikroorganisme yang dapat mempengaruhi
kemampuan bertahan atau berpengaruh negatif terhadap aktivitas patogen dalam
menimbulkan penyakit. Bahkan, agens antagonis dapat berasal dari strain patogen
avirulen yang dapat menghambat perkembangan patogen (Agrios, 1997).
Genus
Bacillus digunakan sebagai agen biokontrol secara luas, menghasilkan zat
antimikroba berupa bakteriosin. Bakteriosin adalah zat antimikroba polipeptida
atau protein yang diproduksi oleh mikroorganisme yang bersifat bakterisida.
Bakteriosin membunuh sel targetnya dengan menyisip pada membran target dan
mengakibatkan fungsi membran sel menjadi tidak stabil sehingga menyebabkan sel
lisis (Compant et al., 2005). Bacillus sp juga diketahui menghasilkan spora dan
enzim kitinase yang mampu menghambat pertumbuhan jamur patogen yaitu
Aspergillus sp. 2 pada ikan nila (Oreachromis niloticus) secara in vivo maupun
in vitro (Malau, 2012). Bacillus juga menghasilkan enzim yang banyak digunakan
dalam industri diantaranya Widyasti (2003) melaporkan Bacillus spp. penghasil
enzim α-amilase yang banyak digunakan dalam industri untuk menghidrolisis
ikatan α-1,4 glikosidik pati, glikogen dan substrat sejenisnya. Fuad et al. (2004)
melaporkan Bacillus thermoglucosidasius AF-01 memproduksi parsial portease
alkali yang memiliki sifat proteolitik yang cukup tinggi banyak digunakan pada
industri detergen dan makananan.
Ketahanan
Spora Bacillus di Lingkungan Menurut Gaman & Sherrington (1981), spora
merupakan “ body “ yang kuat dan keras terbentuk pada beberapa jenis bakteri.
Waluyo (2007) ada dua tipe spora yang terbentuk, pertama terbentuk di dalam sel
disebut dengan endospora dan di luar sel disebut dengan eksospora. Irianto (2006)
resistensi endospora terhadap panas disebabkan oleh kadar air yang dikandungnya
dan pembungkus spora yang tebal. Waluyo (2007) endospora masih dapat bertahan
pada suhu air mendidih selama 20 jam. Naufalin (1999) mekanisme ketahanan spora
terhadap panas adalah senyawa peptidoglikan yang merupakan penyusun korteks
dengan struktur ikatan silang dan bersifat elektronegatif, berperan dalam
meningkatkan ketahanan spora terhadap panas dengan cara mengontrol kandungan
air di dalam protoplas yaitu mempertahankan kadar air yang rendah. Beberapa
faktor yang ikut mempengaruhi sifat polimer peptidoglikan juga ikut berperan
menurunkan ketahanan spora terhadap panas, misalnya adanya asam dan beberapa
kation multivalent. Salamah (2002) melaporkan pembentukan spora Bacillus
thuringiensis subsp. Israelensis dimulai pada jam ke-9 dimungkinkan karena
kondisi lingkungan yang kurang sesuai bagi sel yaitu pH ekstrim. (Lay, 1994)
mikroorganisme memiliki enzim yang berfungsi sempurna pada pH tertentu. Bila
terjadi perubahan pH, pertumbuhan dan metabolisme mikroorganisme dapat
berhenti. Waluyo (2007) bakteri dalam bentuk spora lebih tahan terhadap
kekeringan, panas, asam dan dingin karena dinding spora lebih bersifat
impermeabel dan spora mengandung sedikit air. Berdasarkan informasi ketahanan
spora terhadap lingkungan diperlukan bahan pembawa untuk mempertahankan
viabilitas isolat uji. Formulasi merupakan langkah awal di dalam usaha
pengendalian hayati yang dapat diusahakan secara komersial yang mampu menjaga
ketahanan spora terhadap lingkungan selama penyimpanan (Jones & Burges,
1998).
Bahan Pembawa Bahan pembawa merupakan bahan
yang dicampurkan dengan organisme dilengkapi dengan bahan tambahan untuk
memaksimalkan kemampuan bertahan hidup di penyimpanan disebut dengan formulasi.
Adapun fungsi dasar dari formulasi adalah untuk stabilisasi organisme selama
produksi, distribusi dan penyimpanan, mengubah aplikasi produk, melindungi agen
dari faktor lingkungan yang dapat menurunkan kemampuan bertahan hidupnya serta
meningkatkan aktivitas dari agen untuk mengendalikan organisme target.
Formulasi terdiri dari dua tipe, yaitu produk berbentuk padatan (tepung dan
butiran) serta berbentuk suspensi (berbahan dasar minyak atau air, dan emulsi)
(Jones & Burges, 1998).
Enkapsulasi
pada bakteri dapat memberikan kondisi yang mampu melindungi mikroba dari
pengaruh lingkungan yang tidak menguntungkan, seperti panas dan bahan kimia
(Young et al., 1995). Vladamir et al. (2002) enkapsulasi dalam ukuran kecil
memiliki beberapa keuntungan, antara lain melindungi suatu senyawa dari
penguraian dan mengendalikan pelepasan suatu senyawa aktif. Rizqiati et al.
(2008) melaporkan jenis bahan enkapsulasi yang berbeda akan mempengharui
viabilitas Lactobasillus plantarum setelah penyimpanan. Hasil analisis
statistik menunjukkan nilai viabilitas Lactobasillus plantarum setelah
penyimpanan untuk ketiga kombinasi jenis bahan enkapsulasi tidak berbeda nyata.
Pada kultur biomasa diperoleh nilai viabilitas pada penggunaan bahan
enkapsulasi susu skim 73,5%, susu skim-gum arab 72,5% dan gum arab 71, 5%.
Menurut
Master (1997) enkapsulasi dikatakan berhasil jika bahan yang dienkapsulasi
memiliki viabilitas sel yang baik dan sifat-sifat fisiologis yang relatif sama
dengan sebelum dan sesudah dienkapsulasi. Desmond et al. (2002) penggunaan
bahan untuk enkapsulasi perlu dipertimbangkan, karena masingmasing bahan
mempunyai karakter yang berbeda dan belum tentu cocok dengan bahan inti yang
akan dienkapsulasi. Adapun beberapa komposisi bahan pembawa digunakan yaitu: Talek
adalah mineral yang lunak dengan komposisi kimia (Mg3SiO10(OH)2) dan umumnya
sebagai mineral sekunder hasil hidrasi batuan yang mengandung magnesium,
seperti peridotit, gabro, dan dolomit. Talek dapat ditemukan dalam pasir dan
lumpur yang mempunyai ikatan kuat. Talek merupakan jenis tanah mineral yang
dominan berasosiasi dengan kaolinit dan gibsit. Stabilitas talek relatif
berbeda dengan mineral liat yang lain memiliki struktur halus, licin dan penghantar
panas tinggi (Dixon, 1989). Sulistiani (2009) melaporkan pengaruh interaksi
jenis formulasi dan lama penyimpanan formulasi spora B. subtilis memberikan
hasil yang beragam. Formulasi talek pada penyimpanan ke-6 mencapai panjang
optimum pada benih padi jika dibandingkan dengan formulasi lainnya. Hal ini
terjadi karena kombinasi perlakuan paling efektif jika menggunakan formulasi
talek dengan waktu aplikasi Universitas Sumatera Utara9 pada minggu ke-6 (9,76
cm). Selain jenis formulasi lama penyimpanan juga memberikan pengaruh terhadap
viabilitas spora.
Tapioka
Pati merupakan karbohidrat yang tersimpan dalam tanaman terutama tanaman
berklorofil. Banyaknya kandungan pati pada tanaman tergantung asal pati
tersebut. Pati telah lama digunakan sebagai bahan makanan maupun non-food
seperti perekat, dalam industri tekstil, polimer atau sebagai bahan tambahan
dalam sediaan farmasi. Penggunaan pati dalam bidang farmasi sebagai formula
sediaan tablet, baik sebagai bahan pengisi, penghancur maupun sebagai bahan
pengikat (Winarno, 1984). Tepung tapioka pada dasarnya merupakan pati dari
ketela pohon, dengan komposisi sebagai berikut: kalori (362 kal), karbohidrat
(86,9 g), protein (0,5 g), lemak (0,3 g), kalsium (20 mg), fosfor (7 mg), besi
(1,6 mg), kalium (11 mg), natrium (1 mg), magnesium (1 mg) dan air (12 g)
(Djali & Riswanto, 2001). Wijayanti (2010) melaporkan tepung tapioka
berpotensi sebagai campuran bahan pembawa natrium alginat pada pupuk biologis
yang dihasilkan melalui enkapsulasi.
Viabilitas
Azospirillum brasilense di dalam kapsul Ca-alginat dan di dalam formula bahan
pembawa (perbandingan konsentrasi antara natrium alginat dan tepung tapioka)
sangat baik. Viabilitas A. brasilense bertahan selama masa simpan. 2.4.4
Kitosan Kitosan tidak larut dalam air, tetapi larut dalam asam lemah encer
(misalnya, asam asetat 1% [v/v]). Kitosan memiliki struktur yang mirip dengan
selulosa, tetapi gugus hidroksil pada C-2 diganti dengan gugus amino. Senyawa
ini dapat diperoleh dari kulit udang dengan cara mendestilasi kitinnya (Timmy
et al.,2002) melaporkan kemampuan enkapsulasi sistem penyalutan ganda
alginat-kitosan lebih baik bila dibandingkan dengan gelatin. Enkapsulasi ibuprofen
dengan penyalut alginat-kitosan menghasilkan kapsul dengan diameter antara 1
dan 2 mm. Enkapsulasi tersebut memiliki nilai efisiensi >86% lebih tinggi
jika dibandingkan dengan penyalut gelatin nilai efesiensi 6,67% yang telah
dilakukan oleh peneliti lainnya. Konsentrasi kitosan menaikkan massa kapsul
akan tetapi, jumlah ibuprofen dan konsentrasi kitosan tidak berpengaruh
terhadap efesiensi enkapsulasinya melainkan faktor waktu penyimpanan larutan
alginat yang digunakan untuk pembuatan kapsul. 2.4.3 Tepung Jagung Jagung
mempunyai nilai gizi yang relatif cukup baik, mengandung protein 10%, lipid 4,4
% dan kandungan pati sekitar 72%. Kandungan asam amino lisin, triptopan, dan
isoleusin. Komposisi tepung jagung terdiri dari: kalori (355 kal); karbohidrat (73,7
g); protein (9,2 g); lemak (3,9 g); kalsium (7 mg); fosfor (256 mg); besi (2,4
mg); kalium (287 mg); natrium (35 mg); magnesium (127 mg); vitamin A (510 SI);
vitamin B1 (0,38 mg) dan air (12 g) (Mudjisihono & Munarsono, 1993).
Sulistiani
(2009) melaporkan viabilitas spora Bacillus subtilis dalam berbagai formulasi
dipengaruhi oleh jenis formulasi dan lama penyimpanan. Pengaruh jenis formulasi
spora B. subtilis menunjukkan hasil yang berbeda untuk setiap formulasi yang
digunakan. Formulasi tepung jagung memiliki nilai 6,92 cfu/g dalam mendukung
ketahanan hidup spora B. subtilis selama penyimpanan. Hal ini disebabkan karena
tepung jagung memilliki kandungan pati, gula, dan kadar air yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi bakteri. Namun tidak sebaik formulasi campuran
antara tepung jagung, tepung udang, zeolit dan dedak memiliki nilai tertinggi
7,77 cfu/g. Hal ini disebabkan adanya tepung udang yang berasal dari cangkang
udang memiliki kandungan protein yang cukup tinggi untuk mendukung viabilitas
spora B. subtilis selama penyimpanan.
Sumber
: http://repository.usu.ac.id/
Agrotekno Culture Collection
A
|
|
Absidia corymbifera FNCC
|
Aspergillus terreus FNCC
|
Acetobacter aceti FNCC
|
Atopobium vaginae ATCC BAA-55
|
Acetobacter xylinum FNCC
|
Aspergillus versicolor FNCC
|
Achomobachter xylosoxidans subsp.
Xylosoxidans ATCC 27061
|
Aspergillus wentii FNCC
|
Acinetobacter baumanni ATCC 19606
|
Aureobasidium pullulans FNCC
|
Acinetobacter baumanni ATCC BAA-747
|
B
|
Acinetobacter Iwoffii ATCC 17925
|
Bacillus amyloliquefaciens FNCC
|
Acinetobacter sp. ATCC 49137
|
Bacillus amylolyticus FNCC
|
Acinetobacter sp. ATCC 49139
|
Bacillus badius ATCC 14574
|
Acinetobacter sp. ATCC 49466
|
Bacillus cereus ATCC 11778
|
Acinetobacter sp. ATCC 9957
|
Bacillus cereus ATCC 14579
|
Actinomyces odontolyticus ATCC 17929
|
Bacillus cereus FNCC
|
Actinomyces viscosus ATCC 15987
|
Bacillus coagulans FNCC
|
Actinomyces viscosus ATCC 43146
|
Bacillus circulans ATCC 61
|
Aerococcus viridans ATCC 11563
|
Bacillus licheniformis ATCC 12759
|
Aerococcus viridans ATCC 700406
|
Bacillus macerans Schardinger FNCC
|
Aeromonas caviae ATCC 15468
|
Bacillus megaterium ATCC 14581
|
Aeromonas hydrophila ATCC 35654
|
Bacillus megaterium FNCC
|
Aeromonas hydrophila ATCC 49140
|
Bacillus polymyxa FNCC
|
Aeromonas hydrophila ATCC 7965
|
Bacillus pumilus ATCC BAA-1434
|
Aeromonas hydrophila ATCC 7966
|
Bacillus stearothermophilus ATCC 10149
|
Aeromonas salmonicida ATCC 33658
|
Bacillus stearothermophillus FNCC
|
Aeromonas veronii biogroup sobria ATCC
9071
|
Bacillus subtilis ATCC 6633
|
Aggregatibacter aphrophilus ATCC 33389
|
Bacillus subtilis FNCC
|
Agrobacterium tumefaciens FNCC
|
Bacteroides fragilis ATCC 23745
|
Alcaligenes faecalis ATCC 35655
|
Bacteroides fragilis ATCC 25285
|
Alcaligenes faecalis subsp. Faecalis
ATCC 8750
|
Bacteroides ovatus ATCC 8483
|
Alcaligenes xylosoxydans subsp.
denitrificans FNCC
|
Bacteroides ovatus ATCC BAA-1296
|
Alternaria alternata FNCC
|
Bacteroides ovatus ATCC BAA-1304
|
Alternaria alternata TX 8025
|
Bacteroides thetaiotaomicron ATCC 29741
|
Aneurinibacillus aneurinolyticus ATCC
11376
|
Bacteroides uniformis ATCC 8492
|
Arcanobacterium pyogenes ATCC 19411
|
Bacteroides ureolyticus ATCC 33387
|
Arcanobacterium pyogenes ATCC 49698
|
Bacteroides vulgatus ATCC 8482
|
Aspergillus awamori FNCC
|
Bifidobacterium breve ATCC 15700
|
Aspergillus brasiliensis ATCC 16404
|
Bordetella brochiseptica ATCC 10580
|
Aspergillus brasiliensis ATCC 9642
|
Bordetella brochiseptica ATCC 4617
|
Aspergillus candidus FNCC
|
Bordetella pertussis ATCC 12742
|
Aspergillus flavipes FNCC
|
Bordetella pertussis ATCC 9340
|
Aspergillus flavus FNCC
|
Brevibacterium flavum FNCC
|
Aspergillus fumigatus FNCC
|
Brevibacterium lipolyticum FNCC
|
Aspergillus fumigatus KM 8001
|
Brevibscillus agri ATCC 51663
|
Aspergillus japonicus FNCC
|
Brevibscillus laterosporus ATCC 64
|
Aspergillus niger FNCC
|
Brevundimonas diminuta ATCC 11568
|
Aspergillus niveus FNCC
|
Brevundimonas diminuta ATCC 19146
|
Aspergillus ochraceus FNCC
|
Brochothrix thermosphacta ATCC 11509
|
Aspergillus orzaye ATCC 10124
|
Burkholderia cepacia ATCC 17765
|
Aspergillus oryzae FNCC
|
Burkholderia cepacia ATCC 25416
|
Aspergillus parasiticus FNCC
|
Burkholderia cepacia ATCC 25608
|
Aspergillus punicius FNCC
|
C
|
Aspergillus restrictus FNCC
|
Campylobacter coli ATCC 33559
|
Aspergillus sojae FNCC
|
Campylobacter coli ATCC 43478
|
Aspergillus tamarii FNCC
|
Campylobacter jejuni
ATCC 29428
|
Campylobacter jejuni subsp. Jejuni ATCC 33291
|
Clostridium histolyticum ATCC 19401
|
Campylobacter jejuni subsp. Jejuni ATCC 33292
|
Clostridium novyi ATCC 7659
|
Candida albicans ATCC 10231
|
Clostridium novyi Type A ATCC 19402
|
Candida albicans ATCC 14053
|
Clostridium septicum ATCC 12464
|
Candida albicans ATCC 2091
|
Clostridium sordellii ATCC 9714
|
Candida albicans ATCC 36232
|
Clostridium sporogenes ATCC 11437
|
Candida albicans ATCC 60193
|
Clostridium sporogenes ATCC 19404
|
Candida albicans ATCC 66027
|
Clostridium sporogenes ATCC 3584
|
Candida albicans ATCC 90028
|
Clostridium tertium ATCC 19405
|
Candida curvata FNCC
|
Corynebacterium diphtheriae ATCC 13812
|
Candida dubliniensis ATCC MYA-577
|
Corynebacterium glutanicum FNCC
|
Candida geochares ATCC 36852
|
Corynebacterium hoagii FNCC
|
Candida glabrata ATCC 15126
|
Corynebacterium jeikeium ATCC 43734
|
Candida glabrata ATCC 2001
|
Corynebacterium minutissimum ATCC 23348
|
Candida glabrata ATCC 66032
|
Corynebacterium pseudodiphhtheriticum
ATCC 10700
|
Candida glabrata ATCC MYA-2950
|
Corynebacterium pseudodiphhtheriticum
ATCC 10701
|
Candida guiliermondii ATCC 6260
|
Corynebacterium renale ATCC 19412
|
Candida kefyr ATCC 204093
|
Corynebacterium renale ATCC BAA-1785
|
Candida kefyr ATCC 2512
|
Corynebacterium striatum ATCC BAA-1293
|
Candida kefyr ATCC 66028
|
Corynebacterium urealyticum ATCC 43044
|
Candida kefyr FNCC
|
Corynebacterium xerosis ATCC 373
|
Candida krusei ATCC 14243
|
Cronobacter muytjensii ATCC 51329
|
Candida krusei ATCC 34135
|
Cryptococcus albidus ATCC 66030
|
Candida krusei FNCC
|
Cryptococcus albidus var. Albidus ATCC
10666
|
Candida lipolytica FNCC
|
Cryptococcus albidus var. Albidus ATCC
34140
|
Candida lusitaniae ATCC 34449
|
Cryptococcus curvatus FNCC
|
Candida lusitaniae ATCC 42720
|
Cryptococcus humicolus ATCC 9949
|
Candida lusitaniae ATCC 66035
|
Cryptococcus laurentii ATCC 18803
|
Candida norvegensis FNCC
|
Cryptococcus laurentii ATCC 66036
|
Candida parapsilosis ATCC 22019
|
Cryptococcus laurentii ATCC 76483
|
Candida parapsilosis ATCC 34136
|
Cryptococcus neoformans ATCC 14116
|
Candida parapsilosis ATCC 90018
|
Cryptococcus neoformans ATCC 204092
|
Candida tropicalis ATCC 1369
|
Cryptococcus neoformans ATCC 32045
|
Candida tropicalis ATCC 201380
|
Cryptococcus neoformans ATCC 34877
|
Candida tropicalis ATCC 66029
|
Cryptococcus neoformans ATCC 56991
|
Candida tropicalis ATCC 750
|
Cryptococcus neoformans ATCC 66031
|
Candida tropicalis FNCC
|
Cryptococcus neoformans ATCC 76484
|
Candida utilis ATCC 9950
|
Cryptococcus uniguttulatus ATCC 66033
|
Candida utilis FNCC
|
Curtobacterium pusillum ATCC 19096
|
Candida wicherhamii FNCC
|
Curvularia lunata FNCC
|
Cellulosimicrobium cellulans ATCC 27402
|
Curvularia sp. KM 8023
|
Chlamydomucor oryzae FNCC
|
D
|
Citrobacter braakii ATCC 10625
|
Debaryomyces hansenii FNCC
|
Citrobacter diversus KM 11012
|
Debaryomyces polymorphus FNCC
|
Citrobacter freundii ATCC 8090
|
E
|
Cladosporium cladosporioides FNCC
|
Edwardsiella tarda ATCC 15947
|
Clostridium acetobutylicum FNCC
|
Eggerthella lenta ATCC 43055
|
Clostridium barati ATCC 27638
|
Eikenella corrodens ATCC 23834
|
Clostridium difficile ATCC 43255
|
Eikenella corrodens ATCC BAA-1152
|
Clostridium difficile ATCC 700057
|
Elizabethkingia meningoseptica ATCC
13253
|
Clostridium difficile ATCC 9689
|
Enterobacter aerogenes ATCC 13048
|
Clostridium difficile ATCC BAA-1870
|
Enterobacter aerogenes ATCC 35028
|
Enterobacter aerogenes ATCC 35029
|
Fusarium longipes FNCC
|
Enterobacter aerogenes ATCC 49071
|
Fusarium moniliforme FNCC
|
Enterobacter cloacae ATCC 13047
|
Fusarium semitectum FNCC
|
Enterobacter cloacae ATCC 23355
|
Fusarium solani FNCC
|
Enterobacter cloacae ATCC 35030
|
Fusobacterium mortiferum ATCC 25557
|
Enterobacter gergoviae ATCC 33028
|
Fusobacterium mortiferum ATCC 9817
|
Enterobacter hormaechei ATCC 700323
|
Fusobacterium necrophorum ATCC 25286
|
Enterococcus avium ATCC 14025
|
Fusobacterium nucleatumum ATCC 10953
|
Enterococcus casseliflavus ATCC 700327
|
Fusobacterium nucleatumum subsp. Nucleatum ATCC 25586
|
Enterococcus durans ATCC 11576
|
Fusobacterium oxysporum ATCC 48112
|
Enterococcus durans ATCC 49135
|
G
|
Enterococcus durans ATCC 49479
|
Gardnerella vaginalis ATCC 14018
|
Enterococcus durans ATCC 6056
|
Gardnerella vaginalis ATCC 49145
|
Enterococcus faecalis ATCC 19433
|
Gemella morbillorum ATCC 27824
|
Enterococcus faecalis ATCC 29212
|
Geobacillus stearothermophilus ATCC
10149
|
Enterococcus faecalis ATCC 49149
|
Geobacillus stearothermophilus ATCC
12978
|
Enterococcus faecalis ATCC 49452
|
Geobacillus stearothermophilus ATCC
12980
|
Enterococcus faecalis ATCC 51299
|
Geobacillus stearothermophilus ATCC 7953
|
Enterococcus faecalis ATCC 7080
|
Geomyces pannorum FNCC
|
Enterococcus faecalis ATCC 35667
|
Geotrichum candidum ATCC 34614
|
Enterococcus faecalis ATCC 51559
|
Geotrichum candidum ATCC 10663
|
Enterococcus faecalis ATCC 700221
|
Geotrichum candidum ATCC 28576
|
Enterococcus gallinarum ATCC 700425
|
Geotricum candidum FNCC
|
Enterococcus hirae ATCC 8043
|
Gordona rubropertinctus FNCC
|
Enterococcus raffinosus ATCC 49464
|
Gordona terrae FNCC
|
Enterococcus saccharolyticus ATCC 43076
|
H
|
Epidermophyton floccosum ATCC 52066
|
Haemophilus aphrophilus ATCC 19415
|
Erysipelothrix rhusiopathiae ATCC 19414
|
Haemophilus haemoglobinophilus ATCC
19416
|
Escherichia coli ATCC 10536
|
Haemophilus haemolyticus ATCC 33390
|
Escherichia coli ATCC 11229
|
Haemophilus influenzae ATCC 33930
|
Escherichia coli ATCC 11775
|
Haemophilus influenzae ATCC 35056
|
Escherichia coli ATCC 12014
|
Haemophilus influenzae ATCC 35540
|
Escherichia coli ATCC 13706
|
Haemophilus influenzae ATCC 49144
|
Escherichia coli ATCC 25992
|
Haemophilus influenzae ATCC 49247
|
Escherichia coli ATCC 29194
|
Haemophilus influenzae ATCC 49766
|
Escherichia coli ATCC 35218
|
Haemophilus influenzae ATCC 19418
|
Escherichia coli ATCC 35421
|
Haemophilus influenzae NCTC 8468
|
Escherichia coli ATCC 4157
|
Haemophilus influenzae Type a ATCC 9006
|
Escherichia coli ATCC 51446
|
Haemophilus influenzae Type b ATCC 10211
|
Escherichia coli ATCC 51755
|
Haemophilus influenzae Type b ATCC 33533
|
Escherichia coli ATCC 8739
|
Haemophilus influenzae Type c ATCC 9007
|
Esherichia coli FNCC
|
Haemophilus parahaemolyticus ATCC 10014
|
Eurotium amstelodami FNCC
|
Haemophilus parainfluenzae ATCC 7901
|
Eurotium chevalieri FNCC
|
Haemophilus paraphrophilus ATCC 49146
|
Eurotium rubrum FNCC
|
Haemophilus paraphrophilus ATCC 49917
|
Exiguobacterium aurantiacum ATCC 49676
|
I
|
Exophiala jeanselmei ATCC 10224
|
Issatchenkia orientalis ATCC 6258
|
F
|
K
|
Finegoldia magna ATCC 29328
|
Klebsiella pneumoniae C6
|
Fluoribacter bozemanae ATCC 33217
|
Klebsiella oxytoca ATCC 13182
|
Fluoribacter dumoffii ATCC 33279
|
Klebsiella oxytoca ATCC 43086
|
Fonsecaesa pedrosoi ATCC 28174
|
Klebsiella oxytoca ATCC 49131
|
Klebsiella oxytoca ATCC 700324
|
Listeria monocytogenes ATCC 7644
|
Klebsiella oxytoca ATCC 8724
|
Listeria monocytogenes ATCC 7646
|
Klebsiella pneumoniae subsp. Pneumoniae
ATCC 10031
|
Listeria monocytogenes ATCC BAA-751
|
Klebsiella pneumoniae subsp. Pneumoniae
ATCC 13882
|
Lysinibacillus sphaericus ATCC 4525
|
Klebsiella pneumoniae subsp. Pneumoniae
ATCC 13883
|
M
|
Klebsiella pneumoniae subsp. Pneumoniae
ATCC 27736
|
Malassezia furfur ATCC 14521
|
Klebsiella pneumoniae subsp. Pneumoniae
ATCC 33495
|
Malassezia furfur ST 8036
|
Klebsiella pneumoniae subsp. Pneumoniae
ATCC 35657
|
Microbacterium liquefaciens ATCC BAA-1819
|
Klebsiella pneumoniae subsp. Pneumoniae
ATCC 700603
|
Microbacterium paraoxydans ATCC BAA-1818
|
Klebsiella pneumoniae subsp. Pneumoniae
ATCC 9997
|
Microbacterium testaceum ATCC 15829
|
Klebsiella pneumoniae subsp. Pneumoniae
ATCC BAA 1705
|
Micrococcus luteus ATCC 10240
|
Klebsiella pneumoniae subsp. Pneumoniae
ATCC BAA 1706
|
Micrococcus luteus ATCC 4698
|
Kloeckera apiculata var. Apis ATCC 32857
|
Micrococcus luteus ATCC 49732
|
Kloeckera japonica ATCC 58370
|
Micrococcus lylae ATCC 27566
|
Kluyveromyces lactis FNCC
|
Micrococcus sp. ATCC 700405
|
Kluyveromyces marxianus FNCC
|
Microsporum canis ATCC 11621
|
Kluyveromyces thermotolerans FNCC
|
Monascus purpureus FNCC
|
Kockovaella thailandica FNCC
|
Moraxella catarrhalis ATCC 23246
|
Kocuria kristiane ATCC BAA-752
|
Moraxella catarrhalis ATCC 25238
|
Kocuria rhizophila ATCC 533
|
Moraxella catarrhalis ATCC 25240
|
Kocuria rhizophila ATCC 9341
|
Moraxella catarrhalis ATCC 49143
|
Kocuria rosea ATCC 186
|
Moraxella catarrhalis ATCC 8176
|
L
|
Moraxella osloensis ATCC 10973
|
Lactobacillus acidophilus ATCC 314
|
Moraxella osloensis ATCC 19976
|
Lactobacillus acidophilus ATCC 4356
|
Morganella morganii FNCC
|
Lactobacillus acidophillus FNCC
|
Morganella morganii subsp. morganii ATCC 25830
|
Lactobacillus brevis ATCC 8287
|
Mucor plumbeus FNCC
|
Lactobacillus brevis FNCC
|
Mucor racemosus FNCC
|
Lactobacillus bulgaricus FNCC
|
Myroides odoratus ATCC 4651
|
Lactobacillus casei ATCC 393
|
N
|
Lactobacillus casei FNCC
|
Neisseria gonorrhoeae ATCC 19424
|
Lactobacillus delbrueckii subsp. lactis ATCC 12315
|
Neisseria gonorrhoeae ATCC 31426
|
Lactobacillus delbrueckii subsp. delbrueckii FNCC
|
Neisseria gonorrhoeae ATCC 35541
|
Lactobacillus fermentum FNCC
|
Neisseria gonorrhoeae ATCC 43070
|
Lactobacillus gasseri ATCC 19992
|
Neisseria gonorrhoeae ATCC 49226
|
Lactobacillus paracasei subsp. paracasei ATCC BAA-52
|
Neisseria gonorrhoeae ATCC 49926
|
Lactobacillus plantarum ATCC 8014
|
Neisseria gonorrhoeae ATCC 49981
|
Lactobacillus plantarum FNCC
|
Neisseria gonorrhoeae ATCC 43069
|
Lactobacillus rhamnosus (Lactobacillus casei subsp.
rhamnosus) FNCC
|
Neisseria lactamica ATCC 23970
|
Lactobacillus murinus FNCC
|
Neisseria lactamica ATCC 23971
|
Lactococcus lactis subsp. lactis FNCC
|
Neisseria lactamica ATCC 49142
|
Leclercia adecarboxylata ATCC 23216
|
Neisseria meningtidis serogroup C ATCC 13102
|
Leclercia adecarboxylata ATCC 700325
|
Neisseria meningtidis serogroup A ATCC 13077
|
Legionella pneumophila ATCC 33823
|
Neisseria meningtidis serogroup B ATCC 13090
|
Legionella pneumophila ATCC 33152
|
Neisseria meningtidis serogroup Y ATCC 35561
|
Leuconostoc mesenteroides ATCC 8293
|
Neisseria mucosa ATCC 19695
|
Leuconostoc mesenteroides subsp. mesenteroides FNCC
|
Neisseria perflava ATCC 14799
|
Lipomyces starkeyi FNCC
|
Neisseria sicca ATCC 29256
|
Listeria grayi ATCC 25401
|
Neisseria sicca ATCC 9913
|
Listeria innocua ATCC 33090
|
Neurospora sitophila FNCC
|
Listeria innocua VC 32293
|
Nigrospora oryzae FNCC
|
Nitrobacter winogradskyi FNCC
|
Propionibacterium acidiproprionici ATCC 25562
|
Nitrosomonas europaea FNCC
|
Propionibacterium acnes ATCC 11827
|
Nocardia asteroides CL 11014
|
Propionibacterium acnes ATCC 6919
|
Nocardia asteroides FNCC
|
Propionibacterium propionicus FNCC
|
Nocardia brasiliensis ATCC 19296
|
Proteus hauseri ATCC 13315
|
Nocardia brasiliensis ATCC 19297
|
Proteus mirabilis ATCC 12453
|
Nocardia erythropolis FNCC
|
Proteus mirabilis ATCC 25933
|
Nocardia farcinica ATCC 3308
|
Proteus mirabilis ATCC 29245
|
Nocardia farcinica FNCC
|
Proteus mirabilis ATCC 29906
|
O
|
Proteus mirabilis ATCC 35659
|
Ochrobactrum anthropi ATCC 49187
|
Proteus mirabilis ATCC 43071
|
Ochrobactrum anthropi ATCC 49687
|
Proteus mirabilis ATCC 7002
|
Ochrobactrum anthropi ATCC BAA-749
|
Proteus vulgaris ATCC 49132
|
Oligella ureolytica ATCC 43534
|
Proteus vulgaris ATCC 6380
|
Oligella urethralis ATCC 17960
|
Proteus vulgaris ATCC 8427
|
P
|
Prototheca wickerhamii ATCC 16529
|
Paenibacillus gordonae ATCC 29948
|
Providencia alcalifaciens ATCC 51902
|
Paenibacillus macerans ATCC 8509
|
Providencia stuartii ATCC 33672
|
Paenibacillus polymyxa ATCC 43865
|
Providencia stuartii ATCC 49809
|
Paenibacillus polymyxa ATCC 7070
|
Provotella melaninogenica ATCC 25845
|
Paenibacillus polymyxa ATCC 842
|
Pseudomonas aeruginosa ATCC 10145
|
Parabacteroides distasonis ATCC 8503
|
Pseudomonas aeruginosa ATCC 15442
|
Parabacteroides distasonis ATCC BAA-1295
|
Pseudomonas aeruginosa ATCC 17934
|
Parvimonas micra ATCC 33270
|
Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853
|
Pasteurella aerogenes ATCC 27883
|
Pseudomonas aeruginosa ATCC 35032
|
Pasteurella multocida subsp. multocida ATCC 43137
|
Pseudomonas aeruginosa ATCC 35422
|
Pediococcus acidilactici FNCC
|
Pseudomonas aeruginosa ATCC 9027
|
Pediococcus halophilus FNCC
|
Pseudomonas aeruginosa ATCC 9721
|
Pediococcus pentosaceus ATCC 33314
|
Pseudomonas aeruginosa ATCC BAA-1744
|
Pediococcus pentosaceus FNCC
|
Pseudomonas aeruginosa FNCC
|
Penicillium brasilianum FNCC
|
Pseudomonas cepacia FNCC
|
Penicillium cammembertii FNCC
|
Pseudomonas fluorescens ATCC 13525
|
Penicillium candidum FNCC
|
Pseudomonas fluorescens FNCC
|
Penicillium chrysogenum ATCC 10106
|
Pseudomonas putida ATCC 49128
|
Penicillium citrinum FNCC
|
Pseudomonas putida FNCC
|
Penicillium crustosum FNCC
|
Pseudomonas stutzeri ATCC 17588
|
Penicillium funiculosum FNCC
|
R
|
Penicillium glabrum FNCC
|
Ralstonia pickettii ATCC 49129
|
Penicillium oxalicum FNCC
|
Rhizomucor miehei FNCC
|
Penicillium pinophilum FNCC
|
Rhizomucor pusillus FNCC
|
Penicillium purpurogenum FNCC
|
Rhizopus microsporus FNCC
|
Penicillium roqueforti FNCC
|
Rhizopus oligosporus FNCC
|
Peptoniphilus asaccharolyticus ATCC 29743
|
Rhizopus oryzae FNCC
|
Peptostreptococcus anaerobius ATCC 27337
|
Rhizopus stolonifer ATCC 14037
|
Phialophora verrucosa ATCC 28181
|
Rhodococcus equi ATCC 6939
|
Pichia burtonii FNCC
|
Rhodococcus equi FNCC
|
Pichia guilliermondii FNCC
|
Rhodococcus erythropolis FNCC
|
Pichia ohmeri FNCC
|
Rhodococcus fascians FNCC
|
Plesiomonas shigelloides ATCC 14029
|
Rhodococcus rhodochrous FNCC
|
Plesiomonas shigelloides ATCC 51903
|
Rhodosporidium toruloides FNCC
|
Porphyromonas gingivalis ATCC 33277
|
Rhodotorula glutinis ATCC 32765
|
Porphyromonas levii ATCC 29147
|
Rhodotorula glutinis FNCC
|
S
|
Sphingobacterium multivorum ATCC 35656
|
Saccharomyces bayanus FNCC
|
Sphingobacterium spiritivorum ATCC 33861
|
Saccharomyces caribergensis FNCC
|
Sphingomonas paucimobilis FNCC
|
Saccharomyces cerevisiae ATCC 4098
|
Sporidiobolus salmonicolor ATCC MYA-4550
|
Saccharomyces cerevisiae ATCC 9763
|
Sporothrix schenckii ATCC 10212
|
Saccharomyces cerevisiae FNCC
|
Staphylococcus aureus ATCC 29737
|
Saccharomyces diastaticus FNCC
|
Staphylococcus aureus ATCC 35548
|
Saccharomyces kluyvery FNCC
|
Staphylococcus aureus ATCC 9144
|
Saccharomyces pastorianus FNCC
|
Staphylococcus aureus ATCC BAA-1026
|
Saccharomyces uvarum FNCC
|
Staphylococcus aureus ATCC BAA-1708
|
Saccharomycopsis fibuligera FNCC
|
Staphylococcus aureus FNCC
|
Salmonella choleraesuis subsp. choleraesuis FNCC
|
Staphylococcus aureus subsp. aureus ATCC 35661
|
Salmonella enterica serovar Typhimurium ATCC 13311
|
Staphylococcus aureus subsp. aureus ATCC 12600
|
Salmonella enterica subsp. enterica serovar Anatum ATCC
9270
|
Staphylococcus aureus subsp. aureus ATCC 25178
|
Salmonella enterica subsp. enterica serovar
Choleraesuis ATCC 10708
|
Staphylococcus aureus subsp. aureus ATCC 25904
|
Salmonella enterica subsp. enterica serovar Enteritidis
ATCC 13076
|
Staphylococcus aureus subsp. aureus ATCC 33592
|
Salmonella enterica subsp. enterica serovar Montevideo
ATCC 8387
|
Staphylococcus aureus subsp. aureus ATCC 49444
|
Salmonella enterica subsp. enterica serovar Newport
ATCC 6962
|
Staphylococcus aureus subsp. aureus ATCC 49476
|
Salmonella enterica subsp. enterica serovar Paratyphi A
ATCC 11511
|
Staphylococcus aureus subsp. aureus ATCC 51153
|
Salmonella enterica subsp. enterica serovar Paratyphi B
ATCC 8759
|
Staphylococcus aureus subsp. aureus ATCC 6538P
|
Salmonella enterica subsp. enterica serovar Typhi ATCC
6539
|
Staphylococcus aureus subsp. aureus ATCC 6538
|
Salmonella enterica subsp. enterica serovar Typhimurium
ATCC 14028
|
Staphylococcus aureus subsp. aureus ATCC BAA-976
|
Salmonella enterica sv Poona NCTC 4840
|
Staphylococcus aureus subsp. aureus ATCC BAA-977
|
Salmonella FNCC
|
Staphylococcus aureus subsp. aureus ATCC 25923
|
Salmonella sp. Not Typhi group D BF-SD
|
Staphylococcus aureus subsp. aureus ATCC 29213
|
Salmonella sp. Serovar Abony NCTC 6017
|
Staphylococcus aureus subsp. aureus ATCC 29247
|
Salmonella tranoroa NCTC 10252
|
Staphylococcus aureus subsp. aureus ATCC 33591
|
Salmonella typhimurium FNCC
|
Staphylococcus aureus subsp. aureus ATCC 33862
|
Schizosaccharomyces pombe FNCC
|
Staphylococcus aureus subsp. aureus ATCC 43300
|
Scopulariopsis acremonium ATCC 58636
|
Staphylococcus epidermis ATCC 12228
|
Serovar typhimurium FNCC
|
Staphylococcus epidermis ATCC 14990
|
Serratia liquefaciens ATCC 27592
|
Staphylococcus epidermis ATCC 29887
|
Serratia marcescens ATCC 13880
|
Staphylococcus epidermis ATCC 49134
|
Serratia marcescens ATCC 14756
|
Staphylococcus epidermis ATCC 49461
|
Serratia marcescens ATCC 8100
|
Staphylococcus epidermis ATCC 700296
|
Serratia odorifera ATCC 33077
|
Staphylococcus epidermis FNCC
|
Shewanella putrefaciens ATCC 49138
|
Staphylococcus haemolyticus ATCC 29970
|
Shewanella putrefaciens ATCC 8071
|
Staphylococcus hominis ATCC 27844
|
Shigella sonei group D ATCC 11060
|
Staphylococcus lentus ATCC 700403
|
Shigella sonei group D ATCC 25931
|
Staphylococcus lugdunensis ATCC 700328
|
Shigella sonei group D ATCC 9290
|
Staphylococcus rafinolactis FNCC
|
Shigella boydii serovar 1 group C ATCC 9207
|
Staphylococcus saprophyticus ATCC 15305
|
Shigella dysenteriae group A ATCC 13313
|
Staphylococcus saprophyticus ATCC 35552
|
Shigella flexneri serovar 2b group B ATCC 12022
|
Staphylococcus saprophyticus ATCC 43867
|
Staphylococcus saprophyticus ATCC 49453
|
Streptococcus pneumoniae ATCC 6303
|
Staphylococcus saprophyticus ATCC 49907
|
Streptococcus pneumoniae ATCC 6305
|
Staphylococcus saprophyticus ATCC BAA-750
|
Streptococcus pneumoniae CL 811
|
Staphylococcus sciuri subsp. sciuri ATCC 29060
|
Streptococcus pyogenes ATCC 19615
|
Staphylococcus sciuri subsp. sciuri ATCC 29061
|
Streptococcus pyogenes group A ATCC 12384
|
Staphylococcus simulans ATCC 27851
|
Streptococcus pyogenes group A ATCC 21547
|
Staphylococcus thermophillus FNCC
|
Streptococcus salivarius serotype II ATCC 13419
|
Staphylococcus xylosus ATCC 29967
|
Streptococcus sanguinis Type 1 ATCC 10556
|
Staphylococcus xylosus ATCC 29971
|
Streptococcus sp. Gp D ATCC 9854
|
Staphylococcus xylosus ATCC 35663
|
Streptococcus sp. group B ATCC 12401
|
Staphylococcus xylosus ATCC 49148
|
Streptococcus sp. group D ATCC 27284
|
Staphylococcus xylosus ATCC 700404
|
Streptococcus sp. Type 2 group F ATCC 12392
|
Stenotrophomonas maltophilia ATCC 13637
|
Streptococcus thermophilus ATCC 19258
|
Stenotrophomonas maltophilia ATCC 17666
|
Streptococcus uberis ATCC 700407
|
Stenotrophomonas maltophilia ATCC 49130
|
Streptococcus uberis ATCC 9927
|
Stenotrophomonas maltophilia ATCC 51331
|
Streptomyces albus ATCC 17900
|
Streptococcus agalactiae group B ATCC 12386
|
Streptomyces griseus subsp. griseus ATCC 10137
|
Streptococcus agalactiae group B ATCC 13813
|
T
|
Streptococcus agalactiae group B CL 810
|
Tatlockia micdadei ATCC 33204
|
Streptomyces ambofaciens FNCC
|
Trichophyton equinum ATCC 12544
|
Streptococcus bovis ATCC 33317
|
Trichophyton mentagrophytes ATCC 9533
|
Streptococcus criceti ATCC 19642
|
Trichophyton robrum ATCC 28188
|
Streptococcus dysgalactiae subsp. equisimilis group G
ATCC 12394
|
Trichophyton tonsurans ATCC 28942
|
Streptococcus dysgalactiae subsp. equisimilis ATCC
35666
|
Trichophyton verrucosum ATCC 42898
|
Streptococcus dysgalactiae subsp. equisimilis ATCC 9542
|
Trichophyton cultaneum ATCC 28592
|
Streptococcus dysgalactiae subsp. equisimilis group C
ATCC 43079
|
Trichophyton mucoides ATCC 204094
|
Streptococcus equi subsp. zooepidemicus group C ATCC
700400
|
V
|
Streptococcus gallolyticus ATCC 49147
|
Veillonella parvula ATCC 10790
|
Streptococcus gallolyticus ATCC 9809
|
Veillonella parvula ATCC 17745
|
Streptococcus gallolyticus subsp. gallolyticus ATCC
49475
|
Vibrio cholerae serotype Inaba ATCC 9459
|
Streptococcus mutans ATCC 25175
|
Vibrio parahaemolyticus ATCC 17802
|
Streptococcus mutans ATCC 35668
|
Vibrio vulnificus ATCC 27562
|
Streptococcus oralis ATCC 35037
|
Virgibacillus pantothenticus ATCC 14576
|
Streptococcus oralis ATCC 9811
|
Y
|
Streptococcus pasteurianus ATCC 49133
|
Yarrowia lipolytica ATCC 9773
|
Streptococcus pneumoniae ATCC 27336
|
Yersinia enterocolitica ATCC 23715
|
Streptococcus pneumoniae ATCC 49136
|
Yersinia enterocolitica subsp. enterocolitica ATCC 9610
|
Streptococcus pneumoniae ATCC 49150
|
Yersinia kristensenii ATCC 33639
|
Streptococcus pneumoniae ATCC 49619
|
Z
|
Streptococcus pneumoniae ATCC 6301
|
Zygosaccharomyces bailii ATCC MYA-4549
|
No comments:
Post a Comment