Wednesday, April 15, 2020

Jual Aneka Kemasan Botol Plastik







Agrotekno Sarana Industri

Jual Aneka Kemasan Botol

Salah satu aspek yang sangat penting dalam dunia industri adalah kemasan. Kemasan memiliki peran yang sangat besar dalam pengembangan aneka produk baik produk pangan atau non-pangan. Pengemasan telah berkembang dengan pesat menjadi bidang ilmu dan teknologi yang sangat dibutuhkan oleh kalangan industri. Ruang lingkup bidang pengemasan saat ini juga sudah semakin luas, dari mulai bahan yang sangat bervariasi hingga model atau bentuk dan teknologi pengemasan yang semakin canggih dan menarik. Bahan kemasan yang digunakan bervariasi dari bahan kertas, plastik, gelas, logam, fiber hingga bahan-bahan yang dilaminasi. Namun demikian pemakaian bahan-bahan seperti papan kayu, karung goni, kain, kulit kayu , daun-daunan dan pelepah dan bahkan sampai barang-barang bekas seperti koran dan plastik bekas yang tidak etis dan hiegenis juga digunakan sebagai bahan pengemas produk pangan.
Bentuk dan teknologi kemasan juga bervariasi dari kemasan botol, kaleng, tetrapak,corrugated box, kemasan vakum, kemasan aseptik, kaleng bertekanan, kemasan tabung hingga kemasan aktif dan pintar (active and intelligent packaging) yang dapat menyesuaikan kondisi lingkungan di dalam kemasan dengan kebutuhan produk yang dikemas. Minuman teh dalam kantong plastik, nasi bungkus dalam daun pisang, sekarang juga sudah berkembang menjadi kotak-kotak katering sampai minuman anggur dalam botol dan kemasan yang cantik berpita merah. Susunan konstruksi kemasan juga semakin kompleks dari tingkat primer, sekunder, tertier sampai konstruksi yang tidak dapat lagi dipisahkan antara fungsinya sebagai pengemas atau sebagai unit penyimpanan, misalnya pada peti kemas yang dilengkapi dengan pendingin (refrigerated container) berisi udang beku untuk ekspor.
Industri bahan kemasan di Indonesia juga sudah semakin banyak, seperti industri penghasil kemasan karton, kemasan gelas, kemasan plastik, kemasan laminasi yang produknya sudah mengisi kebutuhan masyarakat dan dunia industri. Di samping itu hingga saat ini di pedesaan masih banyak dijumpai masyarakat yang hidup dari bahan pengemas tradisional, seperti penjual daun pembungkus (daun pisang, daun jati, daun waru dan sebagainya), atau untuk tingkat industri rumah tangga terdapat pengrajin industri keranjang besek, kotak kayu, anyaman serat, wadah dari tembikar dan lain-lain.
Industri kemasan di negara-negara maju telah lama berkembang menjadi perusahaan-perusahaan besar yang bergerak dalam usaha produksi bahan atau produk pengemas seperti kaleng (American Can Co), karton (Pulp and Paper Co), plastik (Clearpack), botol plastik PET (Krones), kemasan kotak laminasi (Tetrapak, Combibloc), gelas, kertas lapis, kertas alumunium dan lain-lain yang produknya diekspor ke berbagai belahan dunia. Industri lain yang berkaitan dengan pengemasan adalah industri penutup kemasan seperti penutup botol (Bericap), industri sealer meachine dan industri pembuat label dan kode pada kemasan.

B. FUNGSI DAN PERANAN KEMASAN
Fungsi paling mendasar dari kemasan adalah untuk mewadahi dan melindungi produk dari kerusakan-kerusakan, sehingga lebih mudah disimpan, diangkut dan dipasarkan. Secara umum fungsi pengemasan pada bahan pangan adalah :
  1. Mewadahi produk selama distribusi dari produsen hingga kekonsumen, agar produk tidak tercecer, terutama untuk cairan, pasta atau butiran
  2. Melindungi dan mengawetkan produk, seperti melindungi dari sinar ultraviolet, panas, kelembaban udara, oksigen, benturan, kontaminasi dari kotoran dan mikroba yang dapat merusak dan menurunkan mutu produk.
  3. Sebagai identitas produk, dalam hal ini kemasan dapat digunakan sebagai alat komunikasi dan informasi kepada konsumen melalui label yang terdapat pada kemasan.
  4. Meningkatkan efisiensi, misalnya : memudahkan penghitungan (satu kemasan berisi 10, 1 lusin, 1 gross dan sebagainya), memudahkan pengiriman dan penyimpanan. Hal ini penting dalam dunia perdagangan
  5. Melindungi pengaruh buruk dari luarMelindungi pengaruh buruk dari produk di dalamnya, misalnya jika produk yang dikemas berupa produk yang berbau tajam, atau produk berbahaya seperti air keras, gas beracun dan produk yang dapat menularkan warna, maka dengan mengemas produk ini dapat melindungi produk-produk lain di sekitarnya.
  6. Memperluas pemakaian dan pemasaran produk, misalnya penjualan kecap dan syrup mengalami peningkatan sebagai akibat dari penggunaan kemasan botol plastik.
  7. Menambah daya tarik calon pembeli
  8. Sarana informasi dan iklan
  9. Memberi kenyamanan bagi pemakai.

C. KLASIFIKASI KEMASAN
Kemasan dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa cara yaitu :
C.1. Klasifikasi kemasan berdasarkan frekwensi pemakaian :
a)      Kemasan sekali pakai (disposable) , yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah dipakai. Contoh bungkus plastik untuk es, permen, bungkus dari daun-daunan, karton dus minuman sari buah, kaleng hermetis.
b)      Kemasan yang dapat dipakai berulangkali (multitrip), contoh : botol minuman, botol kecap, botol sirup. Penggunaan kemasan secara berulang berhubungan dengan tingkat kontaminasi, sehingga kebersihannya harus diperhatikan.
c)      Kemasan atau wadah yang tidak dibuang atau dikembalikan oleh konsumen (semi disposable), tapi digunakan untuk kepentingan lain oleh konsumen, misalnya botol untuk tempat air minum dirumah, kaleng susu untuk tempat gula, kaleng biskuit untuk tempat kerupuk, wadah jam untuk merica dan lainlain. Penggunaan kemasan untuk kepentingan lain ini berhubungan dengan tingkat toksikasi.

C.2. Klasifikasi kemasan berdasarkan struktur sistem kemas (kontak produk dengan
kemasan) :
a)      Kemasan primer, yaitu kemasan yang langsung mewadahi atau membungkus bahan pangan. Misalnya kaleng susu, botol minuman, bungkus tempe.
b)      Kemasan sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok-kelompok kemasan lain. Misalnya kotak karton untuk wadah susu dalam kaleng, kotak kayu untuk buah yang dibungkus, keranjang tempe dan sebagainya.
c)      Kemasar tersier, kuartener yaitu kemasan untuk mengemas setelah kemasan primer, sekunder atau tersier. Kemasan ini digunakan untuk pelindung selama pengangkutan. Misalnya jeruk yang sudah dibungkus, dimasukkan ke dalam kardus kemudian dimasukkan ke dalam kotak dan setelah itu ke dalam peti kemas.

C.3. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat kekauan bahan kemasan :
a)      Kemasan fleksibel yaitu bahan kemasan yang mudah dilenturkan tanpa adanya retak atau patah. Misalnya plastik, kertas dan foil.
b)      Kemasan kaku yaitu bahan kemas yang bersifat keras, kaku, tidak tahan lenturan, patah bila dibengkokkan relatif lebih tebal dari kemasan fleksibel. Misalnya kayu, gelas dan logam.
c)      Kemasan semi kaku/semi fleksibel yaitu bahan kemas yan memiliki sifat-sifat antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku. Misalnya botol plastik (susu, kecap, saus), dan wadah bahan yang berbentuk pasta.

C. 4. Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat perlindungan terhadap lingkungan :
a)      Kemasan hermetis (tahan uap dan gas) yaitu kemasan yang secara sempurna tidak dapat dilalui oleh gas, udara atau uap air sehingga selama masih hermetis wadah ini tidak dapat dilalui oleh bakteri, kapang, ragi dan debu. Misalnya kaleng, botol gelas yang ditutup secara hermetis. Kemasan hermetis dapat juga memberikan bau dari wadah itu sendiri, misalnya kaleng yang tidak berenamel.
b)      Kemasan tahan cahaya yaitu wadah yang tidak bersifat transparan, misalnya kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk bahan pangan yang mengandung lemak dan vitamin yang tinggi, serta makanan hasil fermentasi, karena cahaya dapat mengaktifkan reaksi kimia dan aktivitas enzim.
c)      Kemasan tahan suhu tinggi, yaitu kemasan untuk bahan yang memerlukan proses pemanasan, pasteurisasi dan sterilisasi. Umumnya terbuat dari logam dan gelas.

C. 5. Klasifikasi kemasan berdasarkan tingkat kesiapan pakai (perakitan) :
a.       Wadah siap pakai yaitu bahan kemasan yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna. Contoh : botol, wadah kaleng dan sebagainya.
b.      Wadah siap dirakit / wadah lipatan yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum diisi. Misalnya kaleng dalam bentuk lembaran (flat) dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik. Keuntungan penggunaan wadah siap dirakit ini adalah penghematan ruang dan kebebasan dalam menentukan ukuran.

D. JENIS-JENIS KEMASAN UNTUK BAHAN PANGAN
Berdasarkan bahan dasar pembuatannya maka jenis kemasan pangan yang tersedia saat ini adalah kemasan kertas, gelas, kaleng/logam, plastik dan kemasan komposit atau kemasan yang merupakan gabungan dari beberapa jenis bahan kemasan, misalnya gabungan antara kertas dan plastik atau plastik, kertas dan logam. Masing-masing jenis bahan kemasan ini mempunyai karakteristik tersendiri, dan ini menjadi dasar untuk pemilihan jenis kemasan yang sesuai untuk produk pangan. Karakteristik dari berbagai jenis bahan kemasan adalah sebagai berikut :
1. Kemasan Kertas
- tidak mudah robek
- tidak dapat untuk produk cair
- tidak dapat dipanaskan
- fleksibel
2. Kemasan Gelas
- berat
- mudah pecah
- mahal
- non biodegradable
- dapat dipanaskan
- transparan/translusid
- bentuk tetap (rigid)
- proses massal (padat/cair)
- dapat didaur ulang
3. Kemasan logam (kaleng)
- bentuk tetap
- ringan
- dapat dipanaskan
- proses massal (bahan padat atau cair)
- tidak transparan
- dapat bermigrasi ke dalam makanan yang dikemas
- non biodegradable
- tidak dapat didaur ulang
4. Kemasan plastik
- bentuk fleksibel
- transparan
- mudah pecah
- non biodegradable
- ada yang tahan panas
- monomernya dapat mengkontaminasi produk
5. Komposit (kertas/plastik)
- lebih kuat
- tidak transparan
- proses massal
- pengisian aseptis
- khusus cairan
- non biodegradable

Selain jenis-jenis kemasan di atas saat ini juga dikenal kemasan edible dan kemasan biodegradable. Kemasan edible adalah kemasan yang dapat dimakan karena terbuat dari bahan-bahan yang dapat dimakan seperti pati, protein atau lemak, sedangkan kemasan biodegradable adalah kemasan yang jika dibuang dapat didegradasi melalui proses fotokimia atau dengan menggunakan mikroba penghancur. Saat ini penggunaan plastik sebagai bahan pengemas menghadapi berbagai persoalan lingkungan, yaitu tidak dapat didaur ulang dan tidak dapat diuraikan secara alami oleh mikroba di dalam tanah, sehingga terjadi penumpukan sampah palstik yang menyebabkan pencemaran dan kerusakan bagi lingkungan. Kelemahan lain adalah bahan utama pembuat plastik yang berasal dari minyak bumi, yang keberadaannya semakin menipis dan tidak dapat diperbaharui. Seiring dengan kesadaran manusia akan persoalan ini, maka penelitian bahan kemasan diarahkan pada bahan-bahan organik, yang dapat dihancurkan secara alami dan mudah diperoleh. Kemasan ini disebut dengan kemasan masa depan (future packaging). Sifat-sifat kemasan masa depan diharapkan mempunyai bentuk yang fleksibel namun kuat, transparan, tidak berbau, tidak mengkontaminasi bahan yang dikemas dan tidak beracun, tahan panas, biodegradable dan berasal dari bahan-bahan yang terbarukan. Bahan-bahan ini berupa bahan-bahan hasil pertanian seperti karbohidrat, protein dan lemak.
Pemilihan jenis kemasan yang sesuai untuk bahan pangan, harus mempertimbangkan syarat-syarat kemasan yang baik untuk produk tersebut, juga karakteristik produk yang akan dikemas. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu kemasan agar dapat berfungsi dengan baik adalah :
1. Harus dapat melindungi produk dari kotoran dan kontaminasi sehingga produk tetap bersih.
2.Harus dapat melindungi dari kerusakan fisik, perubahan kadar air , gas, dan penyinaran (cahaya).
3.Mudah untuk dibuka/ditutup, mudah ditangani serta mudah dalam pengangkutan dan distribusi.
4.Efisien dan ekonomis khususnya selama proses pengisian produk ke dalam kemasan.
5.Harus mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma atau standar yang ada, mudah dibuang dan mudah dibentuk atau dicetak.
6.Dapat menunjukkan identitas, informasi dan penampilan produk yang jelas agar dapat membantu promosi atau penjualan

Pemilihan jenis kemasan untuk produk pangan ini lebih banyak ditentukan oleh preferensi konsumen yang semakin tinggi tuntutannya. Misalnya kemasan kecap yang tersedia di pasar adalah kemasan botol gelas, botol plastik dan kemasan sachet, atau minuman juice buah yang tersedia dalam kemasan karton laminasi atau gelas palstik, sehingga konsumen bebas memilih kemasan mana yang sesuai untuknya, dan masingmasing jenis kemasan mempunyai konsumen tersendiri. Tingginya tuntutan konsumen terhadap produk pangan termasuk jenis kemasannya ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
a.       Faktor Demografi (umur), dengan adanya program pengaturan kelahiran dan dengan semakin baiknya tingkat kesehatan maka maka laju pertambahan penduduk semakin kecil tetapi jumlah penduduk yang mencapai usia tua semakin banyak. Hal ini mempengaruhi perubahan permintaan akan pangan.
b.      Pendidikan yang semakin meningkat, termasuk meningkatnya jumlah wanita yang mencapai tingkat pendidikan tinggi (universitas), menyebabkan tuntutan akan produk pangan yang berkualitas semakin meningkat.
c.       Imigrasi dari satu negara ke negara lain akan mempengaruhi permintaan pangan di negara yang dimasuki. Misalnya migrasi kulit hitam ari Afrika dan Asia ke Eropa atau Amerika mempengaruhi jenis produk pangan di Eropa dan Amerika.
d.      Pola konsumsi di tiap negara, misalnya konsumsi daging sapi di Amerika lebih tinggi daripada di negara-negara Asia.
e.       Kehidupan pribadi (lifestyle). Saat ini jumlah wanita yang bekerja sudah lebih banyak, sehingga kebutuhan akan makanan siap saji semakin tinggi, dan ini berkembang ke arah tuntutan bagaimana menemukan kemasan yang langsung dapat dimasukkan ke oven tanpa harus memindahkan ke wadah lain, serta permintaan akan single serve packagingjuga menjadi meningkat karena dianggap lebih praktis.

Pemanfaatan Ammonium Sulfat Dalam Berbagai Bidang








Ammonium sulfat  (NH4)2SO4, adalah garam anorganik yang mengandung 21% nitrogen sebagai kation ammonium, dan 24% sulfur sebagai anion sulfat. Ammonium sulfat  sering disebut juga dengan ZA singkatan dari istilah bahasa Belanda, zwavelzure ammoniak. Ammonium sulfat   atau ZA umumnya digunakan sebagai bahan pupuk tanaman untuk menambah kadar nitrogen pada tanah. Ammonium sulfat  atau ZA memiliki wujud butiran kristal mirip garam dapur dan terasa sedikit asin.
Ammonium sulfat memiliki sifat-sifat antara lain:
  • Rumus molekul: (NH4)2SO4
  • Berat molekul: 132,14 gr/mol
  • Penampilan: Granula higroskopik putih halus atau Kristal
  • Densitas: 1,769 gr/cm3 (pada 20 oC)
  • Titik leleh: 235-280 °C; 508-553 K; 455-536 °F (terurai)
  • Kelarutan dalam air: 70,6 g/100 mL (0 °C);74,4 g/100 mL (pada 20 °C); 103,8 g/100 mL (pada 100 °C).
  • Kelarutan dalam pelarut lain: Tidak larut dalam aseton, alcohol dan eter.
  • Kelembaban relative kritis: 79,2% (30 °C)
Bahaya ammonium sulfat tidak tercantum dalam indeks Uni Eropa. Ammonium sulfat tidak terbakar, namun ia memiliki LD50 2840 mg/kg (tikus, melalui mulut).
Senyawa-senyawa terkait Ammonium sulfat, untuk anion lain: ammonium tiosulfat, ammonium sulfit, ammonium bisulfit, dan ammonium persulfat. Yang terkait dengan kation: Natrium sulfat dan Kalium sulfat, sedangkan sentawa terkait ialah ammonium besi (II) sulfat.
Kegunaan Ammonium Sulfat
Kegunaan utama ammonium sulfat ialah sebagai pupuk untuk tanah basa (alkalis). Dalam tanah ion ammonium dilepaskan dan membentuk sejumlah kecil asam, yang menurunkan pH keseimbangan tanah, sambil berkontribusi menyumbang nitrogen esensial untuk pertumbuhan tanaman. Kerugian utama atas penggunaan ammonium sulfat ialah kandungan nitrogennya yang relatif rendah dibandingkan ammonium nitrat, yang meningkatkan biaya transportasi.
Ammonium sulfat juga digunakan sebagai adjuvant semprot pertanian untuk inseksitisida, herbisida, dan fungisida yang larut dalam air. Di sana ammonium sulfat berfungsi untuk mengikat kation-kation besi dan kalsium yang ada baik dalam air maupun dalam sel. Ammonium sulfat terutama efektif sebagai adjuvant untuk herbisida 2,4-D (amina), glyphosate, dan glufosinate.
Penggunaan di Laboratorium
Dalam biokimia, pengendapan ammonium sulfat ialah suatu cara biasa untuk memurnikan protein melalui pengendapan selektif; Ammonium sulfat sangat larut dalam air dan dapat membuat larutan sangat pekat, yang dapat membuat protein mengalami “salt out”, yang menyebabkan pengendapan pada konsentrasi tertentu. Ini memberikan sesuatu yang berarti dan sederhana untuk memfraksinasikan campuran protein kompleks. Ammonium sulfat juga tercantum sebagai bahan racikan untuk banyak vaksin Amerika Serikat setiap Pusat untuk Pengawasan Penyakit.
Aditif Makanan
Sebagai aditif makanan, ammonium sulfat dianggap secara umum diakui karena aman (generally recognized as safe, disingkat GRAS) oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), dan di Uni Eropa ammonium sulfat dirancang dengan istilah “E number” E517. Ammonium sulfat digunakan sebagai pengatur keasaman dalam tepung dan roti. Namun, ammonium sulfat yang digunakan untuk tujuan tersebut adalah yang dikhususkan untuk produk makanan (food grade).
Kegunaan Lain
Ammonium sulfat digunakan pada skala kecil dalam pembuatan garam-garam ammonium lain, khususnya ammonium persulfat. Larutan ammonium sulfat jenuh dalam air berat (2H2O) digunakan sebagai standar eksternal dalam spektroskopi NMR sulfur (33S) dengan bilangan pengganti (shift value) 0 ppm. Ammonium sulfat juga telah digunakan dalam komposisi  zat pemadam api (flame retardant) yang berfungsi banyak layaknya diammonium fosfat. Sebagai zat pemadam api, ammonium sulfat menurunkan suhu pembakaran bahan, yang menurunkan laju kehilangan berat maksimum, dan menyebabkan meningkatnya produksi residu atau arang. Keberhasilan zat pemadam ini dapat ditambahkan dengan mencampurkan ammonium sulfat dengan ammonium sulfamat.
Ammonium sulfat telah digunakan sebagai bahan pengawet kayu, tetapi karena sifat higroskopiknya, penggunaan ini telah dihentikan secara luas disebabkan terkait dengan masalah-masalah korosi logam yang lebih cepat, ketidakstabilan dimesional, dan  penyelesaian yang gagal.
Sifat-sifat Ammonium Sulfat
Ammonium sulfat menjadi ferroelektrik pada suhu di bawah -49,5 °C. Pada suhu kamar ammonium sulfat mengkristal dalam sistem ortorombik, dengan ukuran sel a = 7,729 Ã…, b = 10,560 Ã…, c = 5,951 Ã…. Bila didinginkan ke dalam keadaan ferroelektrik, simetri kristalnya berubah menjadi gugus ruang Pna21.
Reaksi Kimia
Ammonium sulfat terurai pada pemanasan di atas 250 °C, pertama membentuk ammonium bisulfat. Pemanas-an pada suhu yang lebih tinggi menyebabkan dekomposisi menjadi ammonia, nitrogen, sulfur dioksida, dan air. Sebagai garam dari asam kuat (H2SO4) dan basa lemah (NH3), larutannya bersifat asam; pH dari larutan 0,1 M adalah  5,5. Dalam larutan berair reaksinya berupa ion-ion NH4+ dan SO4−2. Sebagai contoh, penambahan barium klorida, akan mengendapkan barium sulfat. Filtratnya pada penguapan menghasilkan ammonium klorida.
Ammonium sulfat membentuk banyak garam rangkap (ammonium logam sulfat) ketika larutannya dicampur dengan larutan ekuimolar dari logam sulfat dan larutannya adalah diuapkan secara lambat. Dengan ion logam trivalen (bervalensi-tiga), alum seperti ferri ammonium sulfat terbentuk. Sulfat logam rangkap meliputi ammonium kobalto sulfat, ferro diammonium sulfat, ammonium nikel sulfat yang dikenal sebagai garam Tutton dan ammonium seri sulfat. Ammonium sulfat rangkap anhidrat juga terjadi dalam keluarga Langbeinit.
Sumber : https://id.wikipedia.org/https://wawasanilmukimia.wordpress.com

Peluang Bisnis Tempe Dan Teknik Produksinya









Agrotekno
087875885444
Jual Ragi Tempe


Tempe adalah merupakan salah satu produk olahan kedelai yang sudah popular sejak zaman dahulu dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Tempe merupakan makanan tradisional warisan nenek moyang bangsa Indonesia. Kini, produk tempe sangat populer hingga ke luar negeri dan telah dikembangkan di sana seperti di Hongkong, Arab, Jepang dan lain-lain. Ternyata, orang luar negeri juga sangat menyukai tempe.  Tempe umumnya diolah menjadi masakan untuk sayur mayur, lauk-pauk, keripik, dan lain-lain. Rasa nya yang nikmat gurih dan bergizi tinggi sangat digemari banyak kalangan. Selain itu, tempe merupakan produk bergizi tinggi yang harganya terjangkau dibandingkan dengan harga daging yang jauh lebih mahal. Tempe seakan menjadi makanan yang merakyat namun juga berkelas karena rasanya nikmat dan gizinya tinggi. Di Indonesia, produsen tempe umumnya skala home industri dan hampir tersebar di semua daerah. Teknologi nya yang sederhana, dan investasi nya juga relatif rendah, sehingga industri tempe banyak digeluti oleh pengusaha bermodal pas-pasan. Namun, hasilnya cukup lumayan, karena pasarnya juga luas dan labanya juga menarik, sehingga industri tempe mampu eksis sepanjang jaman.
Harga kedelai yang fluktuasi karena terpengaruh oleh pasar kedelai internasional, serin kali dikeluhkan oleh para produsen tempe. Hal ini disebabkan oleh ketergantungan bangsa kita terhadap kedelai impor, disebabkan oleh rendahnya produksi kedelai dalam negeri. Sangat disayangkan memang, bangsa kita yang memiliki lahan pertanian sangat luas, subur dan jumlah penduduk yang berlimpah, kenapa masih mengimpor kedelai dan bahan-bahan pertanian lainnya dari negara lain. Pada saat harga kedelai melambung tinggi, banyak produsen tempe yang berhenti beroperasi atau melakukan substitusi kedelai dengan bahan lain seperti jagung. Indonesia perlu mengembangkan kedelai baik kedelai hitam atau putih, karena kebutuhan komoditi kedelai oleh konsumen rumah tangga dan industri cukup tinggi.
Industri tempe sangat layak untuk dilestarikan, karena menjadi peluang usaha bagi usaha kecil menengah, memberikan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan bagi masyarakat. Selain itu, pengembangan industri tempe juga merupakan upaya untuk memberikan pemenuhan gizi bagi masyarakat. Kesinambungan industri tempe sangat ditentukan oleh ketersediaan bahan baku kedelai dan dukungan modal bagi UKM. Produk tempe dapat dikembangan menjadi produk olahan yang memiliki nilai jual lebih tinggi seperti keripik tempe yang sudah sangat populer. Keripik tempe memiliki daya simpan yang lama sehingga pasarnya lebih luas.
Untuk berwirausaha tempe tentu dibutuhkan keuletan dalam hal memasarkan dan teknik produksinya. Pemasaran tempe umumnya dijual di warung-warung makan, restoran, warung sayuran, supermarket, atau di pasar. Teknik produksi relatif mudah, dan membutuhkan alat yang sederhana seperti nyiru, ember, mesin pengupas, mesin kemasan, plastik, rak fermentasi. Bahan baku yang digunakan adalah kedelai murni atau ditambahkan dengan jagung, atau kacang-kacangan lainnya seperti koro, dan lain-lain. Untuk fermentasi tempe dapat menggunakan kapang Rhizopus oligosporus, Rhizopus oryzae, Rhizopus  stolonifer. Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Tempe kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi. Berbagai macam kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat, seperti antibiotika untuk menyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit degeneratif. Proses fermentasi berlangsung kurang lebih 2 hari yang ditandai tumbuhnya miselia kapang yang merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang memadat. Degradasi komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe memiliki rasa dan aroma khas. Untuk memproduksi tempe dibutuhkan alat dan bahan sebagai berikut:

a. Bahan Pembuatan Tempe:
1. Kedelai Putih 10 Kg
2. Bibit tempe/Ragi Tempe 10gr
3. Air bersih

b. Alat-alat Pembuatan Tempe:
1. Panci
2. Kompor
3. Tampah 2 buah
4. Ember Plastik
5. Plastik Pembungkus
6. Kertas dan daun pisang

c. Proses Pembuatan Tempe Kedelai :
1. Sortasi kedelai dari bahan-bahan yang tidak berguna seperti daun, batang, pasir dan lain-lain.
2.Rendam kedelai 5-8 jam, dan buang airnya.
3.Rebus kedelai hingga mendidih, buang airnya.
4. diremas-remas untuk menghilangkan kulitnya dan agar kedelai terbelah, namun tidak hancur., sambil dicuci dengan air yang mengalir untuk menghilangkan lendirnya. Proses ini dapat dilakuakan dengan menggunakan mesin atau secara manual.
5. Kedelai yang telah dicuci bersih tersebut, kemudian dikukus hingga tanak.
6. Tiriskan, setelah dingin lakukan inokulasi dengan ragi tempe (Rhyzopus oryzae), aduk hingga rata.
7. Pengemasan dengan menggunakan plastik, atau daun pisang. Jika menggunakan kemasan plastik, berikan ronggan udara dengan mencoblosi  permukaan kemasan plastik secara merata dengan menggunakan batang bambu ukuran o, 1 cm yang diruncingkan
8. Pemeraman dengan menggunakan rak selama kurang lebih 2 hari.
9. Pemanenan

Industri Tepung Mocaf Terus Berkembang



Jual Formula Tepung Mocaf (Bio-Mocaf)
087875885444

Mocaf (modified cassava flour) merupakan tepung singkong yang dimodifikasi sehingga memiliki tekstur lebih baik yaitu putih, tidak berbau singkong, lembut, dan memiliki daya kembang lebih baik dibandingkan tepung singkong yang tidak dimodifikasi. Proses modifikasi singkong dilakukan dengan teknik fermentasi secara biologis, enzimatis, atau kimiawi. Proses fermentasi tersebut mampu memecah pati yang merupakan molekul karbon rantai panjang menjadi molekul yang lebih sederhana, sehingga diperoleh tekstur tepung singkong yang lebih baik. Karakteristik tepung mocaf yang cukup bagus secara kualitas mampu menyubstitusi tepung terigu yang selama ini merupakan produk impor. Seiring berkembangnya industri berbasis tepung di Indonesia, maka kebutuhan tepung terigu juga meningkat. Selain itu pertumbuhan jumlah penduduk yang terus bertambah juga menjadi faktor semakin meningkatnya kebutuhan tepung terigu. Tingginya impor terigu, mampu menyedot devisa negara yang cukup besar. Oleh karena itu penting bagi bangsa Indonesia untuk mencari produk alternatif pengganti terigu. Mocaf merupakan solusi tepat untuk memenuhi kebutuhan tepung bagi industri dan rumah tangga, karena Indonesia memiliki potensi lahan yang luas dan varietas singkong yang beragam. Selain itu teknik produksi tepung mocaf juga relatif sederhana, sehingga dapat diaplikasi secara home industri.

Saat ini, industri tepung mocaf kian berkembang cukup pesat di Indonesia. Industri tepung mocaf harus didukung ketersediaan bahan baku yang melimpah, kontinue dan harga yang layak untuk industri tepung mocaf. Beberapa daerah memiliki produksi singkong masih fluktuasi dan harganya juga fluktuasi. Hal ini mempengaruhi harga jual tepung mocaf itu sendiri, harga mocaf yang tinggi tentunya akan sulit bersaing dengan tepung terigu. Oleh karena itu perlu diupayakan pasokan singkong dengan kualitas yang bagus, harga terjangkau, dan kontinue. Selain itu, untuk industri mocaf skala besar dengan segmen pasar pabrik maka perlu dilakukan efesiensi yang dari berbagai aspek, baik teknis, managemen dan pemasaran. Dengan strategi tersebut maka industri tepung mocaf mampu bersaing dengan terigu impor.


Untuk berbisnis tepung mocaf, maka penting sekali menguasai teknik produksi tepung mocaf. Proses produksi tepung mocaf relatif mudah, sederhana,  dan tidak memerlukan teknologi yang tinggi. Sehingga, bagi para pemula yang ingin menerjuni bisnis ini tidak memerlukan proses belajar lama. Usaha produksi tepung mocaf juga dapat dimulai dari skala home industri dengan investasi yang tidak terlalu tinggi. Secara umum, alat yang dibutuhkan untuk memproduksi tepung mocaf adalah; alat pengupas dapat menggunakan pisau, mesin slicer/pemotong, mesin penepung, mesin ayakan, dan alat pengemas. Kita dapat memulai usaha ini hanya dapat bermodal mesin penepung, sedangkan alat yang lain dilakukan secara manual. Mesin pemotong dapat diganti dengan menggunakan pisau atau alat semi mekanis, mesin ayakan dapat diganti dengan menggunakan ayakan terbuat dari kain kelambu yang halus. Hal ini dilakukan jika memang kondisi keuangan kita sangat terbatas. Memang untuk memproduksi tepung mocaf dengan skala besar tentu membutuhkan infestasi yang besar.  

Prinsip pembuatan tepung mocaf adalah dengan memodifikasi sel singkong dengan cara fermentasi, sehingga menyebabkan perubahan karakteristik yang dihasilkan berupa naiknya viskositas (daya rekat), kemampuan gelasi, daya rehidrasi, dan solubility (kemampuan melarut) sehingga memiliki tekstur yang lebih baik dibandingkan dengan tepung tapioka atau tepung singkong biasa. Alur proses produksi tepung mocaf (modified cassava flour) adalah sebagai berikut:
  1. Sortasi Dan Penimbangan.
Sebelum singkong diproses, disortasi terlebih dahulu untuk memisahkan singkong yang rusak dan tidak memenuhi standar mutu, kemudian setelah itu dilakukan penimbangan agar dapat diketahui berat kotor dan berat bersih sehingga dapat dianalisis total produk jadi dan dapat dihitung tingkat kegagalan.
  1. Pengupasan.
Pengupasan kulit singkong dapat dengan menggunakan pisau. Singkong yang telah dikupas sebaiknya ditampung dalam bak atau ember yang berisi air sehingga tidak menyebabkan timbulnya warna kecoklatan dan sekaligus menghilangkan asam sianida (HCN).

  1. Pencucian
Setelah dikupas, kemudian singkong dicuci dengan menggunakan air bersih. Hindari penggunaan air yang mengandung kaporit atau terkontaminasi bahan kimia. Penggunaan air yang mengandung kaporit akan dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri fermentasi terhambat.

  1. Slicing / chiping (pemotongan).
Singkong yang telah dicuci bersih kemudian dipotong-potong tipis-tipis berbentu chip berukuran kurang lebih 0.2- 0.3 cm. Pemotongan bisa secara manual dengan menggunakan pisau atau dengan menggunakan mesin slicing.

  1. Fermentasi / Perendaman.
Proses fermenasi chips singkong dilakukan dengan menggunakan drum plastik yang diisi air kemudian dilarutkan starter Bio-Mocaf. Perendaman chip singkong diupayakan sedemikian hingga seluruh chip singkong tertutup air. Proses perendaman dilakukan 30-48 jam. 


  1. Pencucian.
Setelah proses fermentasi selesai, kemudian dilakukan pencucian kembali untuk menghilangkan sifat asam pada chips singkong hingga tidak berasa dan tidak berbau. lebih cepat kering.
  1. Pengeringan / Penjemuran.
Setelah chips dicuci bersih, kemudian tiriskan dengan menggunakan penjemuran terbuat dari anyaman bambu/tampah, plat seng dengan ukuran bisa 120 cm x 60 cm, atau dapat dengan menggunakan terpal. Pengeringan bisa dilakukan dengan menggunakan energi matahari. Penjemuran dengan menggunakan terpal lebih praktis penanganannya jika terjadi hujan. Penjemuran dengan mengunakan nampan dari plat lebih cepat kering. Jika panas matahari normal maka penjemuran dapat dilakukan minimal 3 hari.

  1. Penepungan.
Setelah chips singkong betul-betul kering hingga mencapai kadar air maksimal 13%, selanjutnya dapat dilakukan proses penggilingan dengan menggunakan mesin penepung.

  1. Pengayakan
Pengayakan dilakukan untuk mengasilkan tepung mocaf yang lembut. Pengayakan dapat dilakukan secara manual menggunakan saringan atau dengan menggunakan mesin sehingga kapasitasnya lebih besar dan waktu yang digunakan lebih singkat dengan mesh 100-200.

  1. Pengemasan.
Setelah menjadi produk tepung kemudian dikemasi sesuai ukuran yang kita kehendaki. Jenis kemasan sesuai dengan tujuan pasar, kemasan plastik umumnya digunakan untuk produk eceran, sedangkan kemasan karung umumnya pemasaran ke industri atau pedagang besar.