Wednesday, November 2, 2016

Industri Tahu: Bisnis Modal Kecil Dan Tahan Banting



A. Potensi Pasar Produk Tahu
Tahu merupakan produk makanan berbahan baku kedelai yang sudah dikenal sejak lama di Indonesia. Berbeda dengan tempe yang merupakan makanan asli Indonesia, tahu merupakan produk makanan asal China. Sebagaimana produk tempe, tahu juga banyak digemari oleh masyarakat Indonesia karena memiliki cita rasa yang nikmat, bergizi tinggi dan harganya juga terjangkau. Di Indonesia, tahu sudah menjadi makanan yang sangat familier dikonsumsi oleh masyaratkat kelas bawah maupun kelas atas. Tahu sudah menjadi masakan yang sangat familier banyak dijumpai di warung-warung sekelas warteg hingga restoran papan atas. Selain sebagai menu masakan lauk pauk, tahu telah diolah menjadi berbagai aneka produk makanan khas seperti; tahu bakso, siomay, tahu goreng, tahu gejrot, gado-gado dan aneka camilan seperti keripik tahu dan lain-lain. Hal ini menunjukan bahwa tahu memiliki pangsa pasar  yang luas.
Tahu merupakan produk makanan yang mudah rusak karena memiliki kadar air dan protein tinggi merupakan media tumbuh yang potensial bagi mikroorganisme pembusuk. Produk tahu memiliki umur simpan yang singkat 2-3 hari, hal ini menjadi faktor kendala untuk mencapai pasar yang lebih luas. Umumnya para pengrajin tahu berproduksi dalam skala home industri dengan kapasitas produksi sesuai kemampuan memasarkan hasil produksinya.
Untuk meningkatkan daya tahan tahu, umumnya para pengrajin tahu mencampurkan bahan pengawet. Namun, untuk mengawetkan tahu sebaiknya dilakukan dengan bahan-bahan yang aman tidak menimbulkan penyakit atau kematian terhadap konsumen. Penggunaan bahan-bahan berbahaya seperti formalin harus dihindari. Tahu yang telah direndam dengan formalin teksturnya menjadi kompak dan keras dan kadar airnya lebih sedikit. Tahu yang memiliki kualitas baik adalah memiliki warna cerah dan bersih, tidak keras, tidak berbau, menggunakan pewarna alami seperti kunyit. Pengawetan tahu yang aman dan murah dapat dilakukan dengan menggunakan bahan kalium sorbat. Tahu yang direndam dalam larutan air mendidih yang dicampur kalium sorbat 0,3%, memiliki  umur simpan seminggu dalam suhu kamar. Cara lain yang umumnya digunakan oleh para pengrajin tahu adalah dengan merendam dalam larutan kunyit yang telah disaring dan ditambahkan air jeruk nipis yang dipanaskan hingga mendidih. Cara ini dapat mengawetkan tahu selama 3 hari.
Industri tahu umumnya merupakan industri skala rumahan dengan jumlah tenaga kerja sedikit kurang lebih 2-6 orang dan investasi yang diperlukan tidak terlalu besar. Teknologi proses pada industri tahu sederhana dan mudah dipelajari sehingga industri tahu dapat dijalankan oleh siapa saja. Industri tahu juga tidak memerlukan tempat produksi yang luas dan dapat dijalankan di area perkampungan maupun perkotaan asalkan limbahnya dapat tertangani dengan baik dan tidak mengganggu lingkungan. Industri tahu menghasilkan limbah ampas tahu dan limbah cair tidak berbahaya, namun jika pengelolaannya tidak baik dibuang begitu saja ke lingkungan dapat mengganggu kenyamanan lingkungan.

B. Teknik Produksi
            Proses produksi tahu relatif mudah dan sederhana serta tidak membutuhkan investasi yang tinggi. Secara umum proses produksi tahu hampir sama, hanya saja ada yang menggunakan bahan kimia untuk penggumpal dan ada yang alami. Prinsip dasar pembuatan tahu adalah; sortasi, perendaman, penggilingan dan pengenceran, perebusan, penyaringan, penggumpalan, pencetakan, pengirisan, pengemasan.
a. Bahan
1) Kedelai 50 kg per hari
2) Air
b. Alat
1) Ember besar
2) Tampah (nyiru)
3) Kain Saring
4) Kayu pengaduk
5) Cetakan Terbuat dari papan kayu
6) Keranjang
7) Tungku perebusan dari semen yang dilapisi stainless
8). Mesin gilingan

            Setelah alat dan bahan disiapkan, maka proses produksi dapat dilakukan. Langkah-langkah proses produksi tahu adalah sebagai berikut:
1. Penyortiran
            Penyortiran kedelai dilakukan untuk menghilangkan kotoran-kotoran seperti batuan-batuan kecil, daun-daun atau batang tanaman yang terbawa pada kedelai, atau kedelai yang cacat, sehingga hanya kedelai yang memiliki kualitas bagus saja yang digunakan untuk proses pembuatan tahu.
2. Perendaman
Setelah didapatkan kedelai disortasi, kemudian direndam dengan menggunakan air bersih selama kurang lebih 8 jam. Pada saat perendaman hindaran terkena oleh bahan kimia seperti sabun, air yang mengandung kaporit, terkena garam, atau minyak.
3. Pencucian
            Setelah direndam, kedelai yang sudah mengembang dan lunak kemudian dicuci bersih dengan menggunakan air sumur, sebaiknya dicuci pada air yang mengalir agar lendirnya terbawa sehingga kedelai lebih bersih. Pencucian bertujuan untuk menghilangkan lendir dan sifat asam. 4.Penggilingan.
Kedelai yang telah dicuci kemudian digiling dengan menggunakan mesin dan sambil ditambahkan air sedikit demi sedikit hingga dihasilkan bubur kedelai yang berwarna putih. Bubur kedelai ini siap untuk direbus. Dengan menggunakan ember, bubur kedelai tersebut dituangkan ke dalam bak perebusan.
5. Perebusan
            Perebusan dilakukan dengan menggunakan bak terbuat dari semen yang di dalamnya dilapisi bahan stainless dengan diameter 1 m dan tinggi kurang lebih 1,2 m. Bak perebusan menggunakan bahan bakar kayu, sekam, atau sisa-sisa gergajian. Penggunakan bahan bakar tersebut lebih efesien dan lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan gas. Perebusan dilakukan selama kurang lebih 1 jam, selama perebusan lakukan pengadukan terus menerus.
6. Penyaringan
Setelah mendidih, larutan bubur kedelai  tersebut disaring dengan menggunakan kain kasa yang sangat halus, hasil endapannya ditampung dalam sebuah bak semen yang bagian dalamnya dilapisi bahan stainless. Lakukan pemerasan atau pengepresan sehingga sari kedelai dapat terpisahkan dengan optimal, kemudian pisahkan ampasnya. Sari kedelai yang telah tertampung kemudian tambahkan air, larutkan 3 ml asam cuka untuk 1 liter sari kedelai, sedikit demi sedikit sambil diaduk perlahan-lahan. Asam cuka kadar 70 -90% berfungsi membantu dalam penggumpalan sari kedelai.
7. Pencetakan
Setelah sari kedelai mengalami pengendapan dan menggumpal, langkah selanjutnya adalah melakukan pencetakan. Pencetakan dapat dilakukan dengan menggunakan cetakan yang terbuat dari kayu berukuran luasnya 40 x 40 cm2 tingginya kurang lebih 10 cm seperti pada gambar di bawah ini, pada tiap sisi cetakan dibuat lubang untuk pengeluaran air. Siapkan papan cetakan kosong dan bagian atas dilapisi kain halus dan tipis. Kemudian, sari kedelai dituangkan ke cetakan yang sudah dilapisi kain tipis tersebut, susun cetakan 2-5 unit, kemudian bagian atas nya ditutup dengan papan kayu, cetakan paling atas di beri pemberat dengan menggunakan ember yang diisi air.
8. Pemotongan
            Setelah sari kedelai dipres kurang lebih 15 menit, sehingga kadar airnya rendah maka dihasilkan tahu dalam bentuk lembaran sesuai dengan ukuran cetakannya. Tahu yang masih dalam lembaran tersebut pindahkan bersama papan cetakannya dan susun dengan rapi dalam ruang pemotongan. Pemotongan harus dilakukan segera, sehingga tahu tidak menjadi lembek dan basi. Tahu yang masih lembaran, berwarna putih tersebut dipotong-potong dengan menggunakan pisau stainlees yang tajam.
9. Pengukusan Tahu
Tahu yang telah dipotong-potong kemudian dikukus dengan menggunakan panci. Jika kita menghendaki tahu berwarna kuning, maka dapat dilakukan perebusan tahu yang sudah dipotong-potong dengan menambahkan bahan kunyit yang ditumbuk. Tahu tersebut akan berwarna kuning dan memiliki cita rasa khas lebih nikmat. Selain itu, tahu potongan yang masih mentah tersebut juga dapat digoreng dengan ditambahkan bumbu, kemudian direndam dalam air.
10. Pengemasan
            Tahu yang telah dikukus kurang lebih 15-20 menit kemudian dikemas dengan menggunakan plastik yang ditambah air agar tahu dapat bertahan kurang lebih 3-4 hari. Jika kita ingin memasarkan produk tahu ke supermarket dengan segmen pasar menengah ke atas, maka produk kita harus memiliki tampilan yang menarik selain cita rasanya enak.

C. Analisis Ekonomi
            Analisis ekonomi industri tahu pada buku ini menggunakan asumsi skala rumah tangga dengan kapasitas produksi 50 Kg per hari. Harga bahan baku kedelai yang digunakan Rp.6.000 per Kg. Jumlah tenaga kerja 4 orang. Pemasaran sudah berjalan dengan harga jual Rp.5000 per Kg tahu.
1). Perhitungan Biaya Produksi Per Tahun
a.      Biaya Tetap (Fixed Cost)
No
Biaya Tetap (Fixed Cost)
Jumlah
1
Gaji karyawan 12 bulan ( 12 x Rp.2.800.000,-)
Rp. 36.000.000
2
Sewa tempat
Rp.   2.000.000
3
Penyusutan alat (12 %)
Rp.      345.000

Total biaya tetap
Rp. 38.345.000

b.      Biaya Tidak Tetap (Variable Cost)                          
No
Biaya Tetap
Biaya Per Bulan
Biaya Per Tahun
1
Bahan baku kedelai 1300 Kg x Rp. 6000
Rp. 7.800.000
Rp. 93.600.000
2
Asam cuka @ Rp.12.500 x 20 liter
Rp.    250.000
Rp.   3.000.000
3
Bahan bakar kayu
Rp.    350.000
Rp.   4.250.000
4
Sarana Air
Rp.    100.000
Rp.    1.200.000
5
Sarana Listrik
Rp.    100.000
Rp.    1.200.000

Total Variable Cost
Rp.8.600.000
Rp.103.200.000
                                                                                               
Total Biaya Produksi per thn              = Biaya Tetap + Biaya Tidak Tetap
                                                              = Rp.141.545.000

2). Perhitungan Rugi Laba Per Tahun

No
Uraian
Per Bulan
Per Tahun
1
Hasil Penjualan @ Rp. 5000 per Kg x 3250 Kg per bulan
Rp.16.250.000
Rp. 195.000.000
2
Biaya Produksi
Rp.11.795.000
Rp.141.545.000

Penghasilan kotor (tanpa memperhitungkan pajak)
Rp.  4.454.500
Rp.  53.455.000


4). Perhitungan Batas Rugi / BEP dalam quantity produk
            = 16.372 Kg per tahun
            = 1.364 Kg per bulan
            = 545,6 Kg bahan baku per bulan
= 21 Kg bahan baku per hari

5). Gross Benefit Cost Ratio
=  BenefitCost  
= 1,38

D. Kesimpulan
Dari hasil analisis tersebut di atas didapatkan informasi diantaranya B/C = 1,38 menunjukan bahwa B/C > 1, sehingga dapat  disimpulkan industri tahu layak untuk dijalankan.

No comments:

Post a Comment