087875885444
Perikanan
adalah sektor ekonomi yang memberikan kontribusi besar dalam upaya
membangun kesejahteraan masyarakat. Sebagai Negara yang sedang
berkembang, kebutuhan akan produk pangan bernilai gizi tinggi selalu
meningkat. Oleh karena itu, sektor perikanan harus mendapat perhatian
serius. Permintaan produk olahan ikan baik domestik maupun luar negeri
meningkat dari tahun ke tahun. Sektor perikanan dapat dikembangkan di
kolam atau tambak-tambak dengan menggunakan media air tawar atau air
laut. Dan, kita memiliki aset kelautan yang begitu luas yang mendukung
sektor perikanan.
Untuk
meningkatkan produktifitas sektor perikanan, perlu dilakukan budidaya
secara intensif yaitu dengan pemberian pakan yang berkualitas dan jumlah
yang cukup, pencegahan dan penanganan penyakit pada ikan, serta
manajamen kolam secara baik. Budidaya ikan secara intensif ditandai oleh
tingkat kepadatan ikan yang tinggi dan ketergantungan penuh terhadap
pakan buatan pabrik. Hal ini sangat mendukung percepatan penurunan
kualitas air. Padat tebar ikan per volume ruang yang tinggi menyebabkan
meningkatkan persaingan kebutuhan oksigen dan buangan hasil pencernaan
pakan. Dan, kualitas pakan rendah, kandungan protein yang rendah
memperlambat proses pertumbuhan, memperburuk konversi pakan sehingga
meningkatkan sedimen dasar kolam oleh sisa pakan.
Dalam
usaha budidaya ikan, maka hal yang sangat menentukan keberhasilan
adalah perawatan ikan dan pencegahan, serta penanganan penyakit. Wabah
penyakit dapat mengakitbatkan usaha budidaya ikan menjadi gagal, dan
menyebabkan kerugian yang tidak sedikit. Oleh karena itu pentingnya
mengendalikan penyakit pada ikan secara efektif dan efesien. Kita perlu
mengenal jenis-jenis penyakit pada ikan, dan bagaimana
penanggulangannya.
Salah satu jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri aeromonas hydrophila mampu
menyerang ikan dan menyebabkan kematian ikan secara massal dalam waktu
singkat. Aeromonas merupakan bakteri gram negatip yang oportunis yang
dapat menginfeksi ikan dengan cepat apabila ikan dalam kondisi stres
atau dipelihara dalam kepadatan tinggi. Umumnya, tindakan pengobatan
dilakukan melalui pemberian bahan kimia dan antibiotika. Pemberian
antibiotika seringkali menimbulkan resistensi dan pemberian bahan kimia
berpotensi meracuni ikan. Vaksinasi merupakan tindakan yang banyak
dilakukan untuk pencegahan infeksi aeromonas. Terhadap benih ikan
dilakukan perendaman dalam larutan vaksin hidrovet (biakan murni
bakteri aeromoas hydrophila).
Penyakit
koi herpes virus (KHV) merupakan penyakit yang sangat cepat menyebar.
Penyakit ini disebabkan oleh virus herpes yang diklasifikasikan sebagai
virus DNA dan termasuk dalam famili herpesviridae. Pada populasi ikan
yang peka tingkat mortalitas akibat serangan KHV dapat mencapai 80 – 100
%. Gejala klinis pada ikan biasanya terlihat pada kisaran suhu air 22 -
27 C. Sejauh ini belum ada pengobatan yang ampuh untuk mengendalikan
penyakit KHV.
Pada
penyakit yang disebabkan oleh bakteri biasanya ditanggulangi melalui
pemberian antibiotika dengan dosis pengobatan. Tetapi langkah pengobatan
yang di antaranya dengan pemberian quinolone, ataupun tetrtacycline
acapkali tidak efektif jika diberikan langsung di kolam karena salah
satunya takaran dosis yang tidak tepat. Pemberian lewat pakan langsung
dari pabrik mungkin lebih efektif tetapi penggunaan seperti itu biasanya
tidak dibenarkan dan skala pabrik adalah skala massal. Penggunaan
antibiotika dalam pakan dengan dosis preventif yang dilakukan dalam
jangka panjang menimbulkan resistensi dan belum lagi memperhitungkan
dampak residu dalam daging. Oleh karena itu langkah tepat dalam upaya
meminimalkan potensi serangan penyakit adalah dengan melakukan manajemen
pemeliharaan yang baik khususnya memelihara kualitas air dan lingkungan
ekosistem yang mendukung pertumbuhan ikan secara optimal.
Aplikasi
pemberian antibiotik dalam budidaya perikanan untuk mengendalikan
infeksi mikro organisme pathogen telah meningkatkan potensi penggunaan
probiotik perlu dipertimbangkan secara hati-hati. Selain menggunakan
antibiotic untuk mengatasi penyakit pada ikan, kita dapat pula
menggunakan probiotik untuk mencegah berkembangnya penyakit pada ikan.
Probiotik merupakan mikroorganisme yang mempunyai sifat menguntungkan
bagi hewan inang, sehingga berperan menekan pertumbuhan populasi
mikroorganisme pathogen (bakteri yang merugikan).
Bakteri
probiotik yang umumnya digunakan adalah bakteri gram positif
diantaranya adalah genus Lactobacillus. Bakteri lactobacillus sp.
merupakan jenis bakteri yang menghasilkan asam laktat. Probiotik banyak
digunakan dalam budidaya perikanan untuk tujuan memelihara dan
memperbaiki kesehatan air yang secara tidak langsung akan meningkatkan
kesehatan ikan peliharaan. Mikroorganisme yang dapat digunakan sebagai
probiotik tidak hanya berasal dari golongan bakteri
(Bacillus,Thiobacillus) tetapi juga berasal dari golongan yeast
(Sacharomices cerevicae) dan mikro-alga (Tetraselmis sp). Terkadang
probiotik yang diindikasikan mengandung beberapa bakteri spesies
Clostridium, Pseudomonas dan Enterococcus sebenarnya bersifat pathogen
terhadap manusia dan hewan.
Probiotik
mampu mengubah keseimbangan mikro flora yang ada dalam saluran
pencernaan. Probiotik bisa terdiri atas satu atau campuran (mix)
beberapa kultur mikro organisme hidup. Probiotik merupakan makanan
tambahan bagi hewan inang berupa sel mikro organisma (mikroba) atau
sebagai pakan mikroskopik yang bertujuan memenangkan kompetisi dalam
sistem saluran pencernaan ikan (hewan inang) dengan bakteri merugikan
(pathogen). Kompetisi tersebut berlangsung dalam hal pemanfaatan nutrisi
yang berasal dari hasil metabolisme pakan dan upaya penempatan ruang
dalam saluran pencernaan untuk membentuk koloni.
Kualitas
air sangat menentukan performansi ikan yang biasanya diukur dengan
mengamati beberapa parameter utama seperti faktor fisika (pH, O2
terlarut, suhu, Fe, Hg, dll) dan faktor kimia (NH3, NO2, CaCO3 dll).
Kualitas air yang buruk (tidak mendukung kesehatan ikan) banyak
disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya meningkatnya timbunan bahan
organik di dasar kolam yang berasal dari ekskreta ikan, sisa pakan
pabrik, pupuk organik maupun bangkai ikan dan sampah budidaya lainnya.
Hal ini juga dapat diperparah oleh sistem budidaya perikanan yang
tingkat kepadatan yang tinggi yang memicu peningkatan stres ikan.
Manajemen pengelolaan air yang baik sangat diperlukan untuk tetap
mempertahankan ekosistem yang mendukung usaha budidaya ikan. Pemberian
probiotik mampu memperbaiki kondisi kualitas air dengan bertindak
sebagai agen pengurai yang ditebarkan secara langsung ke air.
Pengendalian penyakit pada budidaya ikan dengan menggunakan probiotik
sangat efektif, aman dan murah.
Probiotik akan bekerja secara eksternal yaitu menguraikan senyawa toksik yang terdapat dalam air kolam seperti NH3, NO3, NO2,
juga menguraikan bahan organik, dan menekan populasi alga biru hijau.
Beberapa jenis mikroba sebagai probiotik pengurai antara lain
nitrosomonas, cellumonas, bacillus subtilus, dan nitrobacter. Bakteri
gram positip Bacillus sp. banyak digunakan sebagai probiotik untuk
memperbaiki kualitas air dibandingkan dengan jenis bakteri gram negatip.
Bacillus sp. lebih efisien dalam mengkonversikan kembali bahan organik
menjadi CO2.
Sedangkan bakteri gram negative mengkonversi karbon organik menjadi
biomas bakteri dalam persentase lebih banyak. Sehingga dengan
mengupayakan populasi bakteri Bacillus sp. tetap dalam jumlah besar di
dalam perairan kolam akan meminimalkan pembentukan partikulat terlarut
karbon organik selama siklus budidaya. Sekaligus juga akan memacu
perkembangan phytoplankton dengan meningkatnya produksi CO2.
Populasi
dan jenis mikroorganisme (mikro flora) yang terdapat di dalam sedimen
atau dalam air pemeliharaan ikan sangat dipengaruhi oleh jenis mikroba
yang terdapat dalam feses yang dihasilkan banyak spesies hewan di
lingkungan tersebut. Jika terdapat populasi bakteri pathogen dalam
lingkungan, maka populasinya dalam tubuh ikan akan meningkat dengan
cepat melalui interaksi dalam saluran pencernaan dan dalam feses.
Bakteri tersebut akan terserap ke dalam pakan yang diberikan sebelum
dikonsumsi ikan. Sedangkan, probiotik yang ditambahkan ke dalam air juga
akan diserap oleh pakan dan ikut masuk ke dalam sistem pencernaan untuk
berkompetisi dengan bakteri pathogen.
Adanya
suplai nutrisi yang berlebihan di dalam air khususnya fosfor dan
nitrogen menyebabkan meningkatnya populasi ganggang (alga) atau
(phytoplankton). Unsur nutrisi tersebut dapat berasal dari sisa
pemupukan di lahan pertanian yang terbawa arus air, pemupukan dasar
kolam dengan menggunakan pupuk kandang secara berlebihan, atau sisa
kelebihan pakan yang tidak termakan oleh ikan. Ganggang menyebabkan
perubahan warna permukaan air, kebanyakan berwarna hijau atau warna
merah, dan kuning kecoklatan. Populasi ganggang yang tinggi apabila mati
akan didekomposisi oleh bakteri pengurai yang menggunakan lebih banyak
oksigen terlarut dalam air. Menurunnya kadar oksigen dalam air
menyebabkan bakteri vibrio yang bersifat pathogen menjadi lebih aktif
dikarenakan kondisi yang anaerob yang dapat membahayakan kesehatan ikan.
Rendahnya oksigen terlarut dalam air menimbulkan kendala yang besar
bagi kelangsungan kehidupan ikan
Peranan
probiotik dalam budidaya akuakultur adalah: 1). Menekan populasi
mikroba yang bersifat merugikan yang berada dalam saluran pencernaan
dengan cara berkompetisi untuk menempati ruang (tempat menempel) dan
kesempatan mendapatkan nutrisi; 2). Menghasilkan senyawa anti mikroba
yang secara langsung akan menekan pertumbuhan mikroba pathogen dan
mencegah terbentuknya kolonisasi mikroba merugikan dalam sistem
pencernaan hewan inang; 3). Menghasilkan senyawa yang bersifat
imunostimulan yaitu meningkatkan sistem imun ikan (hewan inang) dalam
menghadapi serangan penyakit dengan cara meningkatkan kadar antibodi dan
aktivitas makrofag, misalnya lipo polisakarida, glikan dan
peptidoglikan; 4). Menghasilkan senyawa vitamin yang bermanfaat bagi
hewan inang (yang diberikan probiotik) dan secara tidak langsung akan
menaikkan nilai nutrisi pakan. Probiotik adalah bahan hidup yang seperti
halnya antibiotik bekerja secara spesifik dan khusus. Demikian halnya,
mikro organisma dalam probiotik sangat rentan terhadap kondisi situasi
fisika dan kimia dalam saluran pencernaan hewan inang dan kondisi
perairan. Lingkungan yang tidak cocok akan membunuh mikro organisma
dalam probiotik dan dengan demikian tidak memungkinkan untuk
berkompetisi dengan mikro organisma pathogen. Oleh karena itu kapasitas
spesies mikro organisme yang digunakan sebagai probiotik apakah dalam
bentuk tunggal atau campuran menjadi sangat penting yang menentukan
keampuhan probiotik.
Probiotik yang digunakan harus memiliki persyaratan khusus untuk dapat bekerja secara efektif adalah berikut:
- Mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan (fisika dan kimia) dan hewan inang.
- Mampu bertahan hidup pada suhu rendah dan konsentrasi asam organik yang tinggi di saluran pencernaan, juga terhadap cairan pankreas dan empedu yang dihasilkan di saluran usus halus bagian atas.
- Tidak bersifat pathogenik dan menghasilkan senyawa toksik yang merugikan hewan inang.
- Mampu hidup dan bermetabolisme dalam saluran usus hewan inang
- Dapat diproduksi dalam skala besar (industri) dengan kualitas dan kuantitas yang terjaga dan terukur.
Sebagaimana
antibiotic, probiotik juga tidak dapat diharapkan mengendalikan semua
jenis bakteri yang ada di dalam sistem pencernaan ikan ataupun yang
terdapat di lingkungan air. Efektivitas probiotik sangat tergantung pada
jenis bakteri yang digunakan karena populasi bakteri yang hidup pada
suatu lingkungan dengan kondisi fisika kimia berbeda kemungkinan akan
berbeda pula. Akan lebih efektif apabila probiotik menggunakan jenis
mikroorganisme indigenous (asli) yaitu yang diperoleh berasal dari
saluran pencernaan dan lingkungan yang sama / mirip dengan hewan inang,
diharapkan mampu beradaptasi dengan lokasi perlakuan dibandingkan jika
mikroorganisma diperoleh dari lingkungan yang berbeda.
Efektifitas
probiotik tidak dapat dirasakan seketika atau memberikan perbaikan /
penyembuhan dalam waktu singkat. Kemanjuran probiotik membutuhkan waktu
meskipun tidak berarti bahwa penggunaan probiotik tidak pernah gagal.
Kegagalan probiotik bisa terjadi karena disebabkan oleh berbagai hal di
antaranya salah penggunaan aplikasi di lapangan, cara penyimpanan
probiotik yang salah mengakibatkan menurunnya viabilitas mikroorganisma.
Jenis bakteri yang digunakan mungkin saja tidak sesuai dengan kondisi
hewan inang, dosis yang digunakan tidak memadai atau kepadatan populasi
bakteri dalam probiotik terlalu rendah.
Cara
kerja mikro organisma probiotik dalam kaitannya dengan bakteri pathogen
meliputi berbagai model yaitu dengan cara menghasilkan senyawa
penghambat, berkompetisi terhadap ketersediaan unsur kimia maupun
energi, berkompetisi untuk memperoleh tempat perlekatan, meningkatkan
respon imun hewan inang, memperbaiki kualitas air lingkungan budidaya,
berinteraksi dengan phytoplankton, sebagai sumber nutrisi mikro dan
makro, serta menghasilkan enzym untuk meningkatkan kecernaan.
Mikroba
pada umumnya dapat melepaskan substansi kimia yang bersifat
baktrerisidal ataupun bakteriostatik terhadap populasi mikroba yang
lain. Adanya substansi penghambat kimia yang terdapat di dalam saluran
pencernaan, di permukaan tubuh inang atau di dalam media pemeliharaan
ikan akan menciptakan semacam rintangan untuk mencegah perbanyakan dari
bakteri pathogen. Efek anti-bakterial disebabkan oleh produksi beberapa
faktor yang bertindak secara sendiri atau dalam kombinasi dari
antibiotik, bakteriosin, sideophores, lysozyme, protease dan atau
hidrogen peroksida. Produksi asam organik oleh bakteri akan merubah
nilai pH. Koloni bakteri yang menempel di dinding saluran pencernaan
dengan ekskresi senyawa penghambatnya akan mencegah kolonisasi dan
perbanyakan bakteri pathogen di tempat yang sama. Perlekatan bakteri ke
permukaan jaringan merupakan tahapan awal dari infeksi pathogenik
sehingga kerja bakteri probiotik yang berkompetisi ruang dengan bakteri
pathogen menjadi sangat penting untuk pencegahan penyakit. Perlekatan
bisa bersifat non spesifik didasarkan atas faktor psikokemis atau
bersifat spesifik melibatkan molekul pelekat di permukaan bakteri
pelekat dan molekul reseptor dari sel – sel epithel.
Penambahan
probiotik apakah via pakan atau ditambahkan ke dalam air apabila
diberikan dalam jumlah yang tepat dan jenis mikro organisme yang cocok
akan memberikan pengaruh positip bagi performansi ikan yang
dipelihara.Selamat berwirausaha! Semoga sukses selalu menanti anda!
No comments:
Post a Comment